11 Tips Psikolog Unhas untuk Beradaptasi dengan Social Distancing

Kondisinya beda dengan meninggalkan rutinitas saat liburan

Makassar, IDN Times – Berbagai daerah di Indonesia kini sedang menerapkan pembatasan sosial atau social distancing untuk menekan penyebaran virus corona COVID-19. Masyarakat diimbau tinggal, bekerja dan belajar dari rumah, dan mengurangi aktivitias sosial.

Dosen Psikologi Universitas Hasanuddin (Unhas) Andi Juwita Amal mengatakan tidak gampang menjalani social distancing, karena kita mesti mengubah perilaku sosial. Aktivitas yang telah dilakukan bertahun-tahun, bahkan mungkin puluhan tahun, harus berubah mendadak atau tanpa persiapan sebelumnya.

“Ini berbeda dengan liburan. Biasanya, seseorang sudah merencanakan jauh-jauh hari sebelumnya jika ia akan meninggalkan rutinitas karena akan berlibur. Pembatasan sosial ini terjadi tanpa persiapan secara psikologis,” kata Juwita, melalui rilis pers Unhas yang diterima IDN Times di Makassar, Senin (23/3).

Baca Juga: 5 Cara Bijak Menghadapi Social Distancing, Jangan Baper Ya!

1. Social distancing menuntut adaptasi cepat

11 Tips Psikolog Unhas untuk Beradaptasi dengan Social DistancingUnsplash

Menurut Juwita, fase awal social distancing menuntut seseorang melakukan adaptasi cepat terhadap perubahan rutinitas. Sebab pembatasan sosial  mengubah semua kebiasaan yang telah dilalui dalam waktu lama.

“Seseorang butuh penyesuaian untuk berada di rumah selama 24 jam, melakukan pekerjaan dari rumah, dan juga terlibat dalam urusan-urusan rumah tangga yang selama ini kurang ia perhatikan,” ucap Juwita.

Lamanya fase penyesuaian bisa berbeda-beda bagi setiap orang. Ada yang butuh waktu dua sampai tiga hari, namun ada juga yang membutuhkan waktu lebih lama.

2. Social distancing lebih berat bagi orang yang tinggal sendiri

11 Tips Psikolog Unhas untuk Beradaptasi dengan Social Distancingintrovertdear.com

Juwita menerangkan bahwa berinteraksi dengan orang lain adalah kebutuhan dasar manusia. Itu sebabnya, pembatasan sosial jadi tantangan berat.

Bagi orang yang tinggal bersama keluarga, setidaknya ia masih punya teman bicara atau mitra untuk berinteraksi. Tantangan lebih berat dirasakan oleh seseorang yang tinggal sendiri.

“Kalau tinggal sendiri, bagaimana? Tentu ia menghadapi tantangan lebih besar.  Untuk itu dibutuhkan pendekatan khusus dalam mengisi masa-masa pembatasan sosial ini,”ujarnya.

3. Simak 11 tips yang bisa kamu terapkan agar social distancing terasa lebih ringan

11 Tips Psikolog Unhas untuk Beradaptasi dengan Social DistancingUnsplash

Agar bisa menghadapi tantangan social distancing, Juwita yang juga Sekretaris Himpunan Psikologi Seluruh Indonesia (HIMPSI) Wilayah Sulawesi Selatan membagikan sejumlah tips. Langkah ini bisa dilakukan setiap orang.

  1. Social distancing bukan berarti emotional distancing. Gunakan teknologi untuk bergaul. Sebaiknya, kurangi membahas situasi saat ini.
  2. Buat rutinititas baru, mulai menyusun jadwal harian untuk seminggu, atau selama waktu pembatasan sosial. Harap diingat bahwa ini bukan liburan, sehingga sedapat mungkin produktivitas dan pekerjaan dapat tetap berjalan.
  3. Lakukan aktivitas fisik yang menyegarkan tubuh, pikiran dan perasaan, sesuai dengan minat dan kesenangan (olah raga, memasak, mengurus taman, menata rumah, dan lain-lain).
  4. Perluas wawasan, tigkatkan kemampuan kognitif, bilsa dilakukan dengan baca buku, namun batasi penggunaan internet. Hal ini juga bermanfaatkan untuk mengalihkan fokus pada situasi krisis.
  5. Family time, adalah pilihan bagi yang tinggal bersama berkeluarga.  Saat ini, semua anggota keluarga berada di rumah, ini momen yang jarang terjadi. Manfaatkan untuk lebih banyak saling terhubung secara emosional.
  6. Lakukan me time, merupakan pilihan untuk yang tinggal sendiri.  Manfaatkan waktu untuk mengurus diri, memanjakan diri, dan menyenangkan diri sendiri.  Namun tetap diingat bahwa me time ini bukan isolasi diri.
  7. Beribadah dan mendekatkan diri pada sang pencipta.
  8. Lakukaan relaksasi. Bisa dengan melakukan yoga, atau mendengarkan musik, sesuai preferensi masing-masing.
  9. Lakukan hal menyenangkan yang masih dapat dilakukan, misalnya hobby.
  10. Batasi berita, baik dari televisi maupun internet. Hal ini penting untuk mencegah kekhawatiran berlebihan.
  11. Rajin mandi, hal ini dapat meningkatkan perasaan bersih, membuat diri lebih segar.

Baca Juga: Bikin Betah Pas Social Distancing, 8 Cara Menata Rumahmu Supaya Nyaman

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya