TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kata Pemain dan Suporter PSM Merespons Liga 1 Dilanjutkan Oktober 2020

Faktor kesehatan dan jadwal rupanya jadi sorotan utama

Para pemain PSM Makassar dalam sesi latihan bersama di Lapangan C Kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, pada Minggu (9/2/2020) sore. (Dok. PSM Makassar/Ahmad Alia)

Makassar, IDN Times - Keputusan PSSI dan PT. Liga Indonesia Baru yang melanjutkan Liga 1 musim 2020 pada bulan Oktober mendapat beragam respons dari sejumlah kalangan. Mulai dari pemain, tim pelatih, manajemen hingga suporter.

Beberapa tim peserta Liga 1 2020 bahkan segera menjalankan program latihan dalam waktu dekat. Beberapa di antaranya yakni Persib Bandung yang kembali berlatih bersama mulai Senin (6/7/2020) pekan depan dan Arema FC pada 15 Juli mendatang. Sebagai pendahuluan, skuad Pangeran Biru bahkan mengikuti swab test pada Jumat, 3 Juli lalu.

Di sisi lain, PSM Makassar turut menyambut positif keputusan tersebut. Namun, tim kepelatihan yang dipimpin oleh Bojan Hodak masih berembuk perihal kepastian kapan seluruh pemain Juku Eja kembali berkumpul.

Baca Juga: Parade Jersey PSM Makassar dari Masa ke Masa (1)

1. Rizky Pellu (kiri) rupanya sudah rindu tampil di lapangan hijau

ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Salah satu pemain PSM Makassar, Rizky Pellu, menyambut gembira kepastian melanjutkan Liga 1 2020. Sang gelandang enerjik rupanya sudah tak sabar kembali berlari dan menendang bola di lapangan.

"Pasti senang, ya. Hampir semua pemain sudah rindu mau tampil di lapangan," ujar sosok 28 tahun tersebut seperti dikutip dari situs resmi klub. Tiga bulan lebih tak bertanding rupanya membuat Rizky kangen dengan suasana ketatnya persaingan di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.

Perihal kesiapan kembali berlatih usai vakum cukup lama, pemilik nomor punggung 19 itu yakin masih dalam kondisi bugar berkat program latihan di rumah masing-masing.

"Saya tetap latihan sendiri. Kadang-kadang juga latihan sama pemain PSM lainnya. Lagi pula kami juga diberi program latihan oleh pelatih. Program itu yang kami jalankan selama libur. Insya Allah siap bertanding lagi," tukas Rizky.

2. Gelandang PSM lainnya, Rasyid Bakri tetap berharap pandemik segera berakhir

ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

Reaksi serupa juga datang dari Rasyid Bakri. Kendati demikian, sosok yang bisa dipanggil Daeng Naba ini berharap situasi bisa pulih seperti sedia kala agar ia dan rekan-rekan setim bisa bertanding tanpa rasa khawatir.

"Alhamdulillah saya senang, karena Liga 1 kembali dilanjutkan. Tapi saya selalu berharap agar pandemi COVID-19 ini segera berakhir," ungkap Rasyid saat dihubungi IDN Times pada hari Minggu (5/7/2020) sore.

Perihal potensi bakal melanjutkan musim 2020 dalam suasana new normal, gelandang 29 tahun ini mengaku hanya mengikuti keputusan dari otoritas terkait. "Kalau soal itu, saya ikut aturan pemerintah dan PSSI," jawab Rasyid singkat.

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pada pertengahan Juni lalu telah menerbitkan protokol kesehatan di masa new normal. Protokol tersebut terdiri dari tiga tahap yakni para olahragawan harus mengikuti swab test dan dinyatakan negatif, penerbitan izin kegiatan olahraga namun tanpa penonton, lalu kemudian penonton bisa diizinkan dengan kuota 30% dari kapasitas arena atau stadion.

Baca Juga: Dampak COVID-19, PSM Makassar Tambah Libur bagi Pemain

3. Namun, fakta bahwa kurva kasus positif nasional belum melandai jadi sumber kekhawatiran

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Meski demikian, beberapa pihak memandang rencana melanjutkan liga pada Oktober mendatang sebagai hal yang tak perlu. Menurut Aris Arifin, salah satu pegiat portal sepak bola Sulsel Pagolo.net, alasan situasi yang belum kondusif jadi faktor utama.

"Kalau saya pribadi, mending kompetisi tahun ini dihentikan saja. Lebih baik dimulai tahun depan saja. Karena kurva wabah corona juga belum ada tanda-tandanya mau turun," ucap Aris kepada IDN Times.

Jumlah kasus positif di wilayah tempat beberapa tim peserta Liga 1 bermarkas malah kian meningkat dari waktu ke waktu. Salah satu contohnya adalah Jawa Timur yang kini di peringkat pertama kasus terbanyak menggeser DKI Jakarta, dengan total 13.461 kasus menurut data pemerintah per Minggu (5/7/2020) sore.

Selain itu, waktu jadi masalah utama. Menyelesaikan sisa pertandingan 31 pekan sebelum musim berganti dinilai tidak ideal. "Kalau dipaksa kick off bulan Oktober, nanti terlalu mepet lagi dengan persiapan liga musim depan," lanjut Aris.

4. Tanpa penonton, hasrat khas dalam sepak bola disebut akan terkikis

Laga AFC Cup 2020 antara PSM Makassar vs Kaya FC, Selasa (10/3). Dok. AFC

Pandangan berbeda justru dikemukakan oleh pegiat literasi sepak bola lainnya, Imam Martono. Ia lebih sepakat dengan opsi Liga 1 tetap dilanjutkan sebagai opsi terbaik yang bisa diambil PSSI dan PT LIB. Hal-hal seperti kontrak dengan sponsor, agenda persiapan timnas, dan motivasi bertanding bisa dipertahankan.

"Kalau saya ditanya, lebih sepakat kalau liga dilanjut dengan opsi tetap ada degradasi. Karena kalau tidak ada, euforia nonton bola tak akan menjadi menarik karena semua klub tidak ada motivasi buat menang sebab merasa aman. Secara psikologi, rasa aman membuat orang cenderung tidak punya motivasi radikal (untuk berprestasi)," papar Imam.

Menyoal kompetisi di masa new normal yang tanpa penonton, Imam menyebut sudah pasti ada hasrat khas dalam sepak bola yang terkikis. Lantaran bal-balan sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat, termasuk di Indonesia dan Kota Makassar.

"Sepakbola, massa, dan kegilaan mereka yang ada di dalamnya adalah hal yang membuat olahraga ini memiliki irisan dengan ratusan juta bahkan miliaran umat manusia. Kita masih bisa mengklaim rasa bangga terhadap klub. Tapi akan ada sekat yang tidak bisa dihindari dalam kondisi yang non-kompromis (tidak mendukung)," tukasnya.

Baca Juga: Liga 1 Siap Bergulir Lagi, PSM Belum Tentukan Jadwal Latihan Pemain

Berita Terkini Lainnya