[UPDATE] 32 Pasien Corona Meninggal, Kasus di Sulsel Tak Tercatat
![[UPDATE] 32 Pasien Corona Meninggal, Kasus di Sulsel Tak Tercatat](https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20200318/antarafoto-perkembangan-penanganan-corona-di-indonesia-170320-app-5-b0001628ed34479ebd32c5c5aedbea0e_600x400.jpg)
Makassar, IDN Times – Pemerintah mengumumkan pembaruan atau update jumlah kasus virus corona COVID-19 di Indonesia, per Jumat (20/3). Hingga siang ini, jumlah pasien terinfeksi dikonfirmasi sebanyak 369 orang, atau bertambah 60 kasus dalam satu hari terakhir.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menyebutkan, dari Kamis (19/3) hingga Jumat siang terdapat 7 tambahan kasus pasien meninggal, sehingga jumlah total pasien meninggal jadi 32 orang. Di saat yang sama, ada tambahan 1 kasus pasien sembuh, sehingga sejauh ini total 17 pasien corona dinyatakan sembuh.
“Ini adalah catatan-catatan yang kita dapatkan dari keseluruhan pergerakan data di hari ini,” kata Yuri pada konferensi pers yang disiarkan dari Jakarta, Jumat (20/3) petang Wita.
Baca Juga: Satu Warga Sulsel Baru Ketahuan Positif Corona setelah Meninggal Dunia
1. Kasus kematian di Sulsel tak tercatat di data pemerintah pusat
Menurut data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang ditampilkan pada konferensi pers, jumlah kasus pasien corona meninggal per hari ini mencapai 32 orang. Jumlah terbanyak di Jakarta, yakni 18 kematian.
Data yang sama tidak menunjukkan kasus kematian di Sulawesi Selatan. Sebelumnya, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah pada Kamis (19/3) mengumumkan bahwa satu dari dua orang positif virus corona di wilayahnya telah meninggal. Pasien dengan identitas Kasus 285 itu meninggal pada Minggu (15/3), empat hari sebelum hasil pemeriksaan menyatakan dia positif.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel Ichsan Mustari mengatakan, data kematian pasien positif di daerahnya sudah dilaporkan kepada pemerintah pusat. Dia menduga laporan itu belum dimasukkan dalam pembaruan teranyar.
"Sudah dilaporkan, pusat belum update," kata Ichsan melalui pesan WhatsApp.
2. Hasil laboratorium langsung dikirimkan ke rumah sakit dan dinas kesehatan
Yuri mengatakan Kementerian Kesehatan terus memeriksa spesimen pasien suspect corona dari berbagai daerah di Indonesia. Begitu hasil laboratorium keluar, datanya langsung dikirimkan ke rumah sakit tempat pasien dirawat. Sehingga dokter penanggun jawab pasien bisa memberitahu kepada yang bersangkutan tentang penyakitnya.
Hasil lab juga diserahkan kepada dinas kesehatan setempat, untuk melihat identitas pasien secara lengkap. Dari identitas itu bisa dilakukan penelusuran riwayat kontak (contact tracing) jika pasien dinyatakan positif.
“Kita cari siapa saja yang pernah kontak dengan pasien, dan harus kita lakukan pemeriksaan. Upaya kita mencari, menemukan, dan mengisolasi kasus positif di masyarakat. Supaya tidak menyebar ke mana-mana,” Yuri menerangkan.
3. Social distancing jadi cara paling mudah mencegah penyebaran corona
Yuri mengatakan, masyarakat bisa ambil bagian dalam upaya mencegah penyebaran virus corona COVID-19. Cara yang paling mudah dan efektif adalah menjaga jarak atau membatasi interaksi social (social distancing).
“Ini cara yang paling efektif, paling mudah, semua bisa melaksanakan untuk mengurangi tularan dari orang sakit kepada kita. Jaga jarak dan tetap tenang,” ujar Yuri.
Berikut update data kasus terinfeksi virus corona per Jumat (20/3):
Bali: 4 kasus
Banten: 37 kasus
DI Yogyakarta: 4 kasus
DKI Jakarta: 215 kasus
Jawa Barat: 41 kasus
Jawa Tengah: 12 kasus
Jawa Timur: 15 kasus
Kalimantan Barat: 2 kasus
Kalimantan Timur: 10 kasus
Kalimantan Tengah: 2
Kepulauan Riau: 4 kasus
Sulawesi Utara: 1 kasus
Sumatera Utara: 2 kasus
Sulawesi Tenggara: 3 kasus
Sulawesi Selatan: 2 kasus
Lampung: 1 kasus
Riau: 1 kasus
Dalam investigasi: 13
Baca Juga: Dinkes Sulsel Tracing Riwayat Kontak 2 Pasien Positif Corona