Peluang IMUN di Pilkada Makassar: Perpaduan Klan Limpo-Nurdin Halid

Saling melengkapi tapi dibayangi isu dinasti politik

Makasssar, IDN Times - Klan politik Yasin Limpo kembali menunjukkan eksistensinya pada Pilkada Serentak 2020 di Sulawesi Selatan. Di Kota Makassar, ada Irman Yasin Limpo. Dia merupakan putra bungsu dari tokoh pejuang kemerdekaan Muhammad Yasin Limpo.

Di Pilkada Makassar 2018 lalu, pria yang akrab disapa None ini hanya menjadi penonton. Tapi kali ini, dia kembali memantapkan diri untuk maju dan berpasangan dengan Andi Zunnun Armin, putra politisi senior Golkar Nurdin Halid. Mereka dikenal dengan akronim IMUN (Irman Yasin Limpo-Andi Zunnun Armin).

Klan Limpo memang telah lama menempati berbagai jabatan politik dan birokrat di Sulsel. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, misalnya, pernah menjabat Gubernur Sulsel dua periode (2008-2018). Sedangkan None merupakan ASN di lingkup Pemprov Sulsel. Dia bahkan pernah menjadi Pelaksana Tugas Bupati Luwu Timur.

Pengamat Politik Universitas Hasanuddin Andi Ali Armunanto menilai, salah satu keuntungan dari pasangan IMUN ini ialah posisi Syahrul Yasin Limpo sebagai Mentan. Menurutnya, jabatan Syahrul akan kembali mengangkat citra Klan Limpo dan juga kembali memperkuat jejaring politk, baik di tingkat lokal maupun nasional.

"Ini akan menjadi kekuatan pendorong yang bisa mendongkrak elektabilitas, apalagi misalnya brand Yasin Limpo ini punya indeks tersendiri di mata pemilih. Dia punya pendukung loyal sendiri dan saya rasa itu sebuah modal awal," kata Ali kepada IDN Times, Minggu (20/9/2020).

1. Kedua klan saling melengkapi

Peluang IMUN di Pilkada Makassar: Perpaduan Klan Limpo-Nurdin HalidBapaslon Wali Kota Makassar Irman Yasin Limpo dan Andi Zunnun Armin saat berorasi pada acara deklarasi di CCC, Rabu (2/9/2020). IDN Times/Istimewa

Di sisi lain, ada keluarga Nurdin Halid yang juga termasuk salah satu klan politik terkuat di Sulsel. Namun baik klan Yasin Limpo maupun Nurdin Halid dinilai nyaris tak pernah harmonis walaupun sama-sama dibesarkan di Partai Golkar.

Perseteruan itu bisa dilihat pada Pilgub Sulsel 2018 lalu. Saat itu, Nurdin berhasil menghentikan keinginan almarhum Ichsan Yasin Limpo mengendarai Partai Golkar. Dia pun maju mengendarai partai berlambang beringin itu meskipun pada akhirnya harus kalah oleh gubernur terpilih Nurdin Abdullah. Demikian pula dengan Ichsan.

Tapi perseteruan dua klan ini tampaknya telah berakhir di Pilwali Makassar 2020 ini dengan berpasangannya None dengan Andi Zunnun. Kedua klan politik paling berpengaruh di Sulsel ini pun akhirnya bersatu.

Ali menilai bersatunya kedua klan politik ini tentu memberikan keuntungan tersendiri bagi bakal pasangan calon tersebut. Sebab keduanya sama-sama berpengaruh dan sama-sama telah memiliki jaringan politiknya masing-masing. Dia juga menilai pasangan IMUN diuntungkan dengan majunya Nurdin Halid di Pilgub Sulsel 2018 lalu. 

"Nurdin Halid juga masih punya sisa kekuatan politik atau jaringan-jaringan politik yang bisa dimanfaatkan kembali, khususnya di Makassar untuk mendorong ataupun memperkuat barisan-barisan tim pemenangan IMUN ini. Jadi saya rasa keduanya akan saling melengkapi," katanya.

2. Dihadapkan pada isu dinasti politik

Peluang IMUN di Pilkada Makassar: Perpaduan Klan Limpo-Nurdin HalidPaslon Irman Yasin Limpo-Andi Zunnun Armin saat mendaftar di KPU Makassar. IDN Times/Sahrul Ramadan

Di Pilwali Makassar 2020, IMUN akan berhadapan dengan tiga bapaslon lainnya yakni Moh Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi (Adama), Syamsu Rizal-Fadli Ananda (DILAN), dan Munafri Arifuddin-Abdul Rahman Bando (Appi-Rahman). Keempat bapaslon ini dinilai sama-sama kuat.

Namun menurut Ali, tantangan yang harus dihadapi pasangan IMUN dalam pesta demokrasi ini adalah perkawinan silang dua klan politik ini. Dia menyebut dinasti politik selalu menjadi hal yang disoroti ketika kontestasi pilkada berlangsung. 

Jadi bukan tidak mungkin kalau klan Yasin Limpo dan Nurdin Halid kembai menjadi sorotan. Apalagi keduanya termasuk klan politik paling berpengaruh di Sulsel.

"Saya rasa juga mungkin ada kelompok-kelompok resisten terhadap 2 kubu Yasin Limpo dan kubu keluarga Nurdin Halid yang mungkin akan mengganggu mereka di tengah perjalanan," kata Ali.

Baca Juga: Pilkada Makassar: None-Zunnun Merasa Menang Pertarungan Tahap Pertama

3. None dianggap berpengalaman

Peluang IMUN di Pilkada Makassar: Perpaduan Klan Limpo-Nurdin HalidPendaftaran pasangan Irman Yasin Limpo-Andi Zunnun Armin untuk Pilkada Makassar 2020. YouTube KPU Makassar

None juga bukan kali pertama ini mencalonkan diri sebagai bakal calon kepala daerah. Di Pilwali Makassar 2013 lalu, dia berpasangan dengan Busrah Abdullah. Mereka diusung oleh Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Tapi sayangnya kandas dan menempati urutan kedua peraihan suara terbanyak.

Meski demikian, urutan kedua itulah yang membuat koalisi partai pengusung yang terdiri dari Golkar, PAN, dan PKS menjadi lebih optimistis. Sebab None dianggap sudah memiliki modal dukungan politik. 

Namun, Ali justru menilai hal itu hanya menjadi pengalaman saja. Karena jarak waktu yang sudah terlalu jauh membuatnya tak mungkin lagi dikonversi menjadi modal dukungan politik. Artinya, jaringan-jaringan yang telah dibentuk pada 2013 lalu kemungkinan sudah hilang sebagian besar.

"Tapi pengalaman itu kemudian bisa membantu dia, misalnya dia tahu siapa yang mesti dihubungi. Dia tahu basis mana yang perlu digarap. Dia tahu strategi apa yang perlu digunakan menghadapi orang-orang tertentu. Ini saya rasa yang akan menjadi kekuatan dia," kata Ali.

Baca Juga: Kans Appi-Rahman di Pilkada Makassar: Masih di Top of Mind Pemilih

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya