GSI: Elektabilitas Danny Pomanto Menurun, Tapi Masih Tertinggi

Elektabilitas rivalnya justru melonjak

Makassar, IDN Times - Lembaga riset General Survei Indonesia (GSI) merekam penurunan tingkat keterpilihan atau elektabilitas Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto, sebagai kandidat pada pemilihan wali kota Makassar tahun 2020. Di saat yang sama, kandidat lain belum ada yang bisa menyamai.

Menurut survei yang digelar 8-18 November 2019, tingkat elektabilitas Danny Pomanto mencapai 32,4 persen. Wali kota periode 2014-2019 itu disusul Munafri Arifuddin dengan elektabilitas 25 persen lebih, dan Syamsu Rizal 14,3 persen. Adapun capaian kandidat lain berkisar di bawah 5 persen.

Survei digelar di 15 kecamatan se-Makassar, dengan melibatkan 880 responden. GSI mengklaim tingkat kesalahan atau margin of error surveinya 3,8 persen.

“Grafik tren elektabilitas Danny Pomanto turun dari 43,1 persen pada September 2019 menjadi tersisa 32,4 persen pada November 2019. Sementara calon penantang mengalami tren kenaikan elektabilitas yang signifikan,” kata Direktur Eksekutif PT General Survei Indonesia (GSI) Herman Lilo lewat keterangan pers yang diterima Senin (2/12).

1. Elektabilitas dua pesaing Danny melonjak

GSI: Elektabilitas Danny Pomanto Menurun, Tapi Masih TertinggiIDN Times/Aan Pranata

Seperti diungkapkan Herman, GSI mencatat tren peningkatan elektabilitas pada dua kandidat pesaing Danny. Seperti kecenderungan pada sebagian besar pemilihan kepala daerah, elektabilitas tokoh petahana menurun seiring munculnya para penantang.

Pada survei teranyar, Munafri meraih elektabilitas 25 persen. Capaian itu naik dibandingkan 16,4 persen di bulan September. Begitu juga dengan Deng Ical, yang meningkat dari 8,5 persen menjadi 14,3 persen pada September-November.

Pilkada Makassar digelar 23 Setember 2019. Mempertimbangkan waktu pemilihan yang masih lama, kondisi Danny dianggap rawan karena bisa tersusul kandidat lainnya, atau bahkan kalah. Sebab para pesaing masih punya waktu untuk menaikkan tingkat keterpilihan mereka oleh publik.

“Posisi seperti ini sangat berbahaya bagi calon inkumben seperti Danny," ucap Herman.

2. Pilihan masyarakat masih amat mungkin berubah

GSI: Elektabilitas Danny Pomanto Menurun, Tapi Masih TertinggiIlustrasi bakal calon wakil bupati perempuan.IDN Times/Sukma Shakti

Pengamat kebijakan publik Universitas Muhammadiyah Makassar Dr Abdi menilai tingkat elektabilitas yang direkam jauh hari belum menggambarkan perolehan suara kandidat di pilkada. Sebab dalam rentang waktu yang panjang, pilihan politik masyarakat masih bisa berubah-ubah.

Menurut Abdi, masyarakat perkotaan seperti di Makassar cenderung memilih figur pemimpin secara independen. Pilihan bisa berubah karena berbagai faktor, mengingat tingkat kedewasaan berpolitik warga yang lebih matang. Berbeda halnya dengan kondisi di pedesaan.

“Dalam perang kampung, jika masyarakat sudah diberi uang maka komitmen untuk memilih calon itu sulit berubah. Tapi dalam perang kota, pemilih menentukan pilihannya sendiri secara independen. Dalam detik, dalam hari, bisa berubah seketika,” kata dia.

Baca Juga: Danny Pomanto dan Bos PSM Daftar Penjaringan Calon Wali Kota di PDIP  

3. Danny-Appi berpeluang head to head

GSI: Elektabilitas Danny Pomanto Menurun, Tapi Masih TertinggiIndpolace/Zakila

Bersaing dengan tingkat elektabilitas tertinggi, Danny Pomanto kemungkinan bakal berhadap-hadapan dengan Munafri Arifuddin di pilkada 2020. Keduanya nyaris head to head di pilkada 2018 sebelum Danny didiskualifikasi dari pencalonan. Sedangkan Munafri yang berstatus calon tunggal gagal meraih suara mayoritas pemilih, sehingga pilkada dinyatakan tanpa pemenang.

Pengamat politik Universitas Hasanuddin Dr Sawedi Muhammad mengatakan, kedua tokoh berpeluang tampil berlawanan. Adapun kandidat lain yang muncul, dianggap sebatas penggembira. Banyak yang memanfaatkan pilkada Makassar sebagai ajang sosialisasi dini untuk mencalonkan diri pada pemilu, atau sekadar mencari gengsi pernah jadi bakal calon.

“Peluangnya sangat besar head to head antara Danny versus Appi. Danny masih sangat berambisi kembali menjadi wali kota, begitu pun Appi, juga belum kapok bertarung meski kemarin kalah. Dan akan menjadi bunuh diri politik kalau salah satu dari dua calon ini tidak sampai maju dalam pilwalkot kali ini,” ujar Sawedi.

Baca Juga: Survei Awal MRKI: Elektabilitas Danny Pomanto Paling Tinggi

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya