Dinkes: 9 Kasus Suspek Ginjal Akut di Sulsel
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan mencatat sembilan anak diduga mengalami gangguan ginjal akut atipikal progresif. Namun sejauh ini statusnya masih suspek.
"Dari sembilan kasus tersebut, belum ada satu pun yang ditetapkan sebagai gangguan ginjal akut atipikal progresif," kata Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Ardadi dikutip dari Antara, Selasa (8/11/2022).
Baca Juga: Perbedaan Gagal Ginjal Akut dan Penyakit Ginjal Kronis
1. Tujuh dirawat di RS Wahidin
Dari sembilan kasus suspek tersebut, kata Ardadi, tujuh anak dirawat di RSUP Wahidin Sudirohusodo. Satu anak dirawat di RSUD Daya Makassar, dan satu anak dirawat di RS AL Jala Ammari Makassar.
Mengenai obat untuk penyakit ginjal akut atipikal progresif ini, Ardadi mengungkapkan Kemenkes langsung mendistribusikannya ke rumah sakit, namun hingga saat ini belum menerima laporan penyalurannya.
"Sampai saat ini belum ada laporan. Tugas kami hanya melobi, Kemenkes akan mengirimkan langsung ke rumah sakit," ujarnya.
2. Orang tua diminta proaktif
Sebagai upaya preventif, Ardadi mengimbau orang tua agar segera membawa anaknya ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gejala seperti demam selama 3-5 hari, batuk, pilek, sering ngantuk, diare, mual dan muntah akibat infeksi pada saluran pencernaan. sistem.
"Termasuk jika warna urin berubah menjadi coklat, penurunan jumlah urin hingga tidak buang air kecil sama sekali. Pastikan anak mendapat cukup cairan jika terjadi gangguan buang air kecil lebih dari 12 jam," kata Ardadi.
3. Rumah sakit siapkan standar pelayanan menangani penyakit ginjal akut
Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Rosmini Pandin Rosmini mengklaim bahwa sejauh ini rumah sakit sudah dipersiapkan untuk memenuhi standar pelayanan dalam penanganan penyakit ginjal akut.
RS Wahidin Sudirohusodo sebagai salah satu rumah sakit rujukan telah membentuk Tim Khusus penanganan gagal ginjal akut pada anak. Tim itu beranggotakan dokter-dokter spesialis, terutama dokter ginjal pada anak kemudian dokter spesialis patologi klinik dan beberapa perawat yang mengetahui terkait penanganan anak.
"Kalau ringan bisa segera direspon. Kalau berat maka harus cuci darah," katanya.
Baca Juga: Kabar Baik, Menkes Ungkap Kasus Gagal Ginjal Akut Turun Drastis