Salut! Anak Muda Ini Tegas Menolak Bayar Juru Parkir Liar di Makassar

- Seorang pemuda terlibat perdebatan dengan jukir liar di kawasan Tugu MNEK, Kota Makassar.
- Hadi menolak membayar parkir karena tidak meninggalkan motor, namun jukir bersikukuh atas perintah "bosnya".
- Pemerintah Kota Makassar diminta mengambil langkah tegas untuk menangani keberadaan jukir liar yang meresahkan.
Makassar, IDN Times – Seorang pemuda bernama Hadi Firmansyah (21) terlibat perdebatan dengan seorang pria yang diduga juru parkir liar (jukir) di kawasan wisata Tugu Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK), Center Point of Indonesia (CPI), Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Video perdebatan keduanya viral di media sosial setelah diunggah oleh beberapa akun, salah satunya @makassar_iinfo.
1. Tegas menolak bayar jukir liar

Dalam video berdurasi 1 menit 29 detik, terlihat Hadi menolak permintaan uang parkir yang diminta oleh oknum jukir liar.
Hadi merasa tak perlu membayar karena selama berada di lokasi, ia tidak meninggalkan sepeda motornya.
“Logikanya om, saya ada di sini jaga motorku,” kata Hadi dalam video.
“Saya juga ada,” jawab sang jukir.
“Kenapa kalau ada ki?” timpal Hadi.
“Kalau ada apa-apa, ta’kanda? Tidak mungkin saya tidak turun tangan,” kata jukir itu yang mengaku disuruh oleh "bosnya".
Teman perempuan Hadi juga ikut menanggapi pernyataan jukir tersebut. “Mana aturannya? Kalau memang resmi harusnya ada dasar hukumnya,” katanya.
Namun sang jukir tetap bersikukuh bahwa ia disuruh oleh seseorang dari Jalan Rajawali Makassar dan bertugas di lokasi tersebut.
2. Kejadian dini hari saat warga nongkrong

Hadi mengungkapkan insiden itu terjadi pada Kamis (22/5/2025) sekitar pukul 01.00 WITA. Saat itu, ia bersama lima rekannya sedang nongkrong di kawasan wisata Tugu MNEK.
“Pas mau pulang, tiba-tiba datang dua orang—satu pakai baju hitam, satu lagi hoodie merah—langsung minta uang parkir Rp3.000 per motor. Tapi saya menolak karena saya tidak tinggalkan motor. Waktu saya datang, mereka juga belum ada," kata Hadi kepada IDN Times.
Oknum jukir bahkan mengaku menjaga keamanan area tersebut dan menuntut bayaran. Hadi pun meminta jukir itu memanggil atasannya untuk menjelaskan langsung, namun ditolak dan malah diajak ke Jalan Rajawali.
3. Hadi minta Pemkot Makassar tegas bertindak

Merasa curiga dan khawatir, Hadi memilih untuk tidak mengikuti ajakan jukir tersebut.
“Saya pura-pura iya, tapi langsung pulang saja. Mulutnya bau miras, sepertinya dia mabuk,” katanya.
Hadi berharap pemerintah Kota Makassar segera mengambil langkah tegas untuk menangani keberadaan jukir liar, khususnya di area wisata yang menjadi ikon kota.
“Sangat meresahkan, apalagi gaya bicaranya terlalu preman. Bisa menimbulkan rasa takut bagi masyarakat. Semoga Pemkot bisa lebih maksimal dalam memberantas parkir liar,” tegas Hadi.
Terkait peristiwa ini, Direktur Utama PD Parkir Makassar Raya, Adi Rasyid Ali, memilih bungkam. Upaya konfirmasi dari IDN Times tidak direspons hingga berita ini diterbitkan.
Padahal sebelumnya, Adi sesumbar telah menyiapkan langkah konkret untuk membenani semrawutnya tata kelola parkir di Kota Makassar, termasuk membentuk Satgas Perumda Parkir dan Satgas Uji Petik untuk memastikan potensi pendapatan tidak bocor dan bisa termonitor secara transparan. Satgas rencananya melibatkan unsur TNI, Polri, serta instansi terkait seperti Dinas Perhubungan dan Badan Pendapatan Daerah.
"Membentuk Satgas Perumda Parkir dan Satgas Uji Petik untuk meningkatkan pendapatan dan pelayanan, deviden, termasuk perda pengelolaan wilayah parkir yang baru. Karena kita tidak bisa memungut retribusi kalau tidak punya dasar hukum yang jelas," kata Adi, Selasa (22/4/2025).