Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Rutan Kelas I Makassar memfasilitasi warga binaan menjadi penghafap Alquran alias hafiz. (Dok. Istimewa)
Rutan Kelas I Makassar memfasilitasi warga binaan menjadi penghafap Alquran alias hafiz. (Dok. Istimewa)

Makassar, IDN Times - Rumah Tahanan Kelas I Makassar menghadirkan inovasi pembinaan keagamaan bagi warga binaan pemasyarakatan. Kali ini, mereka mendorong warga binaan untuk menjadi penghafal Alquran alias hafiz.

Rutan Makassar menjalankan  program bertajuk "Menggali Potensi Kognitif Warga Binaan dalam Menghafal Al-Qur’an melalui Metode One Day One Ayat". Mereka bekerja sama dengan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar (UNM).

Kepala Rutan Kelas I Makassar, Jayadikusumah berharap, program ini mampu membawa dampak positif dan menjadi bekal berharga bagi warga binaan ketika bebas nanti.

“Mudah-mudahan ini bermanfaat bagi mereka. Setidaknya, setelah keluar nanti, ada perubahan dalam diri mereka, dari yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu,” kata Jayadikusumah dalam keterangannya, Kamis (27/3/2025).

1. Peserta jadi pengajar Alquran bagi warga binaan lain

Rutan Kelas I Makassar memfasilitasi warga binaan menjadi penghafap Alquran alias hafiz. (Dok. Istimewa)

Program ini dirancang untuk menggali potensi kognitif warga binaan, memanfaatkan daya ingat dan daya pikir mereka dalam menghafal Alquran. Sebanyak 20 warga binaan yang merupakan pengurus Masjid Nurul Iman Rutan Kelas I Makassar terlibat langsung pada kegiatan, Rabu (26/3/2025). Para peserta selama ini berperan sebagai pengajar Pendidikan Alquran Orang Dewasa (Dirosa) bagi warga binaan lain di setiap blok yang belum bisa membaca dan menulis Alquran.

Kepala Rutan menyatakan bahwa program ini akan terus berlanjut. Setelah 20 peserta pertama, warga binaan lainnya akan diberi kesempatan untuk mengikuti kegiatan serupa.

“Insyaallah kegiatan ini berkelanjutan karena mahasiswa magang dari Fakultas Psikologi UNM akan berada di sini selama enam bulan. Kami akan terus merekrut warga binaan lain untuk ikut serta,” ujar Jayadikusumah.

2. Warga binaan ikut berbagai kegiatan keagamaan selama Ramadan

Rutan Kelas I Makassar memfasilitasi warga binaan menjadi penghafap Alquran alias hafiz. (Dok. Istimewa)

Selain "One Day One Ayat," warga binaan juga sudah lebih dulu mengikuti program Pendidikan Al-Qur’an Orang Dewasa (Dirosa). Khusus di bulan Ramadan, Rutan Kelas I Makassar pun mengadakan berbagai kegiatan keagamaan, seperti pesantren kilat, kajian Ramadan, tadarus, dan Dirosa.

Bahkan, dalam pelaksanaan salat tarawih berjamaah, beberapa warga binaan kerap bertindak sebagai imam saat tidak ada ustaz yang datang.

"Untuk program tahfidz one day one ayat ini rutin dilakukan setiap hari jelang berbuka puasa," kata Kepala Sub Seksi Bantuan Hukum dan Penyuluhan Rutan Makassar, Abdul Jalil.

3. Cara mahasiswa UNM bimbing warga binaan jadi hafiz

Rutan Kelas I Makassar memfasilitasi warga binaan menjadi penghafap Alquran alias hafiz. (Dok. Istimewa)

Sementara itu, salah satu mahasiswa Fakultas Psikologi UNM, Nur Lathifah Dzakiyyah Aqilah, menjelaskan metode yang digunakan dalam program hafalan ini. Ia memaparkan bahwa terdapat dua trik utama yang diterapkan, yakni melalui suara dan penglihatan.

“Dalam kesempatan ini, warga binaan diperdengarkan ayat terakhir Surah Al-Baqarah, diputar sebanyak tiga kali. Selanjutnya, ayat tersebut ditulis di atas kertas dan dibaca berulang sebanyak 10 hingga 20 kali. Dari situ, kami bisa mengidentifikasi apakah mereka lebih mudah menghafal lewat pendengaran atau penglihatan,” jelas Nur Lathifah

Editorial Team