Pemprov Sulsel Serahkan Bonus Atlet PON XXI, Nilai Turun dari PON XX

- Penyerahan bonus atlet PON XXI oleh Pemprov Sulsel dilakukan dengan total anggaran sebesar Rp6,75 miliar
- Bonus yang diterima atlet peraih medali lebih rendah dibanding PON Papua sebelumnya, disebabkan oleh kondisi fiskal daerah yang sedang mengalami efisiensi
- Atlet merasa kecewa karena besaran bonus yang turun dari PON Papua 2021 tidak sesuai dengan janji dan harapan mereka
Makassar, IDN Times - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan akhirnya menyerahkan bonus bagi atlet peraih medali Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024. Penyerahan bonus ini berlangsung dalam rangkaian kegiatan Sulsel Anti Mager di depan Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Jumat (27/6/2025) pagi.
Penyerahan ini diikuti oleh pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulsel. Sejumlah atlet penerima bonus juga hadir dalam kegiatan tersebut.
1. Total anggaran yang dibagikan sebesar Rp6,75 miliar

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sulsel, Suherman, menyampaikan total anggaran bonus yang dibagikan sebesar Rp6,75 miliar sesuai alokasi dalam APBD pokok 2025. Dana tersebut diberikan kepada 61 atlet, pelatih, dan ofisial yang meraih medali emas, perak, dan perunggu.
Untuk peraih medali emas, bonus yang diterima sebesar Rp150 juta, perak Rp100 juta, dan perunggu Rp50 juta. Jumlah medali yang diserahkan meliputi 10 emas, 19 perak, dan 32 perunggu.
"Itu semua sudah sesuai dengan dana yang telah dialokasikan sebesar Rp6,75 miliar. Dana tersebut berasal dari anggaran resmi pemerintah dan kami salurkan sepenuhnya kepada atlet-atlet berprestasi sebanyak 61 orang," kata Suherman.
2. Bonus atlet PON XXI lebih rendah dibanding PON Papua

Terkait adanya keluhan dari beberapa pihak soal besaran bonus yang dianggap tidak sesuai, Suherman mengakui paham dengan perbandingan tersebut. Pada PON sebelumnya di Papua, peraih emas mendapat Rp200 juta, perak Rp150 juta, dan perunggu Rp100 juta.
Namun, dengan kondisi saat ini, dana yang dialokasikan hanya memungkinkan Pemprov Sulsel memberikan Rp150 juta untuk medali emas. Para atlet memang membandingkan besaran bonus dengan PON sebelumnya karena nilai yang diterima sekarang lebih kecil.
"Dengan nilai ini, kami menganggap bahwa kebutuhan para atlet bisa terpenuhi untuk sementara. Kami minta maaf dari Pemprov Sulsel kiranya bahwa pemberian bonus ini hanya bisa kami berikan sejumlah itu," kata Suherman.
3. Sekda Sulsel sebut penyesuaian bonus atlet sesuai kondisi fiskal

Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel Jufri Rahman menjelaskan penyesuaian nilai bonus terjadi karena kondisi fiskal daerah sedang mengalami efisiensi. Hal ini sejalan dengan kebijakan nasional melalui Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025.
Besaran yang tertera dalam Peraturan Gubernur dianggap sebagai batas maksimal dan bukan angka tetap. Jufri menegaskan efisiensi bukan hanya terjadi di Sulsel melainkan seluruh Indonesia.
"Kalau di Pergub itu di situ disebut angka (bonus atlet), itu adalah batasan maksimal. Sama juga standar biaya masukan, SPPD, hotelnya sekian, tapi kalau nginap di hotel yang di bawahnya itu, hanya itu yang dibayarkan. Sesuai dengan kapasitas fiskal kita. TPP begitu juga," kata Jufri.
4. Atlet kecewa bonus PON XXI lebih rendah dari PON Papua

Bonus ini menimbulkan kekecewaan di kalangan atlet. Nadya Baharuddin, atlet karate peraih medali perak, mengungkapkan kekecewaannya karena besaran bonus turun dibanding PON Papua 2021.
Saat itu, peraih emas mendapat Rp200 juta, perak Rp150 juta, dan perunggu Rp100 juta. Dia mengaku terkejut dengan nominalnya yang berbeda jauh dibanding PON Papua 2021.
"Tanggapan kami masih kaget karena sebelumnya kami dijanjikan bonus setara dengan PON Papua (XX 2021). Saat itu, peraih emas mendapatkan Rp 200 juta, perak Rp 150 juta, dan perunggu Rp 100 juta," kata Nadya.
Namun, Nadya menyebut penjelasan dari Kadispora saat ini hanya merujuk pada anggaran Rp6,7 miliar. Padahal, menurutnya di DPRD sebelumnya sempat dijanjikan bahwa dana tambahan akan diperjuangkan melalui APBD Perubahan.
"Kami sempat berpikir, mungkin memang ada perubahan atau teknis lain, misalnya pencairan dilakukan secara bertahap. Tapi kami cukup terkejut karena saat tiba di lokasi penyerahan, disampaikan bahwa itulah bonus final, tidak ada tambahan," katanya.