Ponpes Al Khoziny Ambruk, Menag Siapkan Aturan Khusus Pembangunan Pesantren

Makassar, IDN Times - Menteri Agama Nasaruddin Umar berencana membuat aturan khusus terkait pembangunan pondok pesantren dan madrasah. Langkah ini ditempuh menyusul ambruknya bangunan masjid di Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.
"Kami akan menyusun ketentuan khusus sekaligus melakukan evaluasi agar pembangunan pondok pesantren dan madrasah benar-benar sesuai dengan aturan pemerintah di bidang konstruksi," kata Nasaruddin usai membuka Musabaqah Qiraatil Kutub Internasional di Pondok Pesantren As’adiyah, Wajo, Sulawesi Selatan, Kamis (2/10/2025).
Salah satu bangunan di Pesantren Al Khoziny ambruk pada 29 September 2025, saat digunakan untuk ibadah salat Ashar. Berdasarkan data BPBD Jawa Timur per pukul 11.00 WIB, tercatat ada 100 korban, terdiri dari 26 pasien rawat inap, 70 pasien telah pulang, 3 meninggal dunia, dan satu pasien dirujuk ke rumah sakit.
Sehari setelah kejadian, Menag bertolak dari Jakarta ke Sidoarjo untuk meninjau langsung kondisi para korban dan menyampaikan duka cita. Dalam kunjungan itu, ia menyalurkan bantuan sebesar Rp610 juta, serta berdialog dengan pengasuh pesantren, keluarga korban, Pemda Jawa Timur, dan tokoh masyarakat. Ia berharap langkah cepat ini bisa membantu meringankan beban santri maupun keluarga yang terdampak.
“Musibah yang terjadi sore kemarin, selain berdoa, kita juga memberi bantuan yang segera diperlukan dalam rangka menyelamatkan keadaan yang ada di sini supaya kondisinya menjadi lebih baik. Semoga santri yang lain sedapat mungkin tidak terjadi trauma, dan sedapat mungkin bisa melanjutkan pendidikannya seperti biasa,” kata Menag.
Selain dari Kemenag, perhatian juga datang dari berbagai pihak lain, termasuk Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) yang turut memberikan dukungan untuk meringankan beban keluarga korban. “Barusan saya ketemu dengan Pak Kyai (pengasuh pesantren). Pendekatan pertama yang kita lakukan yaitu menstabilkan emosi. Bagaimana menciptakan kondisi agar kita semua bisa berpikir objektif dan positif,” ujarnya.
Nasaruddin menekankan, tragedi di Al Khoziny harus menjadi bahan pelajaran penting. Kementerian Agama, katanya, akan segera menggelar pertemuan dengan berbagai pihak, khususnya para ahli konstruksi, untuk merumuskan kebijakan yang bisa dijadikan pedoman bersama bagi lembaga pendidikan agama dalam membangun gedung.
“Bagi kita ini suatu pelajaran. Kita akan mencoba mengeliminir jangan lagi ada peristiwa seperti ini yang terjadi di tempat lain,” tegasnya.
“Tekad kami jangan lagi ada peristiwa yang sama terjadi di masa yang akan datang. Sesegera mungkin (kami) akan mengadakan pertemuan dengan pihak terkait karena kami bukan ahli bangunan. Nanti kami akan bekerja sama dengan pihak terkait,” dia menambahkan.