Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Maxim Indonesia Tak Sepakat Drivernya Jadi Karyawan Tetap

 Aplikator transportasi daring Maxim Indonesia menyampaikan tanggapan terkait penyegelan kantor mereka di Samarinda dan Balikpapan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur pada Jumat, 15 Agustus 2025.
Ilustrasi aplikator transportasi daring Maxim Indonesia (Dok. Maxim)
Intinya sih...
  • Peluang penghasilan tambahan berkurang karena rencana penetapan mitra driver menjadi karyawan tetap akan menghilangkan fleksibilitas kerja.
  • Potongan 10 persen dinilai dapat mengurangi minat pengguna ojol dan membuat layanan semakin sulit dijalankan.
  • Ratusan ojol demo di kantor Gubernur Sulsel menolak rencana penetapan potongan 10 persen serta penetapan mitra ojol menjadi karyawan tetap, menyebabkan macet total di sekitar lokasi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Makassar, IDN Times - Maxim Indonesia buka suara mengenai keikutsertaan mitra drivernya di Kota Makassar yang ikut menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Senin (24/11/2025). Saat itu mitra berdemo menolak rencana penetapan potongan 10 persen serta penetapan mitra ojek online (ojol) menjadi karyawan tetap, pada Senin 24 November 2025.

Public Relation Manager Maxim Indonesia, Yuan Ifdal Khoir menyampaikan bahwa aksi unjuk rasa tersebut tidak mempengaruhi operasional penggunaan layanan di aplikasi maxim.

"Aplikasi maxim akan tetap bekerja secara normal dan terus berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pengguna. Maxim juga memastikan bahwa pengguna tetap dapat menggunakan beragam layanan di aplikasi Maxim seperti biasa," ucap Yuan dalam keterangan tertulisnya kepada IDN Times, Rabu (26/11/2025).

1. Peluang mendapatkan penghasilan tambahan berkurang

IMG-20251126-WA0109(1).jpg
Ratusan driver ojol di Makassar demo tolak pemotongan 10 persen dan jadi karyawan tetap, di Kantor Gubernur Sulsel, Senin (24/11/2025). (IDN Times / Darsil Yahya)

Mengenai rencana pemerintah untuk menetapkan status kerja mitra pengemudi menjadi pekerja tetap, Yuan menyatakan bahwa maxim tidak sejalan dengan usulan tersebut dan mendukung skema kemitraan yang berkelanjutan untuk mendukung fleksibilitas kerja bagi mitra pengemudi.

"Perubahan status mitra driver menjadi pekerja tetap akan berdampak besar bagi kehidupan dan pendapatan driver," ujarnya.

Menurutnya, perubahan status kerja akan membuat driver kehilangan fleksibilitas karena harus mengikuti jam kerja dan aturan seperti karyawan, tidak bisa bekerja di beberapa aplikasi sekaligus, serta kehilangan kebebasan untuk memilih waktu kerja dan aktivitas lain.

"Sehingga peluang mendapatkan penghasilan tambahan ikut berkurang," bebernya.

2. Potongan 10 persen dinilai kurangi minat pengguna ojol

IMG-20251126-WA0111.jpg
Driver ojol di Makassar membakar ban bekas saat demo tolak pemotongan 10 persen dan jadi karyawan tetap, di Kantor Gubernur Sulsel, Senin (24/11/2025). IDN Times / Darsil Yahya

Sementara terkait dengan usulan untuk menurunkan potongan komisi aplikasi sebesar 10 persen, Yuan mengaku usulan tersebut tidak sesuai dengan prinsip keberlanjutan layanan Maxim karena dapat meningkatkan beban operasional dan membuat layanan semakin sulit dijalankan.

Dampaknya, tidak semua masyarakat dapat mengakses layanan transportasi online secara rutin. Potongan aplikasi yang turun juga dapat mengurangi minat pengguna, sehingga peluang kerja dan pendapatan mitra pengemudi menurun.

"Bahkan, perusahaan dapat mengurangi wilayah operasional atau menutup layanan di beberapa kota jika permintaan berkurang, yang pada akhirnya membuat pengemudi kehilangan kesempatan bekerja," tuturnya.

Saat ini, kata Yuan, maxim telah menerapkan komisi aplikasi sesuai Ketentuan dalam regulasi Keputusan Kemenhub No. 1001/2022, dengan besaran potongan komisi maksimum 15 persen.

"Potongan aplikasi maksimum 15 persen ini merupakan formulasi yang ideal untuk menjaga keseimbangan ekosistem layanan transportasi online yang berkelanjutan," tandasnya.

3. Ratusan ojol demo di kantor Gubernur Sulsel

IMG-20251126-WA0112.jpg
Driver ojol di Makassar membakar ban bekas saat demo tolak pemotongan 10 persen dan jadi karyawan tetap, di Kantor Gubernur Sulsel, Senin (24/11/2025). IDN Times / Darsil Yahya

Maxim Indonesia mengimbau mitra pengemudi maxim untuk tetap menjaga keamanan dan ketertiban umum serta tetap melayani kebutuhan pengguna dengan melaksanakan order untuk tetap mendapatkan penghasilan.

Sebelumnya diberitakan, ratusan pengemudi ojek online (ojol) dari berbagai aplikasi Grab, Gojek, Maxim, hingga Shopee yang tergabung dalam Forum Suara Ojek Online Semesta (FOR.SOS) menggelar aksi unjuk rasa di Jalan Urip Sumoharjo, tepatnya di depan Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Senin (24/11/2025) siang. Mereka menolak rencana penetapan potongan 10 persen serta penetapan mitra ojol menjadi karyawan tetap.

Aksi ini membuat arus lalu lintas di sekitar lokasi macet total. Massa memblokade penuh ruas jalan dan membakar ban bekas di depan pintu gerbang kantor gubernur.

Sejumlah peserta membawa bendera merah putih, bendera komunitas ojol, serta membentangkan spanduk putih besar bertuliskan “Kami Menolak Keras 10% dan Karyawan Tetap”.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aan Pranata
EditorAan Pranata
Follow Us

Latest News Sulawesi Selatan

See More

Maxim Indonesia Tak Sepakat Drivernya Jadi Karyawan Tetap

26 Nov 2025, 15:05 WIBNews