Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Makassar Kini Punya LONTARA+, Super Apps Terpadu Pelayanan Publik

IMG_9691-1024x703.jpeg
Pemerintah Kota Makassar meluncurkan aplikasi LONTARA+ versi 1.0 sebagai platform digital terpadu untuk seluruh layanan publik kota. (Dok. Humas Pemkot Makassar)
Intinya sih...
  • Tersedia platform terpadu untuk tujuh segmen pengguna
  • Integrasi teknologi dan nilai lokal
  • Menuju kota yang cerdas dan manusiawi

Makassar, IDN Times - Pemerintah Kota Makassar resmi meluncurkan aplikasi LONTARA+ versi 1.0 sebagai platform digital terpadu untuk seluruh layanan publik kota. Peluncuran pada Minggu (27/5/2025) di arena Car Free Day Jalan Jenderal Sudirman itu dihadiri Wali Kota Munafri Arifuddin dan Wakil Wali Kota Aliyah Mustika Ilham, beserta jajaran Forkopimda, tim ahli, dan pimpinan SKPD.

Wali Kota Munafri menegaskan bahwa LONTARA+ merupakan bagian dari program prioritas Sapta MULIA 2025–2030. Ia menyebut digitalisasi pelayanan publik kini bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendesak.

“Alhamdulillah, dari tujuh program MULIA, satu demi satu mulai terealisasi. Salah satu hari ini adalah launching Makassar Super App atau LONTARA+,” ujar Munafri saat peluncuran.

Aplikasi ini dirancang untuk menjawab tantangan layanan publik yang selama ini berjalan secara terpisah di tiap SKPD. Menurut tim ahli Pemkot, Dara Nasution, terdapat setidaknya 358 aplikasi aktif yang belum terintegrasi. LONTARA+ hadir untuk menyatukannya dalam satu aplikasi ringan yang bisa diakses seluruh lapisan masyarakat.

1. Tersedia platform terpadu untuk tujuh segmen pengguna

Mal Pelayanan Publik (MPP) Sombere and Smart yang berada di gedung Makassar Government Center (MGC).(IDN Times/Ashrawi Muin)
Mal Pelayanan Publik (MPP) Sombere and Smart yang berada di gedung Makassar Government Center (MGC).(IDN Times/Ashrawi Muin)

Pengembangan LONTARA+ didasarkan pada riset mendalam yang memetakan tujuh segmen pengguna utama, mulai dari pelajar hingga lansia. Masing-masing memiliki kebutuhan spesifik yang kemudian diakomodasi dalam desain fitur aplikasi.

“Di antaranya, segmen pelajar/mahasiswa (the adaptive learner), tenaga pendidik (the efficient educator), ibu rumah tangga (the hands-on homemaker), karyawan swasta (the task-oriented worker),” jelas Dara.

Ditambahkan pula, terdapat segmen freelancer (the flexible achiever), wirausaha (the resilient entrepreneur), dan lansia/non-digital user (the determined elder). Fitur-fitur yang disiapkan antara lain layanan administrasi kependudukan, pendidikan, bantuan sosial, kesehatan, perizinan, informasi kerja, pengaduan infrastruktur, hingga penjualan tiket stadion.

“Visinya adalah satu aplikasi terpadu untuk seluruh layanan publik Kota Makassar. Kami tidak ingin warga harus mengunduh banyak aplikasi berbeda. Semua fungsi yang ada sebelumnya kami rangkum di Lontara+,” ungkap Dara, alumni Oxford itu.

2. Integrasi teknologi dan nilai lokal

IMG_9690-1024x694.jpeg
Pemerintah Kota Makassar meluncurkan aplikasi LONTARA+ versi 1.0 sebagai platform digital terpadu untuk seluruh layanan publik kota. (Dok. Humas Pemkot Makassar)

Munafri menyebut bahwa LONTARA+ bukan sekadar aplikasi, melainkan representasi nilai-nilai lokal dalam platform digital modern. Nama “Lontara” dipilih melalui kompetisi publik yang melibatkan ribuan warga, dan merujuk pada aksara Bugis-Makassar yang sarat makna budaya.

“Nama aplikasi Lontara plus bukan sekadar aksara, tetapi juga naskah yang merekam sejarah dan identitas Sulawesi Selatan. Dengan Lontara+, kita ingin membawa nilai lokal ke dalam ekosistem digital modern,” katanya.

Blueprint LONTARA+ disusun sebagai panduan pembangunan digital Makassar hingga tahun 2029, mencakup arsitektur sistem, strategi implementasi, dan prinsip layanan publik yang berpihak pada warga.

“Ini bukan proyek jangka pendek, tapi investasi jangka panjang untuk membangun pemerintahan yang tangguh dan dipercaya,” kata Munafri.

3. Menuju kota yang cerdas dan manusiawi

Balai Kota Makassar. (IDN Times/Ashrawi Muin)
Balai Kota Makassar. (IDN Times/Ashrawi Muin)

Aplikasi ini tidak hanya ditujukan untuk memudahkan warga, tetapi juga membantu ASN dan SKPD dalam pengambilan keputusan berbasis data. Data real-time seperti volume layanan, jenis pengaduan, dan estimasi waktu penyelesaian akan tersedia secara terbuka.

“Lontara+ bukan hanya platform digital terpadu, tetapi juga cerminan cara baru kita bekerja—lebih terbuka, lebih efisien, dan lebih mendengar,” tegas Munafri.

Wakil Wali Kota Aliyah Mustika Ilham menambahkan bahwa aplikasi ini juga merupakan simbol kolaborasi, kreativitas, dan semangat warga—terutama generasi muda.

“Saya bangga karena kompetisi penamaan aplikasi ini bukan hanya tentang teknologi, tapi tentang identitas dan harapan kita bersama untuk Makassar yang lebih cerdas, inklusif, dan melayani,” ujarnya.

Ia juga mengajak masyarakat memanfaatkan aplikasi ini dengan bijak agar bisa menjadi jembatan antara warga dan pemerintah. "Dengan satu aplikasi, kami ingin memastikan setiap warga Makassar bisa mengakses layanan publik tanpa hambatan dan tanpa kerumitan," ujarnya.

Selama setahun ke depan, Pemkot Makassar akan terus melakukan sosialisasi secara masif agar seluruh warga, termasuk kelompok non-digital, dapat menggunakan aplikasi ini secara optimal. Dengan LONTARA+, Makassar membangun jalan baru menuju pemerintahan digital yang inklusif, efisien, dan berbasis kolaborasi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aan Pranata
EditorAan Pranata
Follow Us