Lutra Sukses Turunkan Angka Stunting 14,3 Persen, Terbaik di Sulsel

- Bupati Luwu Utara berhasil menurunkan angka prevalensi stunting sebanyak 14,3 persen pada tahun 2023.
- Kunci sukses penurunan stunting adalah kuatnya komitmen dan konsistensi, serta dukungan dari TNI dan POLRI.
- Program stunting di Luwu Utara fokus pada edukasi, pemberdayaan, pengembangan kapasitas dan kompetensi, serta validitas data.
Makassar, IDN Times - Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, mengaku daerahnya berhasil menurunkan angka prevalensi stunting sebanyak 14,3 persen pada tahun 2023, dari sebelumnya 29,8 persen menjadi 15,5 persen. Jumlah tersebut merupakan penurunan terbesar di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Indah menyampaikan hal tersebut saat Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Luwu Utara, Kamis (13/06/2024).
"Kalau kita lihat perkembangan kasus stunting di Lutar, dari data SSGI atau SKI ada peningkatan signifikan pada tahun 2022. Kaget semuanya ternyata meningkat tajam banget, lalu kami gerakkan semuanya, ngeroyok, sehingga tahun 2023 di bawah rata-rata nasional dan provinsi," ujar Bupati Lutra.
Kabupaten terluas di Sulawesi Selatan ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 333.127 jiwa, dengan jumlah Keluarga Risiko Stunting (KRS) sebanyak 11.666 keluarga.
1. Komitmen dan konsitensi

Indah mengatakan, kunci sukses yang digunakan oleh Luwu Utara dalam mencapai keberhasilan menurunkan stunting adalah kuatnya komitmen dan konsistensi. "Kalau komitmen saya yakin semua kabupaten/kota mempunyai komitmen yang kuat, tapi kadang konsistennya kurang. Saya kira ini kunci dari bergeraknya seluruh elemen," kata Indah.
Bahkan, jelas Indah, dirinya turun langsung ke setiap kecamatan untuk memantau penanganan stunting. Selain itu, juga terdapat konvergensi anggaran dari APBD, Bapak Asuh dan Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS), serta melibatkan komponen lain untuk mengambil bagian. "Terdapat dukungan dari TNI dan POLRI, bahkan beberapa waktu yang lalu Babinsa kami mendapatkan penghargaan tingkat nasional," Bupati Indah Putri Indriani menerangkan.
2. Mengembangkan SDM untuk tangani stunting

Terkait kenaikan stunting yang tajam di 2022, Bupati Indah melakukan penelurusan tentang penyebabnya, "dan akhirnya kami melihat bahwa permasalahan stunting ada di Sumber Daya Manusia. Ini menjadi komitmen bagi kami untuk terus mengedukasi, melakukan pemberdayaan, pengembangan kapasitas dan kompetensi," ungkapnya.
Lebih lanjut ia menyebut sampai hari ini semua kader di Luwu Utara telah mengikuti pelatihan, terutama dalam melakukan pengukuran dan penimbangan balita sehingga data menjadi valid. Tidak kalah penting, alat antropometri yang terstandar juga diperhatikan.
3. Apresiasi dari Kepala BKKBN

Menanggapi hal tersebut, Kepala BKKBN dokter Hasto sangat mengapresiasi langkah-langkah nyata yang telah dilakukan Bupati Indah dalam program stuntingnya. "Kalau di Indonesia semua Bupati seperti Bu Indah, saya yakin semua masalah stunting selesai. Sangat detail, sangat jelas, clear, dan hasilnya nyata," ujarnya.
Menurut dokter Hasto, keberhasilan Bupati Luwu Utara dalam menurunkan angka stunting sampai 14 persen bukanlah hal yang main-main. Kabupaten ini menjadi satu-satunya kabupaten yang berhasil menurunkan stunting di atas 12 persen, hal ini nampak setelah dirinya keliling seluruh Indonesia.
"Saya terima kasih sekali kepada Bu Bupati, Pak Wakil Bupati sebagai ketua TPPS, sekda, kapolres, dandim, ketua DPRD dan juga segenap Forkompinda," ucap dokter Hasto.
Setelah memberikan materi mengenai Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting, dokter Hasto didampingi Bupati dan jajarannya bertolak ke Puskemas Masamba untuk Pelayanan KB serta ke kantor kecamatan guna meninjau langsung gelar produk Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) hasil kreasi para ibu dari desa-desa di Luwu Utara.