Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Komika Eky Priyagung Ungkap Kekerasan Seksual di Masjid Makassar

Komika Eky Priyagung mengungkap pengalaman pahitnya menjadi korban kekerasan seksual saat remaja di Makasar 16 tahun lalu. (Instagam/ekypriyagung)
Komika Eky Priyagung mengungkap pengalaman pahitnya menjadi korban kekerasan seksual saat remaja di Makasar 16 tahun lalu. (Instagam/ekypriyagung)

Makassar, IDN Times – Komika Bandung Eky Priyagung menceritakan pengalaman pahitnya menjadi korban kekerasan seksual di masa lalu. Dia menyebut pelakunya seorang ustaz sekaligus guru mengajinya di salah satu masjid di Kota Makassar.

Melalui video unggahan di akun Instagram pribadinya, @ekypriyagung, Eky mengaku mengalami kekerasan seksual saat masih remaja, tepatnya pada tahun 2009. Setelah mengungkap pengalaman tersebut di medi sosial, Eky menerima banyak cerita melalui pesan pribadi soal kemungkinan adanya korban lain dari pelaku yang sama.

1. Eky speak up di momen ulang tahunnya

Dikutip dari video unggahannya, Eky menyatakan buka suara tentang kasus yang dialaminya di masa lalu sebagai bentuk hadiah dan apresiasi untuk dirinya yang baru merayakan ulang tahun. "Dengan mengunggah video ini, kalian sudah membantu saya mengungkap suatu kasus. Kebetulan hari ini saya ulang tahun, dan saya ingin memberi hadiah untuk diri saya sendiri, yaitu keberanian," ujarnya dalam video tersebut. Eky mengizinkan IDN Times mengutip ceritanya.

Eky  menceritakan bahwa insiden memilukan itu dialaminya saat usianya masih 13 atau 14 tahun, ketika ia tinggal di Kota Makassar. Dia menyebut tempat tinggalnya berada di Jalan Bonto Lanra, Kecamatan Rappocini.

"Saya ingin mengungkap kasus kekerasan seksual yang menimpa saya dan beberapa anak lain di lingkungan masjid. Saya hampir menjadi korban, untungnya bisa kabur," ungkapnya.

2. Diduga banyak korban lain hingga hari ini

ilustrasi kekerasan seksual (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi kekerasan seksual (IDN Times/Aditya Pratama)

Eky juga menyebutkan bahwa korban tidak hanya dirinya. Namun, menurutnya korban lainnya tidak berani angkat bicara.

"Korbannya laki-laki dan perempuan, terjadi sejak 2009, bahkan ada yang baru-baru ini mengaku menjadi korban. Artinya, pelaku bebas mengajar di masjid yang sama selama 16 tahun. Kita tidak tahu berapa banyak korbannya," ucapnya.

Eky mengaku mendapatkan kekerasan seksual oleh pelaku tujuh kali. Namun, baru pada kejadian keenam ia menyadari bahwa yang dialaminya adalah kekerasan seksual.

"Dari korban tahun 2009 seperti saya, sampai yang baru-baru ini terjadi. Saya sendiri dilecehkan di masjid itu saat berusia 13-14 tahun. Bodohnya, saya butuh enam kali kejadian untuk menyadari itu salah. Istilah sekarang, saya menjadi korban grooming," kenangnya.

3. Modus tes baca Alquran di rumah pelaku

Komika Eky Priyagung mengungkap pengalaman pahitnya menjadi korban kekerasan seksual saat remaja di Makasar 16 tahun lalu. (Instagam/ekypriyagung)
Komika Eky Priyagung mengungkap pengalaman pahitnya menjadi korban kekerasan seksual saat remaja di Makasar 16 tahun lalu. (Instagam/ekypriyagung)

Eky bercerita, modus pelaku adalah memanggilnya ke rumah untuk tes baca Alquran dengan alasan naik tingkat. Saat itu, hanya mereka berdua karena istri pelaku pergi ke mal.

"Begitu sampai di rumah, pintu dikunci. Bukannya membuka Alquran, dia malah membuka celana saya, meraba-raba, dan menyuruh saya memegang alat kelaminnya. Setelah itu, saya disumpah di atas Alquran untuk tidak memberitahu siapa pun," bebernya.

Ia juga membuat reels di Instagram yang menyelipkan kisah traumanya secara implisit. Bahkan, ia menyebut nama "Sudirman Ustaz Cabul" sebagai terduga pelaku. Namun, pihak masjid langsung menghubunginya dan meminta video tersebut dihapus.

"Aneh sekali, kan? Jangan-jangan korbannya tidak hanya saya. Di antara komentar positif, ada satu yang mengaku sebagai korban, tapi kemudian hilang," ujarnya.

Eky mengatakan, korban kekerasan seksual biasanya malu untuk berbicara. Jika pun berani, mereka meminta identitasnya disamarkan. Menurutnya, korban mencapai lebih dari sembilan orang.

"Bayangkan, kita sebagai korban, kita yang tidak bersalah tapi merasa malu. Saya juga dulu malu, makanya sekarang saya ingin berbicara dengan tegas. Kami tidak butuh dikasihani, kami butuh dukungan dan pelaku dihukum," tegasnya.

4. Minta pelaku ditangap dan dihukum

Ilustrasi kekerasan seksual (IDN times/Aditya Pratama)
Ilustrasi kekerasan seksual (IDN times/Aditya Pratama)

Beberapa korban sempat mengomentari postingannya, tetapi komentar itu kemudian hilang. Beberapa mengirim pesan langsung (DM) untuk bercerita.

"Orang yang komentarnya hilang itu akhirnya mengirim DM dan bercerita. Saya unggah lagi di Insta Story, kali ini lebih blak-blakan. Korbannya banyak, laki-laki dan perempuan, semuanya anak-anak," ungkapnya.

Awalnya, Eky percaya dan tidak curiga dengan pelaku, bahkan menganggapnya seperti sosok ayah. Namun, ternyata pelaku adalah predator anak.

"Saya hampir percaya dia adalah pengganti ayah saya karena saya tidak punya figur ayah. Ternyata, saya dimanipulasi. Tindakannya semakin nekat sampai kejadian ketujuh. Butuh 16 tahun bagi saya untuk akhirnya bisa bicara. Jadi, untuk yang ingin speak up, jangan takut. Kita sama-sama korban," tandasnya.

Di akhir video, ia menulis: "Kawal Korban Sama-Sama #LAWANPREDATORANAK."

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aan Pranata
EditorAan Pranata
Follow Us