Wamenpar: F8 Makassar Harus Tampil Out of The Box Setiap Tahun

Makassar, IDN Times - Wakil Menteri Pariwisata, Ni Luh Puspa, menegaskan penyelenggaraan Makassar International Eight Festival & Forum (F8) harus selalu menghadirkan ide segar setiap tahunnya. Tanpa pembaruan, bukan tidak mungkin festival ini berisiko kehilangan daya tarik di mata publik.
Hal itu disampaikannya saat membuka secara resmi festival tersebut di area parkir Trans Studio Mall (TSM) Makassar, Rabu malam (24/9/2025). Dia pun memberikan tantangan kepada penyelenggara festival ini untuk tampil lebih berbeda setiap tahun.
"Bagaimana ke depan F8 bisa tampil lebih out of the box, dengan ide-ide yang dikembangkan sehingga lahir sesuatu yang baru. Dari situ akan muncul daya tarik yang membuat orang ingin terus datang ke F8 setiap tahun," kata Ni Luh.
1. F8 harus mampu jaga konsistensi

Menurut Ni Luh, keberhasilan F8 masuk Top 10 Kharisma Event Nusantara (KEN) selama enam tahun berturut-turut merupakan pencapaian besar. Namun, tantangan berikutnya adalah menjaga konsistensi sekaligus mengangkat festival ini ke level internasional.
"Mudah-mudahan F8 bisa terus dipertahankan, karena berdasarkan kajian yang dilakukan, event ini terbukti mampu menggerakkan wisatawan, baik Nusantara maupun mancanegara, serta menciptakan perputaran uang yang langsung dirasakan masyarakat," kata Ni Luh.
Pada penyelenggaraan tahun 2024, F8 mencatatkan multiplier effect yang signifikan. Festival ini mendatangkan 482.893 pengunjung, melibatkan 4.832 pelaku seni, 165 pelaku UMKM, dan 48 komunitas. Selain itu, sebanyak 1.584 tenaga kerja terserap, dengan nilai transaksi ekonomi mencapai Rp29,8 miliar.
2. Tidak mudah masuk dalam Top 10 KEN

Ni Luh menjelaskan Kharisma Event Nusantara merupakan program unggulan yang penentuannya tidak ditetapkan langsung oleh Kementerian Pariwisata, melainkan oleh kurator independen. Untuk bisa masuk dalam daftar, setiap event diusulkan terlebih dahulu oleh pemerintah daerah.
"Jadi yang memilih bukan kami di pusat, melainkan usulan mandiri dari daerah. Selanjutnya, kurator independen dari luar yang menilai, sehingga terjaga tanpa intervensi khusus dari Kementerian Pariwisata," kata Ni Luh.
Ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi, salah satunya event harus terselenggara minimal tiga kali berturut-turut untuk menjaga keberlanjutan. Selain itu, setiap event juga wajib memuat unsur kebudayaan di dalamnya.
"Unsur pelibatan komoditas lokal juga menjadi bagian penting, disertai prinsip pariwisata berkelanjutan. Hal ini mencakup bagaimana sebuah event memberi pengaruh dan dampak terhadap ekonomi masyarakat maupun lingkungan," katanya.
3. F8 siap hadir dengan konsep berbeda tiap tahun

Sementara itu, Founder F8, Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto, menyebut penyelenggaraan tahun depan akan hadir dengan konsep yang berbeda. Dia menegaskan F8 akan tampil lebih berani untuk memberikan pengalaman baru bagi pengunjung.
"Tahun depan, Insyaallah ada parade DJ, ada juga konsep gastro khas Makassar. Bahkan saya rancang festival di atas kapal Pinisi bernama F8 Cruise, dengan kapasitas 250 orang," ungkapnya.
Danny menekankan F8 tidak hanya menjadi ajang perayaan budaya semata. Festival ini juga dia gambarkan sebagai ruang kolaborasi antara pelaku internasional dan lokal.
"Intinya, F8 mempersatukan semua. Kolaborasi internasional dan lokal bisa menjadi parameter apakah kita maju atau mundur dalam budaya, sekaligus memicu dan memacu budaya kita untuk terus bangkit dan terlibat," katanya.