Jusuf Kalla: RS Faisal Harus Lebih Baik dan Jadi Kebanggaan Makassar

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, sekaligus Ketua Dewan Pembina Yayasan RS Islam Faisal, Jusuf Kalla (JK), mengatakan wajah baru RS Islam Faisal untuk meningkatkan kapasitas dan menghadirkan layanan kesehatan modern yang kompetitif.

"Masyarakat menginginkan adanya kemajuan layanan yang tentu dari segi fasilitas, dokter yang hebat, dan alat kesehatan yang lebih modern," ucap JK di sela-sela Ground Breaking pembangunan gedung baru RS Islam Faisal, Senin (22/9/2025).

Sebagai salah satu pendiri, JK mengajak pihak manajemen berpikir bagaimana memajukan RS Faisal. Menurutnya, semua harus mengikuti transformasi perkembangan rumah sakit yang menjadi bisnis kesehatan.

"Rumah sakit, harus terus menerus melakukan perbaikan teknologi yang dibarengi dengan penelitian," bebernya.

JK menekanakan bahwa layanan kesehatan yang di depan, mesti didukung dengan upaya manajerial dan persaingan yang kuat di belakangnya.

"Rumah sakit tidak mungkin lagi ikut dalam persaingan layanan kesehatan kalau tidak dibarengi dengan persaingan manajerial, perbaikan sistem, dan visi ke depan," imbuhnya.

Lebih lanjut JK berharap, Makassar menjadi kota perdagangan dan service dengan meniru cara Singapura. Menurutnya, Singapura itu di kala perdagangan turun, mereka berinovasi memajukan layanan kesehatan.

"Dari inovasi itu, membuat orang-orang mampu serta banyak pejabat ke Singapura untuk berobat ataupun cek kesehatan. Kondisi tersebut, juga diikuti oleh pelayanan kesehatan di Penang, Malaysia, saat ini," ungkapnya.

JK menambahkan, sebagian masyarakat Indonesia yang memilih ke Singapura dan Penang bukan tanpa alasan. JK menyebut tiga faktor, yakni manajerial yang baik, fasilitas yang modern serta sistem pelayanan yang baik.

"Makanya banyak orang Indonesia yang datang ke Singapura dan Malaysia untuk berobat," jelasnya.

JK menuturkan RS Islam Faisal harus menjadi rumah sakit rujukan modern di Kawasan Indonesia Timur, sekaligus memberikan layanan kesehatan yang setara dengan standar internasional.

"Kita harus menyiapkan rumah sakit dengan standar layanan layaknya hotel. Kesehatan tetap menjadi tujuan utama, tetapi di balik itu harus ada manajemen bisnis yang kuat agar rumah sakit bisa bersaing," tandasnya.

Olehnya itu, JK berharap semoga RS Faisal menjadi bagian dari upaya-upaya kita memajukan kesejahteraan masyarakat dan kota ini. "RS Faisal harus lebih baik dari rumah sakit lain yang ada di Makassar dan harus betul-betul melayani masyarakat sebaik-baiknya" ucapnya.

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, mengapresiasi pembangunan RS Islam Faisal. Pembangunan gedung baru RS Islam Faisal diharapkan mampu meningkatan kualitas layanan kesehatan di Kota Makassar.

“Kami berharap pembangunan rumah sakit ini semakin memantapkan posisi Kota Makassar sebagai pusat rujukan layanan kesehatan," ujar Munafri.

Wali Kota Makassar juga berharap, kehadiran rumah sakit ini akan merespons tenaga kerja sangat dibutuhkan di Kota Makassar, khususnya tenaga medis.

"Setelah beroperasi, kita harapkan juga perputaran ekonomi bisa berdampak langsung ke masyarakat sekitar," harapnya.

Direktur Utama RS Faisal, dr. Salwa Mochtar, mengungkapkan di bawah manajemen PT Kalla Group tentunya sangatlah membantu untuk bertransformasi di tengah kompetitifnya persaingan rumah sakit saat ini.

"Salah satu yang menjadi fokus improvement ialah dari sisi service of excellence. Kita ingin RS Faisal tidak hanya dianggap rumahnya orang sakit, tapi kita ingin mencoba langkah preventif dan promotif. Makanya kita akan memperkuat layanan medical check up dalam gedung baru nantinya," kata dr. Salwa.

Rumah Sakit Islam Faisal diresimkan pada tanggal 24 September 1980 di atas lahan seluas 44.632 meter persegi, dengan luas bangunan awal sekitar 4.400 meter persegi.

Bangunannya berdiri di atas tanah wakaf oleh Kerajaan Arab Saudi atas prakarsa dari Hadji Kalla, H Fadeli Luran, H Nazaruddin Anwar, HA Salama Tambo, dan HM Daeng Patompo.

RS Faisal berstatus rumah sakit kelas B dengan akreditasi predikat Paripurna dengan ketersediaan kapasitas 201 tempat tidur. Moto layanannya ialah "Ihsan dalam Pelayanan, Bekerja Sebagai Ibadah".

Adapun layanan yang tersedia saat ini ialah 2 layanan umum, 4 layanan spesialis dasar, 7 layanan spesialis penunjang, dan lebih dari 20 layanan spesialis dan subspesialis lainnya.