Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kasir melayani warga yang membeli minyak goreng di salah satu ritel modern di Lebak, Banten, Sabtu (19/2/2022). (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Makassar, IDN Times - Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengusulkan agar pemerintah provinsi menanggung selisih harga minyak goreng yang terlanjur dibeli oleh distributor di daerah.

Rusli menawarkan solusi itu agar minyak goreng segera terdistribusi. Di sisi lain, distributor juga tidak dirugikan oleh sistem rafaksi harga yang diberlakukan Kementerian Perdagangan.

"Harusnya dihitung berapa yang sudah ada di distributor di daerah, belinya kemarin harganya berapa. Itu saja yang disubsidi dan suruh mereka jual dengan harga sekarang," kata Gubernur saat memimpin rapat membahas kelangkaan minyak goreng di Rumah Jabatan Gubernur, Selasa (22/2/2022).

1. Kepala daerah tidak bisa berbuat banyak

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie. Dok. Pemprov Gorontalo

Dikutip dari laman Pemprov Gorontalo, Rusli menyatakan tidak setuju dengan sistem rafaksi. Proses pembayaran selisih harga dari produsen ke distributor yang berbelit belit dianggap hanya menghambat stok sebelumnya yang berakibat minyak goreng menjadi langka di masyarakat.

Ia menilai tidak jelasnya regulasi dari pusat membuat pemerintah daerah kebingungan. Di satu sisi, gubernur, bupati dan wali kota menjadi sasaran kemarahan warga. Di sisi lain mereka tidak bsia berbuat banyak karena tidak menjadi kewenangan pemerintah daerah.

“Kita mau mensubsidi dengan pasar murah. Anggarannya ada di APBD. Tadi dijelaskan ada distributor yang beli Rp18.500 mau dijual Rp20.000. Selisihnya kita subsidi. Tapi stoknya lagi yang kurang. Nanti warga kabupaten lain protes kenapa hanya di kota yang dilaksanakan pasar murah," ucap Gubernur.

2. Distributor terlanjur beli minyak goreng dengan harga lama

Editorial Team

Tonton lebih seru di