Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

BP4: Lampu Kuning, Angka Perceraian di Indonesia Masuk Fase Mengkhawatirkan

Menteri Agama RI sekaligus Ketua Umum Badan Penasihat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Pusat periode 2024–2029, Nasaruddin Umar. (Dok. Istimewa)
Menteri Agama RI sekaligus Ketua Umum Badan Penasihat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Pusat periode 2024–2029, Nasaruddin Umar. (Dok. Istimewa)

Makassar, IDN Times – Angka perceraian di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Kondisi ini dinilai telah memasuki fase yang mengkhawatirkan oleh Menteri Agama RI sekaligus Ketua Umum Badan Penasihat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Pusat periode 2024–2029, Nasaruddin Umar.

Hal itu ia sampaikan dalam Temu Konsolidasi Pengurus BP4 dari 24 kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan yang digelar di salah satu hotel di Kota Makassar, Jumat (1/11/2025).

“Kita sudah berusaha untuk meredam angka perceraian di Indonesia, karena perceraian ini sudah mengkhawatirkan, sudah lampu kuning,” ujar Nasaruddin.

1. Masyarakat permisif dan lemahnya kesadaran keagamaan jadi penyebab

Ilustrasi perceraian (IDN Times/Mardya Shakti)
Ilustrasi perceraian (IDN Times/Mardya Shakti)

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), angka perceraian di Indonesia sepanjang 2024 adalah 394.608. Jumlah itu sedikit lebih rendah dibandingkan satu tahun sebelumnya, namun jauh lebih tinggi dibanding lima tahun lalu, yaitu 291.677 kasus.

Menurut Nasaruddin, meningkatnya angka perceraian tidak bisa dilepaskan dari banyak faktor. Di antaranya melemahnya kesadaran keagamaan, longgarnya tata nilai sosial, serta perilaku masyarakat yang semakin permisif.

“Dulu orang masih malu berbuat maksiat. Sekarang banyak yang cuek. Sikap permisif ini juga berkontribusi besar terhadap tingginya angka perceraian,” jelasnya.

Selain itu, kemudahan teknologi dan masih tingginya angka perkawinan anak di bawah umur juga turut memperburuk situasi.

2. Rumah tangga kuat jadi kunci ketahanan bangsa

Ilustrasi rumah tangga (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi rumah tangga (IDN Times/Aditya Pratama)

Nasaruddin menekankan pentingnya memperkuat ketahanan keluarga sebagai fondasi membangun masyarakat yang kuat. Ia menyebut, tidak ada negara besar yang bisa tumbuh di atas masyarakat yang berantakan akibat rapuhnya ikatan rumah tangga.

“Kalau individunya kuat, insyaallah rumah tangganya kuat. Kalau rumah tangga kuat, masyarakat juga solid. Dan kalau masyarakat kuat, otomatis negaranya juga kuat,” tegasnya.

3. BP4 diharapkan jadi pionir penguatan keluarga

Menteri Agama RI sekaligus Ketua Umum Badan Penasihat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Pusat periode 2024–2029, Nasaruddin Umar, pada Temu Konsolidasi Pengurus BP4 se-Sulawesi Selatan di Kota Makassar, Jumat (31/10/2025). (Dok. Istimewa)
Menteri Agama RI sekaligus Ketua Umum Badan Penasihat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Pusat periode 2024–2029, Nasaruddin Umar, pada Temu Konsolidasi Pengurus BP4 se-Sulawesi Selatan di Kota Makassar, Jumat (31/10/2025). (Dok. Istimewa)

Melalui kegiatan konsolidasi ini, Kementerian Agama berharap BP4 di daerah dapat menjadi pionir dalam melakukan pendekatan komprehensif untuk memperkuat ketahanan keluarga di tengah masyarakat.

Selain memberikan pembinaan pernikahan, BP4 juga diharapkan bisa mendorong pendewasaan masyarakat dalam menggunakan media sosial, serta menanamkan kembali nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan berumah tangga.

Kegiatan ini dihadiri oleh pengurus BP4 dari 24 kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan, Kepala Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota, Kasi Bimbingan Masyarakat Islam, serta pengurus Asosiasi Penghulu Republik Indonesia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aan Pranata
EditorAan Pranata
Follow Us

Latest News Sulawesi Selatan

See More

Spesialis Pembobol Alfamart Ditangkap, Sembunyi hingga Toko Tutup

01 Nov 2025, 18:08 WIBNews