Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Banjir di perumahan Puri Raya, Kelurahan Borong, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Selasa (8/12/2021). IDN Times/Aan Pranata)

Makassar, IDN Times - Hujan dengan intensitas tinggi tiga hari terakhir memicu banjir di sebagian wilayah Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Tak hanya pemukiman penduduk, banjir juga turut merendam sejumlah fasilitas pemerintah dan infrastruktur umum, seperti jalan raya.

Menurut pengamatan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulsel, banjir parah kali ini disebabkan tiga faktor utama. Faktor yang saling berkaitan itu dianggap perlu dituntaskan segera oleh pemerintah. 

"Pertama, kenaikan air laut menimbulkan rob. (Kedua), air kiriman dari Kabupaten Gowa, terakhir daya dukung dan daya tampung air Makassar yang sudah sangat menurun," kata Direktur Eksekutif WALHI Sulsel Muhammad Al Amin saat berbincang dengan IDN Times, Rabu (8/12/2021).

1. Pembangunan di wilayah pesisir mengkhawatirkan

Warga di Kelurahan Katimbang, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, mengungsi karena kebanjiran. IDN Times/Sahrul Ramadan

Amin menjelaskan, kenaikan volume air laut yang menimbulkan rob disebabkan karena banyaknya pembangunan di wilayah pesisir. Seperti, proyek reklamasi Center Point of Indonesia (CPI) dan proyek Makassar New Port (MNP).

"Dia mengubah bentang alam laut, bentang alam pesisir Makassar sehingga volume air laut ikut meningkat," katanya.

Menurut Amin, air rendaman banjir yang seharusnya bisa dengan maksimal mengalir dan dibuang ke laut, justru tertahan akibat pembangunan di wilayah pesisir. Selain itu, Makassar juga selalu mendapatkan kiriman dari wilayah hulu di Kabupaten Gowa.

"Itu menambah ketinggian banjir di Makassar. Makanya kenapa banjir semakin meluas dan dalam catatan WALHI ada 16 titik banjir per 7 Desember dengan ketinggian bervariatif," ucap Amin.

2. Kemampuan tanah Makassar menyerap air juga buruk

Editorial Team

Tonton lebih seru di