Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App

Tolak Penggusuran, Warga Bara-Baraya Makassar: Saya Tak Takut Senjata

Ratusan warga Bara-Baraya dan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Bara-Baraya Bersatu menggelar aksi unjuk rasa di depan Pengadilan Negeri (PN) Makassar, Kamis (6/2/2025). IDN Times/Darsil Yahya
Intinya sih...
  • Ratusan warga Bara-Baraya dan mahasiswa gelar aksi unjuk rasa menolak penggusuran permukiman mereka oleh PN Makassar.
  • Situasi memanas saat warga mencoba masuk ke dalam area pengadilan, meroboh pagar, dan membakar ban bekas.
  • Konflik lahan seluas 2.800 meter persegi telah berlangsung sejak 2016, warga memiliki bukti kepemilikan yang sah namun merasa keputusan hukum tidak berpihak kepada mereka.

Makassar, IDN Times – Ratusan warga Bara-Baraya dan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Bara-Baraya Bersatu menggelar aksi unjuk rasa di depan Pengadilan Negeri (PN) Makassar, Kamis (6/2/2025).

Sambil merobohkan pagar dan membakar ban bekas. Mereka menuntut penolakan terhadap rencana penggusuran permukiman mereka yang dijadwalkan pekan depan oleh PN Makassar.

Dari pantauan IDN Times, situasi sempat memanas ketika warga mencoba merangsek masuk ke dalam area pengadilan. Namun dihalau anggota polisi yang berjaga di lokasi.

1. Tangisan dan Amarah Warga Bara-Baraya

Ratusan warga Bara-Baraya dan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Bara-Baraya Bersatu menggelar aksi unjuk rasa di depan Pengadilan Negeri (PN) Makassar, Kamis (6/2/2025). IDN Times/Darsil Yahya

Di tengah kerumunan massa, Rahima (57), salah satu warga Bara-Baraya, tampak berteriak lantang menolak penggusuran. Dengan suara bergetar, ia menyatakan tidak gentar menghadapi aparat yang berjaga.

"Saya anak tentara, tidak takut sama senjata!" seru Rahima dengan penuh emosi.

Rahima bersama warga lain merasa geram karena rencana eksekusi rumah mereka dianggap tidak adil. Ia mengaku telah tinggal di kawasan tersebut sejak lahir dan memiliki surat kepemilikan yang sah.

"Kami mau tinggal di mana kalau rumah kami digusur? Kami punya AJB (Akta Jual Beli), ini rumah kami sejak dulu!" lanjutnya.

Sejumlah warga lain juga menyuarakan kekesalan mereka, menuntut pihak pengadilan untuk turun langsung menemui mereka.

2. Sengketa Lahan yang Berlarut Selama 8 Tahun

Ratusan warga Bara-Baraya dan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Bara-Baraya Bersatu menggelar aksi unjuk rasa di depan Pengadilan Negeri (PN) Makassar, Kamis (6/2/2025). IDN Times/Darsil Yahya

Konflik lahan seluas 2.800 meter persegi di Bara-Baraya ini telah berlangsung sejak 2016. Warga mengklaim memiliki bukti kepemilikan yang sah, tetapi keputusan hukum selama ini dinilai tidak berpihak kepada mereka.

"Selama delapan tahun warga diminta bersabar menghadapi ancaman penggusuran," ujar salah satu orator dalam aksi tersebut.

Ia juga mempertanyakan keputusan eksekusi yang dikeluarkan pengadilan dan peran kepolisian dalam proses ini.

"Apakah surat perintah eksekusi dari pengadilan ke Polrestabes Makassar justru menjadi pemicu semangat perjuangan kami untuk melawan?" serunya lantang.

3. Respons Pengadilan Negeri Makassar

Ratusan warga Bara-Baraya dan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Bara-Baraya Bersatu menggelar aksi unjuk rasa di depan Pengadilan Negeri (PN) Makassar, Kamis (6/2/2025). IDN Times/Darsil Yahya

Di tengah aksi yang semakin memanas, Humas Pengadilan Negeri Makassar, Sibali, akhirnya turun menemui massa. Ia meminta warga untuk tidak melakukan perusakan terhadap fasilitas negara.

"Tolong jangan dirusak, ini fasilitas negara," ujar Sibali berusaha menenangkan massa.

Meski begitu, warga tetap bersikeras meminta kejelasan terkait putusan pengadilan yang mereka anggap tidak adil. Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak PN Makassar terkait tuntutan warga.

Aksi unjuk rasa ini pun masih terus berlanjut dengan warga yang bertekad mempertahankan rumah mereka dari ancaman penggusuran.

Share
Editorial Team