Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Zero Waste di Tengah Tambang, Ide Cemerlang PT Vale Mengolah Sampah

Proses pemilahan sampah di Segregation Plant PT Vale Indonesia, Jumat (25/7/2025). IDN Times/Irwan Idris
Proses pemilahan sampah di Segregation Plant PT Vale Indonesia, Jumat (25/7/2025). IDN Times/Irwan Idris
Intinya sih...
  • Praktik pertambangan berkelanjutan
  • Penerapan prinsip Reduce, Reuse, Recycle (3R)
  • Alokasi anggaran lebih dari Rp700 juta per tahun
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sorowako, IDN Times - Di jantung kawasan industri tambang nikel di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel), PT Vale Indonesia membangun sistem pengelolaan sampah sebagai contoh praktik pertambangan berkelanjutan. Di tengah tantangan krisis iklim dan ancaman degradasi lingkungan, mereka menerapkan prinsip circular economy melalui fasilitas Segregation Plant yang dirancang untuk meminimalisasi sampah ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

Fasilitas ini memiliki kapasitas pengolahan 12–15 ton sampah per hari, dan ditargetkan mendukung komitmen jangka panjang PT Vale menuju zero waste to landfill pada 2050.

"Limbah plastik dipilah di Segregation Plant selanjutnya diserahkan ke Bank Sampah milik Pemda. Jumlah sampah plastik yang sudah dipilah per bulan sekitar 1,2 ton. Data Januari-Juli 2025, sudah kita donasikan sekitar sembilan ton," jelas Foreman Ground Work Segregation Plant PT Vale, Hery Sudarto, Jumat (25/7/2025).

1. Ekonomi sirkular dan tiga pilar 3R

Proses pemilahan sampah di Segregation Plant PT Vale Indonesia, Jumat (25/7/2025). IDN Times/Irwan Idris
Proses pemilahan sampah di Segregation Plant PT Vale Indonesia, Jumat (25/7/2025). IDN Times/Irwan Idris

Pengelolaan limbah di fasilitas ini mengedepankan prinsip Reduce, Reuse, Recycle (3R). Limbah rumah tangga, sisa kegiatan operasional, hingga sisa makanan dari kompleks perumahan, ditangani secara terpisah dan spesifik sesuai jenisnya.

“Bahan baku bernilai tinggi saat ini masih dari plastik dan botol kaca. Kami press, ikat, lalu didistribusikan ke Bank Sampah. Ini jadi bagian penting dari circular economy," ujar Hery.

2. Sisa makanan diolah jadi maggot, limbah kayu jadi kompos

Limbah kayu diolah menjadi pupuk kompos di Segregation Plant PT Vale Indonesia, Jumat (25/7/2025). IDN Times/Irwan Idris
Limbah kayu diolah menjadi pupuk kompos di Segregation Plant PT Vale Indonesia, Jumat (25/7/2025). IDN Times/Irwan Idris

Limbah organik seperti sisa makanan diolah menjadi pakan ternak dengan memanfaatkan larva Black Soldier Fly (BSF) atau maggot. Inovasi ini bukan hanya mengurangi limbah, tetapi juga menciptakan nilai tambah sebagai sumber protein tinggi untuk pakan ikan dan ayam. Produk maggot ini kemudian disumbangkan ke komunitas peternak di sekitar tambang.

MGR Ops dan Reclamation Segregation Area PT Vale Indonesia, Muh Firdaus Muttaqi menambahkan, limbah kayu dari sisa palet dan area tambang dicacah dan dimanfaatkan menjadi kompos untuk reklamasi tanaman di lahan bekas tambang. Kompos berbasis serbuk kayu ini sangat dibutuhkan dalam proses pemulihan vegetasi pasca-tambang. Hingga kini, kebutuhan kompos untuk reklamasi mencapai sekitar 2.500 kilogram, digunakan untuk penghijauan dan pembibitan pohon.

"Kebutuhan pupuk kompos itu sekitar 2.500 kilogram dipakai untuk reklamasi penhghijauan. Satu karung serbuk kayu pupuk kompos itu seberat 20 kilogram," jelas Firdaus.

3. Alokasikan anggaran lebih Rp700 juta per tahun

Data pengolahan sampah di Segregation Plant PT Vale Indonesia, Jumat (25/7/2025). IDN Times/Irwan Idris
Data pengolahan sampah di Segregation Plant PT Vale Indonesia, Jumat (25/7/2025). IDN Times/Irwan Idris

PT Vale tidak hanya berkomitmen pada pengelolaan limbah, tapi juga mengalokasikan anggaran besar. Lebih dari Rp700 juta per tahun digelontorkan untuk pengelolaan sampah ini. Upaya ini melibatkan teknologi seperti komposter dan pengolahan maggot BSF.

Setidaknya, empat ton sampah terpilah per tahun disalurkan ke komunitas dan Bank Sampah, yang pada akhirnya memperkuat sirkulasi ekonomi lokal berbasis limbah.

Di tengah bisnis ekstraktif yang kerap mendapat kritik karena dampak lingkungannya, PT Vale mencoba menghadirkan wajah baru: tambang yang lebih ramah lingkungan, berbasis nilai ekonomi hijau. Dengan segregasi limbah, konversi sampah menjadi sumber daya baru, dan pemanfaatan kembali bahan organik untuk reboisasi, PT Vale membuktikan bahwa pertambangan dan lingkungan tidaak harus saling meniadakan.

Dengan target Zero Waste to Landfill 2050, PT Vale Indonesia menunjukkan bahwa industri tambang bisa menjadi bagian dari solusi lingkungan jika prinsip berkelanjutan diterapkan secara konsisten dan terukur.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irwan Idris
EditorIrwan Idris
Follow Us