Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Alasan Logis Semakin Dewasa Semakin Enggan Mencari Validasi

ilustrasi sosok dewasa muda (pexels.com/Keira Burton)
Intinya sih...
  • Validasi adalah upaya mencari pengakuan atau persetujuan, namun orang dewasa semakin enggan mencarinya.
  • Kesadaran diri yang meningkat membuat mereka tidak bergantung pada opini orang lain dan fokus pada kepuasan pribadi.
  • Orang dewasa memiliki lingkaran pertemanan lebih kecil, tidak memerlukan validasi eksternal, dan lebih mandiri secara emosional.

Validasi merupakan upaya seseorang untuk mencari pengakuan atau persetujuan. Ketika memperoleh validasi, terdapat perasaan puas yang menyertai. Validasi sendiri bisa menyangkut beberapa aspek. Entah validasi terhadap pencapaian, rupa fisik, atau validasi mengenai status tertentu. Tapi jika diperhatikan, pola kehidupan sosok manusia dewasa ternyata mengalami perubahan.

Semakin dewasa, semakin banyak orang enggan mencari validasi. Mereka memilih menjalani hidup untuk kepuasan pribadi. Bukan hanya memuaskan standar dan keinginan orang lain. Perspektif ini tentu didasari oleh alasan yang logis. Berikut lima diantaranya.

1. Self awareness yang mengalami peningkatan

ilustrasi perempuan tersenyum (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Harus diakui banyak orang berusaha mencari validasi untuk memuaskan diri. Mereka merasa bahagia saat memperoleh respon positif sebagaimana yang diharapkan. Tapi apakah kebahagiaan ini akan terus berlanjut? Ternyata sosok manusia dewasa justru semakin enggan mencari validasi.

Kondisi ini dipicu oleh self awareness yang mengalami peningkatan. Seiring bertambahnya usia dan pengalaman, seseorang cenderung lebih mengenal dirinya sendiri. Terutama mengenai apa yang disuka, nilai-nilai yang dipegang, beserta tujuan hidupnya. Hal ini membuatnya tidak terlalu bergantung pada opini orang lain.

2. Fokus bergeser ke hal yang paling esensial

ilustrasi berpikir (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Beberapa orang mungkin menempatkan validasi sebagai tujuan utama. Mereka menginginkan apresiasi dan penilaian positif dari lingkungan sosial. Namun demikian, pola hidup seperti ini ternyata tidak dijalani oleh sosok manusia dewasa. Seiring berkembangnya pola pikir, mereka tidak lagi tertarik mencari validasi.

Tentu ada alasan logis di baliknya. Sosok manusia dewasa fokus bergeser ke hal yang paling esensial. Dengan bertambahnya tanggung jawab, energi difokuskan untuk hal-hal yang memang penting. Bukan terletak pada bagaimana manusia menilai dirinya secara detail.

3. Lingkaran sosial yang lebih selektif

ilustrasi pertemanan inspiratif (pexels.com/Fauxels)

Upaya mencari validasi menjadi fenomena yang kerap dijumpai di era sekarang. Bahkan beberapa orang rela menampilkan kehidupan manipulatif di media sosial. Contohnya menampilkan gaya hidup fancy dan hedon meskipun tidak sesuai dengan pendapatan yang sebenarnya. Ternyata pola kehidupan demikian ini tidak akan bertahan ketika pola pikir sebagai manusia dewasa sudah mendominasi.

Mengapa semakin dewasa seseorang justru semakin enggan mencari validasi? Salah satunya dipengaruhi oleh lingkungan sosial yang lebih selektif. Orang dewasa cenderung memiliki lingkaran pertemanan yang lebih kecil dan lebih suportif. Mereka tidak merasa perlu memenuhi ekspektasi banyak orang agar diterima secara keseluruhan.

4. Sudut pandang tentang berbagai pengalaman hidup

ilustrasi berpikir logis (pexels.com/Furkanfdemir)

Sebagian orang mungkin akan berusaha mencari validasi. Mereka menginginkan persetujuan dan pengakuan dari orang lain untuk menumbuhkan rasa puas. Dalam hal ini, kita perlu belajar dari sudut pandang sosok manusia dewasa. Karena semakin dewasa seseorang justru semakin enggan mencari validasi.

Apakah ada alasan logis yang menyertai? Jawabannya tentu saja. Hal ini dipengaruhi oleh sudut pandang tentang berbagai pengalaman hidup. Seseorang belajar bahwa tidak semua orang menyukai atau menyetujui pilihannya. Tidak menuruti keinginan orang lain bukan berarti menurunkan kualitas hidup.

5. Dipengaruhi oleh kemandirian emosional

ilustrasi sosok mandiri (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Mereka yang benar-benar tumbuh menjadi sosok manusia dewasa memiliki pola pikir mengagumkan. Termasuk dari caranya dalam menyikapi validasi. Umumnya, mereka yang sudah memiliki pola pikir dewasa tidak terlalu mementingkan pengakuan atau persetujuan dari lingkungan sosial maupun dunia maya.

Hal ini bisa terjadi karena dipengaruhi oleh kemandirian emosional. Kedewasaan sering kali membawa kemampuan untuk mengatur emosi sendiri tanpa bergantung pada pujian atau pengakuan dari luar. Seseorang mulai merasa cukup dengan pengakuan dari dirinya sendiri.

Mereka yang tumbuh sebagai sosok manusia dewasa ternyata enggan mencari validasi. Kedewasaan membawa kepercayaan diri yang tumbuh dari dalam. Mereka berfokus pada pengembangan keterampilan sekaligus potensi diri yang dimiliki. Sosok manusia dewasa lebih menjalani kehidupan yang autentik daripada manipulatif.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irwan Idris
EditorIrwan Idris
Follow Us