Tur Multi Semesta Makassar: Sebab .Feast Memang Harus Marah

Rangkuman diskografi selama satu dekade yang sangat riuh

Makassar, IDN Times - .Feast benar-benar masih marah. Itu yang sangat terasa dalam penampilan Tur Multi Semesta mereka di Kota Makassar, Minggu malam (19/2/2023). Berlangsung di Auditorium Amannagappa Universitas Negeri Makassar (UNM), kuintet asal Jakarta tersebut seolah ingin "membalas dendam." Pasalnya, dalam persinggahan terakhir di Makassar, mereka cuma tampil selama 15 menit lantaran cuaca buruk.

Tanpa basa-basi, mereka langsung menggeber set dengan lagu-lagu dari album anyar Abdi Lara Insani (2022) saat naik ke atas panggung pada jam 8 malam. Mulai dari Bintang Massa Aksi, Camkan, Gugatan Rakyat Semesta, Jaya, Jangan Ikut Campur hingga Ali. Tak lupa, selipan Fastest Man Alive dari Multiverses (2017) membuat arena lebih panas.

Seperti yang didengungkan dalam materi promosi, Tur Multi Semesta adalah cara .Feast merayakan satu dekade kiprah musik mereka. Tak lupa sisipan tagar #MasihMarah.

1. Set pertama berisi lagu-lagu dari album terbaru, Abdi Lara Insani

Tur Multi Semesta Makassar: Sebab .Feast Memang Harus MarahPenampilan .Feast dalam Tur Multi Semesta Kota Makassar yang berlangsung di Auditorium Amannagappa UNM, Minggu 19 Februari 2023. (Ari Putra Anugrah for IDN Times)

Minus drummer Ryo Bodat yang kali ini digantikan oleh Kusuma Widhiana dari Mantra Vutura --juga termasuk roster Sun Eater-- tak mengurangi intensitas agresivitas lagu-lagu yang iringi set pertama. Sound yang disajikan pada para Kelelawar --sebutan untuk penggemar .Feast-- kian gahar berkat tambahan "gitaris magang" Adrian Mahendra.

Secara keseluruhan, set pertama yang bertindak sebagai "perkenalan langsung" dengan Abdi Lara Insani tersaji dengan baik. Ada corak grunge, progressive rock dan stroner metal yang terasa dalam kuping. Tak cuma makin kental, tapi malah menjadi ruh yang terasa segar. Tak heran, album tersebut menyabet gelar Album Rock Terbaik di ajang Anugerah Musik Indonesia 2022.

Muatan isu kekuasaan sarat kritik memang sangat kental dalam Abdi Lara Insani. Ini seolah jadi cara band jebolan FISIP Universitas Indonesia tersebut menyambut tahun-tahun pesta politik yang sudah di depan mata.

2. Penonton baru benar-benar "menggila" di set kedua

Tur Multi Semesta Makassar: Sebab .Feast Memang Harus MarahPenampilan .Feast dalam Tur Multi Semesta Kota Makassar yang berlangsung di Auditorium Amannagappa UNM, Minggu 19 Februari 2023. (Ari Putra Anugrah for IDN Times)

Para Kelelawar baru menggila di set kedua, saat .Feast membawakan sejumlah materi dari kurun waktu 2016 hingga 2020. Pada sesi inilah suasana baru benar-benar riuh oleh singalong. Kami Belum Tentu, Minggir!, Komodifikasi, Berita KehilanganPadi Milik RakyatPeradaban dan Dalam Hitungan. Lingkar moshpit dan moshing spontan muncul di tengah kerumunan. Tak lupa penonton yang turut crowdsurfing.

Gitaris Diki Renanda --yang "ditugaskan" berinteraksi dengan penonton-- beberapa kali mengimbau penonton tetap menjaga laku. "Mohon teman-teman untuk memperhatikan orang di sekitar, apalagi ada juga penonton perempuan di depan barikade," jelas Diki, seolah mengulang imbauan wajib yang selalu jadi pembuka penampilan mereka.

Lagu Kelelawar serta Sectumsempra jadi penutup set kedua serta penampilan .Feast malam itu. Earth-03 di album debut Multiverses, titik tolak perjalanan bermusik mereka, jadi tempat mereka dan para Kelelawar Makassar kembali usai dua jam perjalanan.

3. Perjalanan menjelajah semesta yang menyenangkan bagi Kelelawar Makassar

Tur Multi Semesta Makassar: Sebab .Feast Memang Harus MarahPenampilan .Feast dalam Tur Multi Semesta Kota Makassar yang berlangsung di Auditorium Amannagappa UNM, Minggu 19 Februari 2023. (Ari Putra Anugrah for IDN Times)

Tur Multi Semesta .Feast di Makassar menyajikan set yang solid, keras dan berbahaya. Auditorium Amanagappa UNM, venue kota keenam yang mereka singgahi malam itu, memang tak terisi penuh. Tapi ini malah menjadi intimate gig bagi para Kelelawar yang sudah lama menanti Baskara Putra dkk tampil bukan di arena festival.

"Terasa dekat ji. Sayangnya barikade tinggi sekali. Susah ka lihat personelnya," celetuk salah satu penonton perempuan yang malam itu datang bersama sang kekasih. Tinggi panggung yang tak seberapa memang jadi cara "berkompromi" dengan langit-langit Auditorium Amannagappa UNM yang cukup rendah.

Namun, bagi para Kelelawar, ini adalah perjalanan menjelajah semesta yang tetap menyenangkan, dengan luapan kemarahan sebagai bahan bakarnya.

Baca Juga: Emotional Fest Makassar 2023, Boyong Last Child hingga Stereo Wall

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya