Perdana, Sulsel Ekspor Batang Cengkeh ke India

Akselerasi ekspor produk pertanian Sulsel meningkat

Makassar, IDN Times - Batang cengkeh yang biasanya tidak terpakai atau langsung dibuang rupanya mulai diminati pasar. Sulawesi Selatan memanfaatkan celah ekonomis itu.

Setelah sebelumnya melepas ekspor perdana talas saitomo ke Jepang pada September lalu, Sulsel kembali menambah komoditas ekspor melalui ekspor perdana batang cengkeh ke India.

Pelepasan ekspor perdana batang cengkeh ini dilakukan di Pelabuhan Laut Soekarno Hatta Makassar, Jumat  (11/10). Pada ekspor perdana itu, 50 ton batang cengkeh dikirim ke India dengan nilai Rp396 juta.

"Bertambah lagi ragam komoditas unggulan ekspor kita. Kami dorong pelaku usaha untuk gali, gali dan ekspor lagi," kata Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Ali Jamil, seperti tertulis dalam rilis yang diterima IDN Times. 

1. Di India, kayu cengkeh dari Indonesia itu diolah menjadi minyak atsiri

Perdana, Sulsel Ekspor Batang Cengkeh ke IndiaBatang cengkeh (pertanian.go.id)

Jamil berharap komoditas ini dapat diolah langsung oleh pelaku usaha menjadi produk jadi atau minimal setengah jadi. Selain ada tambahan margin keuntungan bagi petani karena untuk pasar ekspor, industri olahan produk pertanian juga membuka lapangan pekerjaan. 

"Jadi tidak saja petani, masyarakat lainpun ikut terdongkrak kesejahterannya," katanya.

Di India, batang dari tanaman asli Indonesia ini dapat diolah menjadi minyak atsiri dan digunakan juga sebagai rempah-rempah. 

2. Negara tujuan ekspor bertambah 3 negara

Perdana, Sulsel Ekspor Batang Cengkeh ke Indiahttps://www.nu.or.id

Sementara itu, Barantan Makassar mencatat berdasarkan data automasi IQFAST di wilayah kerjanya, terjadi adanya tren peningkatan ekspor komoditas pertanian asal Sulsel di beberapa indikator. 

Indikator pertama, adanya peningkatan volume ekspor sebesar 3,5 persen atau sebanyak 168,3 ton dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada periode Januari-Juni 2018 volume ekspor ada di angka 162,6 ton. Frekuensinya juga meningkat sebesar 36,8 persen 
dibandingkan dengan tahun 2018 di periode yang sama.

Selain itu, capaian ekspor komoditas pertanian lainnya dilihat dari penambahan jumlah negara tujuan ekspor. Selama tahun 2019, terdapat 15 eksportir baru dari total 35 eksportir yang mengekspor berbagai komoditas pertanian dari Sulsel seperti umbi porang, manggis, durian, mangga, markisa, vanili, talas satoimo dan kini batang cengkeh.

Negara tujuan ekspor juga bertambah dengan masuknya Thailand dan Belarus untuk komoditas mede dan Papua New Guinea untuk ekspor tepung terigu.

Tren peningkatan ini disebut tidak lepas dari kerja sama yang baik dari seluruh pemangku kebijakan, mulai dari proses hulu sampai ke hilir hingga mampu menjadi komoditas unggulan ekspor.  "Kita dorong bersama, jaga 3 K-nya, kualitas, kuantitas dan kontinuitasnya untuk cita-cita bersama menjadi lumbung pangan dunia di tahun 2045 nanti," kata Jamil.

3. Didukung Program Agro Gemilang Kementan

Perdana, Sulsel Ekspor Batang Cengkeh ke IndiaWikipedia bahasa indonesia

Barantan menyebut peningkatan komoditi ekspor ini dapat dicapai berkat programAyo Galakkan Ekspor atau Agro Gemilang.  Program ini dinilai membuka akses informasi dan layanan seluas-luasnya kepada pelaku usaha agribisnis, khususnya kaum muda yang baru memasuki bisnis ekspor produk pertanian.

"Melalui program ini, Barantan melakukan terobosan layanan berupa sertifikat elektronik, e-Cert untuk mempercepat proses di tempat pengeluaran juga menjadi jaminan bagi keberterimaan produk di negara tujuan," kata Ali Jamil.

4. Pemprov Sulsel optimis peningkatan komoditi ekspor melalui direct export

Perdana, Sulsel Ekspor Batang Cengkeh ke Indiahttps://www.nu.or.id

Pemprov Sulsel sendiri mendukung upaya peningkatan ekspor. Kepala Dinas Perdagangan Sulsel Hadi Basalamah sepakat peningkatan ekspor harus didorong bersama, apalagi kini ada program direct export.

"Apalagi saat ini Pelabuhan Soekarno Hatta bisa melakukan ekspor secara langsung atau direct export ke berbagai negara tujuan. Sebelumnya harus lewat Jakarta atau Surabaya. Dengan direct export jadi lebih cepat," kata Hadi.

Direct export sendiri merupakan metode pengiriman komoditas ekspor langsung melalui pelabuhan Makassar sehingga tidak perlu melalui Surabaya dan Jakarta. Metode ini pun dinilai lebih efisien sebab selain membuka peluang bagi para eksportir untuk membuka pasar yang lebih luas, metode ini juga lebih hemat biaya.

Baca Juga: Sulawesi Selatan Terpilih sebagai Role Model Birokrasi di Indonesia

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya