Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pelatih kepala PSM Makassar, Bernardo Tavares, dalam sesi jumpa pers pra-pertandingan BRI Liga 1 2024/25 melawan PSIS Semarang pada Jumat 19 September 2024. (Dok. PT Liga Indonesia Baru)

Intinya sih...

  • Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares, geram karena gaji pemain tak dibayar 2-4 bulan.
  • Anggaran belanja PSM musim ini sangat kecil, mereka hanya mampu merekrut pemain lokal dan asing dengan gaji terjangkau.
  • Tanggung jawab manajemen terhadap pemain penting demi menjaga stabilitas tim, meski finansial klub sedang morat-marit.

Makassar, IDN Times - Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares, tak bisa menyembunyikan rasa geram lantaran gaji pemain-pemain belum dibayar antara dua hingga empat bulan. Padahal, Sadikin Aksa selaku Direktur Utama PSM disebut sudah berjanji situasi tersebut tidak terulang.

"Musim lalu kita banyak kehilangan pemain penting. Pak Sadikin (Aksa) datang ke locker room kita dan berjanji bahwa hal-hal ini (gaji menunggak) tidak akan terjadi musim depan," ungkap Tavares dalam sesi jumpa pers pada Minggu lalu (1/12/2024).

Situasi ini dianggapnya tidak hanya merugikan pemain, tapi juga memengaruhi motivasi berlatih serta bertanding. Tapi, di luar dugaan, mereka justru mampu menang 1-0 atas Borneo FC dalam laga pekan ke-12 BRI Liga 1 2024/25, Senin kemarin (2/12/2024).

1. Tavares mempertanyakan tujuan dari perampingan anggaran belanja

Salah satu momen pertandingan pekan ke-12 BRI Liga 1 2024/25 antara PSM Makassar versus Borneo FC Samarinda yang berlangsung di Stadion Batakan Balikpapan pada Senin 2 Desember 2024. (Dok. PT Liga Indonesia Baru)

Lebih jauh, Tavares menjelaskan bahwa anggaran belanja PSM musim ini sangat kecil dibanding tim-tim Liga 1 lainnya. Hal ini membuat mereka hanya mampu merekrut pemain lokal dari tim yang baru degradasi, pemain akademi minim pengalaman, dan pemain asing dengan gaji lebih terjangkau sebagai pengganti pilar kunci yang hengkang.

"Saya tidak mengerti kenapa mereka tidak membayar gaji tepat waktu? Padahal anggaran (belanja pemain) kami sudah rendah," kata pelatih berpaspor Portugal itu. Logikanya, menurut Tavares, kebijakan mengencangkan ikat pinggang ala manajemen PSM harusnya berujung pada gaji dibayar tepat waktu.

"Saya tahu PSM sedang menjalani masa-masa sulit karena kita tidak bermain di Makassar dan tidak banyak suporter yang datang. Tapi harusnya mereka memikirkan bahwa anggaran ini sama sekali tidak lewat batas, harusnya gaji bisa dibayar," jelasnya.

2. Para pemain selalu bertanya tentang kejelasan gaji ke sang pelatih kepala

Salah satu aksi winger PSM Makassar, Victor Dethan (kiri), dalam laga pekan ke-10 BRI Liga 1 2024/25 melawan Persik Kediri pada 5 November 2024. (Dok. PT Liga Indonesia Baru)

Sebagai pelatih kepala, Tavares mengaku berada dalam situasi sulit karena selalu mendapat pertanyaan titik terang masalah gaji dari para pemain. Ia pun kehabisan jawaban lantaran komunikasi terakhirnya dengan Sadikin Aksa adalah pada 13 Mei silam.

"Saya ada di situasi di mana para pemain bertanya kepada saya, dan saya menanyakan apa sesungguhnya yang terjadi kepada manajemen agar bisa menyampaikannya ke pemain. Tapi saya pun tidak tahu apa yang saya harus jawab," curhat sosok 44 tahun tersebut.

Sepanjang pekan lalu, ketika para penggawa Pasukan Ramang mogok latihan selama tiga hari, Tavares berupaya membangun komunikasi lewat manajer Muhammad Nur Fajrin. Tapi ia mengaku sama sekali belum ada jawaban didapatkan. Alhasil, konferensi pers di hadapan awak medua menjadi opsi terakhir untuk didengar.

3. Meski kondisi finansial morat-marit, Pasukan Ramang masih mampu bersaing di papan atas

Para pemain PSM Makassar berpose jelang pertandingan pekan pertama BRI Liga 1 2024/25 melawan Persis Solo yang berlangsung di Stadion Batakan Balikpapan, 10 Agustus 2024. (Dok. PT Liga Indonesia Baru)

Tavares mengingatkan bahwa tanggung jawab manajemen terhadap pemain sangat penting demi menjaga stabilitas tim. Eks juru taktik IFK Helsinki tersebut turut berharap agar tunggakan gaji para pemain bisa segera diselesaikan, tak dibiarkan berlarut-larut.

"Sebagai pelatih, saya tidak senang berada dalam situasi seperti ini. Ini adalah musim kedua saya merasakannya. Sebelumnya malah tidak pernah sama sekali. Musim ini anggaran kita sangat rendah, termasuk memilih pemain yang sesuai," terangnya.

Meski finansial klub sedang morat-marit, PSM Makassar masih bisa bersaing di papan atas klasemen sementara Liga 1. Mereka saat ini bertengger di posisi 4 dengan koleksi 21 poin, di atas Persija Jakarta yang terus membayangi.

Editorial Team