Rektorat Perketat Kampus UMI Usai Insiden Perusakan 

Pihak kampus memilih tak meliburkan proses belajar-mengajar

Makassar, IDN Times - Pihak Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar memilih untuk tetap melanjutkan aktivitas perkuliahan setelah insiden perusakan satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan satu fakultas.

Insiden itu merupakan rangkaian dari aksi penyerangan ratusan pelaku bertutup muka, yang terjadi Senin (18/11) petang. Membabi buta, mereka membakar Sekretariat UKM Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) UMI dilanjutkan dengan merusak sejumlah infrastruktur di Fakultas Hukum (FH).

"Saya kira dengan kejadian ini, pihak rektorat tidak ada kebijakan untuk meliburkan. Perkuliahan tetal berjalan seperti sediakala," kata Wakil Rektor III UMI, Prof Laode Husen saat dikonfirmasi, Selasa (19/11).

Baca Juga: Ratusan Orang Serang dan Bakar Sekretariat Mapala UMI

1. Pihak kampus perketat pengawasan aktivitas mahasiswa usai kuliah

Rektorat Perketat Kampus UMI Usai Insiden Perusakan Aparat kepolisian jajaran Polrestabes Makassar berjaga di lingkungan kampus UMI / Sahrul Ramadan

Aksi penyerangan dan perusakan hingga dibakarnya sekretariat Mapala UMI terjadi sekitar 16.00 Wita. Usai membakar, ratusan orang kelompok bar-bar itu bahkan merangsek masuk ke FH Hukum.

Di sana, mereka merusak fasilitas fakultas. Kaca-kaca dipecahkan hingga perangkat belajar mengajar mahasiswa diobrak-abrik. Mahasiswa yang saat itu sedang mengikuti proses belajar mengajar memilih keluar meninggalkan fakultas untuk menyelamatkan diri.

Husen menegaskan, pihaknya mulai memperketat pengawasan seluruh aktivitas mahasiswa sepanjang proses belajar mengajar hingga kegiatan lain di luar jam perkuliahan.

"Semua mahasiswa-mahasiswi yang ada di lingkungan kampus UMI pasti akan diawasi. Kita terapkan supaya bisa lebih diawasi, diketahui apa yang mereka lakukan. Ini sebagai bentuk awal dari pencegahan juga," kata Husen.

2. Pihak kampus minta pengawalan polisi hingga kondisi dipastikan kondusif

Rektorat Perketat Kampus UMI Usai Insiden Perusakan Aparat kepolisian jajaran Polrestabes Makassar berjaga di lingkungan kampus UMI / Sahrul Ramadan

Di sisi lain, pihak kampus UMI tetap berkoordinasi dengan aparat kepolisian dalam hal pengamanan internal kampus. Itu dilakukan agar hal

Penyerangan ratusan orang kemarin dianggap sangat merugikan pihak kampus, utamanya, kegiatan belajar-mengajar mahasiswa.

"Koordinasi kita kepolisian tetap jalan sampai situasi ini betul-betul kondusif. Karena kita tidak mau kejadian ini berulang-ulang," ucapnya.

3. Pihak kampus harap para pelaku penyerangan dan perusakan bisa secepatnya tertangkap

Rektorat Perketat Kampus UMI Usai Insiden Perusakan Penyerangan dan pembakaran ratusan orang di sekretariat Mapala UMI, Senin (18/11) / Sahrul Ramadan

Pihak kampus UMI menyerahkan semua penanganan persoalan pelanggaran hukum ke polisi. Polisi diharapkan dapat mengungkap dan menangkap semua pelaku penyerangan.

Apalagi, peristiwa ini dianggap mencoreng nama baik kampus hijau itu. "Mudah-mudahan saja bisa selesai semua. Polisi ungkap dan tangkap semu yang terlibat," ujar Husen.

Selain itu, seluruh mahasiswa juga diimbau agar tidak gampang terpengaruh dan terprovokasi dengan ulah kelompok manapun untuk memperkeruh kondusivitas dalam kampus.

Jika terdapat mahasiswa yang terlibat dalam aksi penyerangan, pihak rektorat tidak segan, akan mengambil tindakan tegas. Memberlakukan skorsing hingga yang terburuk adalah pemecatan sebagai mahasiswa UMI.

"Kita drop out (DO) pulangkan kembali ke orang tuanya. Kalau dia terlibat ya harus diproses hukum. Tidak bisa tidak. Itu yang paling terburuk. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi," pungkasnya.

Baca Juga: Penyerang Sempat Demo Rektorat Sebelum Bakar Mapala UMI

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya