Dampak Perubahan Iklim, Produksi Garam di Sulsel Terus Anjlok

Produksi garam menurun sejak tahun 2020

Makassar, IDN Times - Produksi garam di Sulawesi Selatan terus menurun secara drastis sejak tahun 2020, menruut data Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi.

Pada tahun 2020, produksi garam di Sulsel hanya menyentuh angka 45.310 ton. Padahal pada tahun 2019, produksi garam menyentuh angka 140.338 ton atau yang tertinggi dalam lima tahun terakhir.

Kemudian pada tahun 2021, produksi garam kembali menurun drastis yakni hanya berada pada angka 1.283 ton. Lalu, produksi sedikit meningkat pada tahun 2022 yakni 3.282 ton.

"Garam itu memang terus mengalami penurunan karena iklim," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel, Muhammad Ilyas, Rabu (22/3/2023).

Baca Juga: Bea Cukai Perketat Patroli Laut Cegah Impor Pakaian Bekas ke Sulsel

1. Cuaca tak menentu ganggu aktivitas petani

Dampak Perubahan Iklim, Produksi Garam di Sulsel Terus AnjlokFoto hanya ilustrasi. (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Ilyas menjelaskan perubahan iklim membuat cuaca tidak menentu. Di Kabupaten Kepulauan Selayar misalnya, di mana para petani telah bersiap menuju tempat pengeringan garam namun tiba-tiba hujan deras.

Akibat hujan deras, garam yang tadinya sudah kering akhirnya kembali terendam air tawar sehingga tidak bisa diproduksi. Kondisi ini berbeda dengan dulu ketika petani mengetahui kapan musim kemarau, musim peralihan dan musim hujan.

"Perubahan iklim ini memang dampaknya sangat banyak, selain dari bencana salah satunya adalah cuaca yang berubah sehingga kita tidak bisa prediksi," kata Ilyas.

2. Petambak garam masih menggunakan cara tradisional

Dampak Perubahan Iklim, Produksi Garam di Sulsel Terus AnjlokIlustrasi garam. ANTARA FOTO/Saiful Bahri

Produksi garam di Sulsel memang masih menggunakan konsep tradisonal yang sangat bergantung pada alam. Hingga saat ini, petani masih mengandalkan sinar matahari untuk memproduksi garam.

Karena itu, produksi secara otomatis akan terganggu ketika kondisi cuaca tidak stabil terlebih lagi ketika curah hujan tinggi. Untuk itu, Sulsel akan mencoba penggunaan teknologi dalam produksi garam misalnya sistem tunnel atau terowongan.

"Kita memberikan bantuan kepada beberapa petani dengan teknologi-teknologi  itu untuk membantu supaya tidak tradisional sekali," kata Ilyas. 

3. Sentra produksi garam terus didorong

Dampak Perubahan Iklim, Produksi Garam di Sulsel Terus AnjlokANTARA FOTO/Dedhez Anggara

Saat ini, Sulsel memiliki lima daerah penghasil garam yakni Kabupaten Maros, Pangkep, Takalar, Jeneponto dan Selayar. Produksi garam di daerah-daerah ini tetap akan didorong sehingga bisa kembali meraih angka produksi seperti dulu.

Pada tahun 2022 lalu, Pemprov Sulsel membangun lima gudang garam di sentra-sentra tersebut. Namun upaya ini justru belum membuahkan hasil lantaran jumlah produksi yang terus menurun.

"Tahun lalu kita bangun gudang garam. Tapi bagaimana membangun gudang garam kalau produksinya kurang. Intinya yang bermasalah di sini produksinya," kata Ilyas.

Baca Juga: 5 Fungsi Ajaib Garam untuk Bahan Makanan, Bukan Sekadar Penyedap!

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya