Makassar Masih Kekurangan Dua Ribu Guru

Iqbal mengungkapkan, Pemkot Makassar telah mengusulkan kepada pemerintah pusat soal penambahan guru lewat perekrutan calon pegawai negeri sipil. Kekurangan tenaga pengajar akan ditutupi secara berkala. 

Pada tahun 2019, Pemkot Makassar mengusulkan kepada Kementerian PAN-RB formasi CPNS sebanyak 511 orang, yang didominasi tenaga pendidik dan kesehatan. "Kita harapkan usulan itu dapat mengurangi kesenjangan antara jumlah peserta didik dan tenaga pengajar," ucap Iqbal.

Tak hanya fokus pada penambahan tenaga, Iqbal menyatakan Pemkot Makassar juga bakal lebih memperhatikan peningkatan mutu pendidikan. Seiring perkembangan zaman, guru dituntut untuk lebih sadar dengan berbagai tantangan teknologi yang bakal dihadapi anak-anak atau peserta didik.

Iqbal menyontohkan penggunaan ponsel pintar yang sudah marak sejak usia SD. Guru perlu mengarahkan agar produk teknologi seperti itu bijak penggunaannya.

"Jangan sampai anak-anak kita menjadi jauh dari lingkungan sosialnya. Ruang interaksi dengan lingkungannya semakin terbatas," kata Iqbal.

Pemkot Makassar melalui Badan Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia Daerah (BKPSDMD), masih menunggu kepastian soal formasi perekrutan CPNS dari Kementerian PAN-RB. Untuk saat ini, baru beredar kuota penerimaan CPNS untuk skala nasional. 

"Nanti ada surat resminya dari pusat. Kalau sudah mau dekat proses rekrutmen pasti ada, yang akan memuat kebutuhan di masing-masing daerah," Kadir menerangkan.

Selain mengusulkan formasi CPNS, pada tahun ini Pemkot Makassar juga berencana membuka penerimaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). Pegawai ini termasuk aparatur sipil negara (ASN) yang punya hak, kewajiban, dan fasilitas sama dengan PNS. Yang membedakan hanya jaminan pensiun.

Kadir menyebutkan, Makassar butuh setidaknya 183 pegawai P3K untuk ditempatkan di berbagai instansi. Namun secara rinci belum disebutkan untuk posisi mana saja. "Belum ada peraturan pemerintah yang terkait besaran jumlah gajinya," dia menambahkan.