Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Libur Panjang, Okupansi Hotel di Makassar Malah Anjlok

Hotel Claro menyalakan lampu-lampu kamarnya membentuk lambang hati di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (19/4/2020). (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)

Makassar, IDN Times - Peringatan hari Maulid Nabi Muhammad SAW yang diikuti libur akhir pekan rupaya tak membuat penjualan kamar hotel di Kota Makassar meningkat. Sebaliknya, penjualan malah menurun.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Anggiat Sinaga, mengatakan liburan panjang ini bahkan membuat okupansi hotel anjlok. Kenaikan itu hanya terjadi pada hotel-hotel yang terletak di wilayah objek wisata. 

"Libur panjang untuk Makasssar bagaikan mimpi buruk (nightmare) karena hunian pasti anjok. Occupancy hanya bergerak beberapa kabupaten di Sulsel seperti Toraja, Gowa dan Bulukumba," kata Anggiat via Whatsapp, Kamis (29/10/2020).

1. Okupansi hotel di Makassar anjlok pada long weekend

ilustrasi kamar hotel (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

Anggiat menyebutkan, okupansi hotel di Makassar pada hari biasa bisa mencapai 30 - 35 persen hunian. Tapi pada periode long weekend justru turun menjadi 20 - 25 persen. Bahkan ada yang di bawah 20 persen.

"Sementara untuk daerah-daerah seperti Toraja, Gowa dan Bulukumba itu okupansinya bisa menembus rata-rata 75 - 80 persen, termasuk pada libur panjang kali ini," katanya.

2. Makassar bukan tujuan wisata

Pesepeda melintas di area Pantai Losari saat matahari terbenam di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (1/5/2020). (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Menurut Anggiat, minimnya pemesanan kamar di Kota Makassar pada libur panjang ini salah satunya dipicu karena Makassar bukan kota tujuan wisata melainkan kota tujuan MICE (meeting, incentive, dan conference).

Untuk menyiasati hunian yang rendah di periode long weekend, kata Anggiat, 
semua hotel di Makassar membuat paket super murah untuk coba mendongkrak hunian.

"Tapi tidak efek karena cenderung pengunjung datangi daerah wisata yang terdekat dan juga pilih Bali, Jogja dan Lombok apalagi saat ini daerah-daerah tersebut ada program tiket pesawat yang lagi murah," katanya.

3. Sektor perhotelan mulai bangkit

Ilustrasi hotel di situasi pandemi COVID-19. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Setelah 7 bulan pandemik COVID-19, Anggiat mengatakan sektor perhotelan mulai bangkit kembali. Di awal-awal masa pandemik, bisnis perhotelan sangat terpukul karena adanya sejumlah pembatasan mencegah COVID-19.

Anggiat mengatakan, sektor perhotelan saat ini sudah mulai membaik apalagi Pemprov Sulsel juga sudah membolehkan pelaksanaan acara di hotel. Pemerintahan seperti kementerian juga sudah mulai aktif melakukan acara di hotel. Begitu pun dengan korporasi.

"Walupun tidak seintens sebelum COVID-19, tapi kita sudah syukuri sudah mulai bangkit," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irwan Idris
Ashrawi Muin
Irwan Idris
EditorIrwan Idris
Follow Us