Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pemuda Tewas usai Ditangkap Polisi di Nabire: Karena Jatuh atau Dipukuli?

Ilustrasi garis polisi (IDN Times/Aries Rahmat)
Ilustrasi garis polisi (IDN Times/Aries Rahmat)
Intinya sih...
  • Keterangan saksi mata: Saksi mata melihat korban dipukul oleh petugas saat ditangkap, berbeda dengan keterangan polisi. Ada juga korban lain yang tertembak di betis.
  • Polisi sebut hanya peluru karet: Polisi menyatakan hanya menggunakan peluru karet dan memberikan penjelasan kepada keluarga korban yang menolak otopsi. Masyarakat meminta transparansi lebih jauh.
  • Polisi janji selidiki: Polisi berjanji melakukan penyelidikan profesional dan terbuka terkait insiden tersebut di Pasar Karang, Nabire, yang melibatkan korban meninggal dan tertembak.

Timika, IDN Times — Sebuah peristiwa mencekam terjadi di kawasan Pasar Karang, Nabire, Papua Tengah, Kamis (26/6/2026) pagi. Seorang pria muda yang diduga dalam kondisi mabuk dinyatakan meninggal dunia setelah diamankan aparat Kepolisian Resor Nabire.

Kronologi kematian korban memunculkan sejumlah versi—antara benturan karena mabuk, kekerasan, hingga dugaan tembakan. Keluarga menolak autopsi, sementara publik bertanya-tanya: apa yang sebenarnya terjadi?

Kapolres Nabire, AKBP Samuel D. Tatiratu, dalam wawancara telepon dengan IDN Times Kamis malam menjelaskan, bahwa korban sempat kejang-kejang saat hendak diturunkan dari truk polisi di halaman Mapolres.

Ia lantas dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulans, namun dinyatakan meninggal dalam perjalanan.

"Yang bersangkutan ini sebelumnya minum miras cap tikus, dua botol, bersama dua temannya. Ketika diamankan dan dibawa ke Polres, dia jatuh, kemudian kejang-kejang," ujar Samuel.

"Kami belum tahu pasti penyebab kematiannya, makanya kami minta visum dan autopsi," imbuhnya.

1. Keterangan saksi mata

Ilustrasi garis polisi. (IDN Times/Putra F. D. Bali Mula)
Ilustrasi garis polisi. (IDN Times/Putra F. D. Bali Mula)

Namun, keterangan Kapolres itu tidak sejalan sepenuhnya dengan saksi mata yang menyatakan melihat korban dipukul di bagian wajah oleh petugas saat ditangkap.

"Kami lihat jelas, yang di belakang itu dipukul di bagian muka oleh polisi. Saat itu, kami berada di dekat mereka, sekitar 5 meter," kata seorang warga kepada IDN Times via telepon.

Pada peristiwa yang sama, juga muncul di media sosial bahwa ada korban lainnya yang terkena tembakan dari polisi.

Disebutkan, korban bernama Apedius Kayame. Ia bukan bagian dari tiga orang yang diduga mabuk dan ditangkap di lorong-lorong sekitar pasar. Apedius justru disebut sebagai warga yang sedang lewat dan tertembak di betis saat kerusuhan terjadi sekitar pukul 10.58 WIT.

"Apedius keluar rumah hendak ke pasar. Di tengah kekacauan antara warga dan polisi, ia ikut panik dan berlari, lalu tiba-tiba terkena tembakan di betis," demikian narasi yang beredar. Saat ini, Apedius sedang dirawat di Rumah Sakit Nabire.

2. Polisi sebut hanya peluru karet

ilustrasi pistol (pexels.com/Kaboompics.com)
ilustrasi pistol (pexels.com/Kaboompics.com)

AKBP Samuel membenarkan bahwa dalam insiden itu ada dua orang terkena peluru karet. “Satu kena tangan, satu di kaki. Tapi mereka sudah ditangani,” ucapnya.

Ia menegaskan tidak ada peluru tajam yang ditembakkan ke arah massa, apalagi ke kepala korban.

Namun, simpang siur informasi di lapangan membuat kasus ini menjadi bola panas. Jenazah yang sempat dibawa ke rumah duka di Pasar Karang dilempari warga, memaksa ambulans kembali ke rumah sakit.

Kapolres menyebut, pihak keluarga sudah diberi penjelasan lengkap dan bahkan sempat menyatakan tidak ingin membuat laporan polisi maupun mengizinkan otopsi.

"Orang tua korban bilang, sudah lah, kalau memang dia meninggal karena mabuk, mau bagaimana lagi. Mereka kecewa karena anaknya sudah jadi sarjana tapi masih ikut mabuk," kata Samuel.

Meski demikian, narasi yang berkembang di masyarakat menuntut transparansi lebih jauh. Dugaan kekerasan oleh aparat, penggunaan peluru karet di area padat warga, hingga lambannya penanganan menjadi perhatian publik.

3. Polisi janji selidiki

Ilustrasi seseorang memegang pistol (freepik.com/senivpetro)
Ilustrasi seseorang memegang pistol (freepik.com/senivpetro)

Polisi menjanjikan penyelidikan profesional dan terbuka. “Kalau ada kesalahan prosedur, kami siap lakukan pemeriksaan internal,” ujar Kapolres.

Pasar Karang, kawasan padat yang dikenal sebagai titik rawan miras dan keributan, sekali lagi menjadi latar tragedi. "Kalau terus-terusan mabuk, ricuh, lempar sana sini, bagaimana kita bisa amankan situasi?" tanya Samuel.

Kini, satu nyawa melayang, satu lainnya dirawat karena luka tembak, dan publik menunggu: apakah kematian ini akan dianggap takdir atau akan diusut tuntas sebagai bagian dari tanggung jawab negara terhadap warganya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irwan Idris
EditorIrwan Idris
Follow Us