Gerhana Bulan Total di Makassar Terhalang Awan Kumulonimbus

Pengamatan Gerhana Bulan Total di rooftop gedung BMKG IV Makassar di Jl Abdurahman Basalamah (eks Jl Racing Centre), dimulai sejak pukul 17.00 Wita.

Kata Jamroni, sejak dimulai pemantauan tersebut posisi bulan berada pada fase U1 di mana bulan masuk penumbral bumi atau bayang-bayang yang tidak terlalu terang.

"Seharusnya pada awal pemantauan bulan sudah masuk umbra penumbral atau bulan sudah masuk pada posisi gerhana bulan, tapi sampai kini tidak terlihat. Seandainya cuaca cerah sudah kemerahan," katanya.

Tercatat, puncak Gerhana Bulan Total ini disebut BMKG IV terjadi pukul 19.59 Wita. Dan bisa disaksikan selama 1 jam lebih.

Jamroni menyebutkan, fenomena alam Gerhana Bulan Total ini terjadi selama 18 tahun sekali, terakhir terjadi tahun 2004.

"Kemudian gerhana bulan total ini lanjut tahun 2022, nanti lagi tahun 2040. Kalau dampak ke alam itu biasa dan normal tapi ada dampak terhadap kenaikan air laut itu dampak dari gravitasi, itu saja," jelasnya.

"Sebenarnya semua titik di Indonesia ini bisa menyaksikan fenomena ini, seperti di Saumlaki (Maluku) itu infornya cuacanya cukup bagus, di kupang (NTT) kabarnya cuacanya kurang bagus," lanjut Jamroni.

Sementara itu, dari pantauan IDN Times Sulsel di rooftop kantor BMKG Makassar, puluhan mahasiswa Ilmu Falak, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar atau UINAM turut hadir.

Salah satu mahasiswa UIN Makassar, Irmayanti mengaku, alasan dia dan teman-temannya datang langsung ke rooftop BMKG karena terkait dengan mata kuliah Ilmu BMKG.

"Ini kan fenomena gerhana bulan dan kita bisa lihat langsung dengan jelas lewat alat teropong, pengalaman juga saya dapatkan dan menambah wawasan, ini bagian dari mata kuliah BMKG juga," jelas Irmayanti.