Dua oknum polisi Polsek Cina, Polres Bone, Sulawesi Selatan melakukan pungutan liar (pungli) Rp 10 juta kepada warga akan diproses sidang kode etik.
Kasipropam Polres Bone akan memproses tegas oknum yang melanggar dan mencederai nama baik institusi Polri serta berkomitmen jaga integritas.
Polres Bone komitmen untuk terus menjaga kepercayaan publik melalui langkah-langkah penegakan hukum dan tidak memberikan toleransi terhadap personel yang melanggar.
Kepala Seksi Propam Polres Bone, AKP Muhammad menegaskan akan memproses tegas oknum yang melanggar. Hal itu dianggap mencederai nama baik institusi Polri.
"Kedua oknum sudah pernah kami tangkap untuk menjalani pemeriksaan intensif, dan mereka juga akan dihadapkan ke sidang kode etik Polri," ucap Muhammad Ali dalam keterangan tertulisnya, Rabu (1/10/2025).
Muhammad berharap penindakan ini menjadi pembelajaran bagi seluruh anggota agar menjaga integritas, disiplin, serta mengedepankan pelayanan yang humanis kepada masyarakat. "Propam tidak akan memberikan toleransi terhadap personel yang melanggar," ujarnya.
Polres Bone, kata Muhammad, berkomitmen untuk terus menjaga kepercayaan publik melalui langkah-langkah penegakan hukum. "Baik kepada masyarakat maupun secara internal kepada personel yang melanggar," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, Seorang anggota polisi dari Polsek Cina, Polres Bone, Sulawesi Selatan berinisial ARS diduga melakukan pungutan liar (pungli) Rp10 juta kepada seorang warga bernama Saung Bin Ganggang (38).
Berdasarkan informasi yang diterima IDN Times, uang tersebut guna mempercepat proses laporan kasus pencurian ikan yang dialami oleh Saung Bin Ganggang yang terjadi di empangnya seluas 7x20 meter.
Dalam video itu, Saung bertemu dengan ARS di salah satu tempat diduga warung kopi. Tampak ARS ditemani seorang pria berpakaian hitam dan memakai topi. Sementara Saung duduk berhadapan dengan ARS.
"Kalau saya niatnya cuman mau bantu ko," ucap ARS dalam video yang direkam Saung.