Bahas Banjir, Mahasiswa Juara 1 Lomba Foto Esai UNESCO
Makassar, IDN Times - Sebuah prestasi gemilang kembali ditorehkan oleh mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar. Ainun Iskandar, dari Program Studi Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya (FIB), berhasil menjadi juara pertama dalam sebuah kompetisi foto esai yang digelar oleh organisasi nirlaba Water Science Policy (WSP). Organisasi ini bergerak di bidang konservasi lingkungan dan bekerja sama dengan Organisasi Keilmuan, Pendidikan, dan Kebudayaan PBB, UNESCO.
Pengumuman kemenangan Ainun diumumkan melalui akun Instagram resmi WSP pada tanggal 21 Februari lalu. Karya fotografi Ainun berhasil memukau dewan juri yang terdiri dari enam orang, termasuk Michella Miletto dari UNESCO dan fotografer terkenal Svetlana Dojcinovic. Karya Ainun, bersama dengan 15 karya pemenang lainnya, akan dipamerkan dalam Konferensi Air Tingkat Dunia PBB yang akan berlangsung di New York, Amerika Serikat, pada tanggal 22-24 Maret mendatang.
1. Ainun Iskandar juara satu lomba foto esai bertema Water, Partnership, and Cooperation
"Tema tahun ini adalah Water, Partnership, and Cooperation yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan hubungan yang terjalin antara air dan berbagai dimensi budaya, dari warisan hingga seni dan kreativitas, di masa lalu dan masa kini," ujar Ai, sapaan akrabnya, dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times pada Senin malam (6/6/2023).
UNESCO menyebut bahwa foto esai ini bertujuan menginspirasi jutaan orang. Fotonya berkisah tentang bagaimana orang bersatu dan bekerja sama untuk meningkatkan kemajuan sumber daya air, menghubungkan yang tak tersambung, dan mensyukuri nilai-nilai kehidupan.
Ai, anggota UKM Fotografi Unhas, sebelumnya sudah memenangkan kompetisi foto tingkat daerah, provinsi dan nasional. Dia pun merasa terpacu untuk meraih penghargaan internasional melalui karya yang dapat dipamerkan di luar negeri.
2. Wilayah Manggala yang langganan banjir jadi lokasi jepretannya
Foto pemenang kompetisi tersebut berjudul A Bridge to the Greatest Future. Lokasi dan riset pengambilan gambarnya dilakukan di Kelurahan Tamangapa, Kecamatan Manggala, Kota Makassar. Alasannya sendiri tak lepas dari banjir yang kerap melanda daerah tersebut.
"Alasan pemilihan tempat tersebut karena di tempat itu terjadi fenomena genangan yang cukup besar dan mengakibatkan beberapa pelajar SD, SMP dan SMA yang bermukim di sekitar persawahan harus menggunakan sampan untuk menyeberang menuju sekolah mereka," ungkap Ai.
Ia juga memperlihatkan kondisi para pelajar yang tetap bersemangat ke sekolah untuk menuntut ilmu, meski hanya menggunakan sampan untuk menyeberangi banjir yang terjadi akibat fenomena perubahan cuaca. Hal tersebut mengakibatkan curah hujan tinggi dan memisahkan tempat tinggal mereka dengan sekolah.
3. Karya Ai akan dipamerkan dalam UN Water Conference 2023 di New York, akhir bulan ini
Ai juga menceritakan bahwa alasannya mengikuti setiap kompetisi fotografi yakni untuk menyebar kisah dan momen yang ditangkap melalui kamera. Ini disebutnya mampu menginspirasi dan menambah wawasan banyak orang. Sebab menurut Ai, sebuah foto mengandung banyak makna dan interpretasi.
Berkat A Bridge to the Greatest Future, Ai menerima hadiah berupa uang tunai sebesar 400 Euro, publikasi karya di situs resmi Water Science Policy, dicetak dalam majalah, salinan buku tentang lingkungan.
Lebih jauh, UN Water Conference 2023 yang akan memamerkan karya Ai, adalah sebuah pertemuan tingkat tinggi para pemangku kebijakan dengan agenda membahas dan merumuskan kebijakan pengaturan sumber daya alam dunia untuk dekade selanjutnya.
