Di Unhas, Ariel Heryanto Bahas RI-Aussie Semasa Revolusi Kemerdekaan
Film dokumenter legendaris "Indonesia Calling" turut diputar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Meski bertetangga, hubungan Indonesia dan Australia selalu diiringi riak-riak gejolak. Pada 1975, mencuat kasus Balibo Five di mana lima jurnalis Australia menghilang (diduga kuat terbunuh) ketika meliput ke Timor Timur.
Sementara pada 2013 silam, sebuah dokumen rahasia yang bocor ke publik mengungkap bahwa intelijen Australia pernah menyadap ponsel pribadi milik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di tahun 2009, atau ketika masih menjabat sebagai presiden.
Namun, apakah kedua negara saling berbatasan laut ini tak pernah memiliki riwayat ikatan yang kuat? Ternyata pernah. Dan itu terjadi saat pasca-1945, ketika Indonesia berusaha mempertahankan kemerdekaan dari rongrongan Belanda. Mendiang sineas Joris Ivens, mengabadikan hubungan itu dalam film dokumenter pendek berjudul "Indonesia Calling : Australian Support for Indonesia's Struggle for Independence" (1946).
1. Acara ini diselenggarakan oleh Sekolah Pascasarjana Unhas, Konsulat Jenderal Australia di Makassar dan Australia-Indonesia Centre
Demi mengingat kembali hubungan hangat antara Aussie dan RI, pihak Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin kerjasama dengan Australia Consulate General Makassar dan Australia-Indonesia Centre (AIC) memutar kembali film dokumenter berdurasi 22 menit tersebut dalam rangkaian kegiatan bertajuk "Discussing Nationalism & Cosmopolitanism".
Dalam acara yang berlangsung di Aula Prof. Fachruddin, Sekolah pascasarjana Universitas Hasanuddin, Tamalanrea pada Jumat (22/11) siang tersebut, hadir sosiolog kondang Prof. Ariel Heryanto, FAHA sebagai fasilitator.
Turut hadir Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Unhas yakni Prof. dr. Muh. Nasrum Massi, Ph.D, Dekan Sekolah Pascasarjana Unhas yaitu Prof. Jamaluddin Jompa, Ph.D, Kevin Evans selaku Direktur Australia-Indonesia Centre dan Richard Matthews selaku Konsulat Jenderal Australia di Makassar.
Baca Juga: Tim Unhas dan Ehime Jepang Teliti Likuefaksi di Palu dan Sigi
Baca Juga: Diskusi Publik di Unhas Soroti Undang-Undang yang Dinilai Bermasalah