Bakal Purna Tugas, Ini Sederet Pengabdian Jusuf Kalla untuk Indonesia
Dari juru damai hingga "wajah" Indonesia di Sidang Umum PBB
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Dalam hitungan hari, Jusuf Kalla akan melepas jabatan sebagai Wakil Presiden RI yang diembannya sejak tahun 2014. Sosok kelahiran Watampone, 15 Mei 1942 tersebut bahkan telah bertemu dengan Wapres terpilih, K.H. Ma'ruf Amin, di Istana Wakil Presiden, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, pada Jumat 4 Oktober silam. Dalam kesempatan yang sama, ia turut mengajak sang pengganti berkeliling kantor yang sudah dua kali ditempatinya.
Suami dari Mufidah Jusuf Kalla ini memang telah berusia 77 tahun. Akan tetapi masih memiliki kedudukan istimewa di kawah candradimuka politik Indonesia. Usia senja pun tak menghalanginya mengemban sejumlah jabatan di sejumlah organisasi penting. Kendati resmi melepas status sebagai RI-2 pada 20 Oktober mendatang, ayah dari empat anak dan kakek dari sepuluh cucu ini dipastikan tetap wara-wiri menghiasi pemberitaan.
Nah, berikut ini IDN Times menyajikan secuplik kisah dari karier politik Jusuf Kalla yang membentang sejak dekade 1960-an, termasuk pengalamannya bekerja untuk dua presiden berbeda.
1. Juru damai untuk sejumlah konflik horizontal sepanjang awal dekade 2000-an
Ketika Jusuf Kalla menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat pada medio 2001-2004 (Kabinet Gotong Royong di masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri), sejumlah konflik horizontal berkecamuk dan memakan korban sipil. JK, dengan kapasitasnya sebagai Menkokesra, kemudian memprakarsai sejumlah pembicaraan damai yang melibatkan pihak-pihak bertikai.
Pertama ada Deklarasi Malino I pada 20 Desember 2001, yang menjadi akhir dari konflik komunal yang mencabik-cabik kedamaian di Kota Poso sejak akhir 1998. Kedua yakni Deklarasi Malino II (13 Februari 2002), sebagai upaya menyelesaikan konflik sektarian Ambon sejak awal 1999 yang merenggut nyawa lebih dari seribu warga sipil.
Perannya sebagai juru damai kembali mencuat kala menjabat posisi Wakil Presiden untuk periode pertama masa tugas Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI (2004-2009). Ia mencetuskan kesepakatan damai antara pemerintah Indonesia dengan kelompok separatis Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Konflik bersenjata yang sudah berlangsung sejak dekade 1980-an pun dinyatakan usai pada 15 Agustus 2005.
Baca Juga: Jusuf Kalla: Jangan Bangga Kalau Rumah Sakit Ramai
Baca Juga: 77 Foto Terbaik Jusuf Kalla Dipamerkan di Makassar