6 Cara Menjaga Bonding dengan Anak Meski Orangtua Sudah Berpisah

- Komunikasi rutin antara orangtua dan anak melalui video call, telepon, atau pesan teks sangat penting untuk memberikan rasa aman dan kasih sayang kepada anak.
- Memberikan dukungan emosional dengan hadir di momen-momen penting anak, mendengarkan dengan penuh perhatian, dan merencanakan aktivitas yang mempererat ikatan emosional.
- Konsistensi dalam aturan dan memberikan dukungan sesuai dengan perkembangan anak akan memperkuat bonding orangtua dan anak setelah perceraian.
Perpisahan antara orangtua adalah salah satu hal yang bisa menjadi pengalaman emosional dan penuh tantangan, baik bagi orangtua maupun anak. Namun, meskipun hubungan antara orangtua tidak lagi berjalan, sangat penting untuk tetap menjaga bonding atau ikatan emosional yang kuat dengan anak.
Sebagai orangtua yang terpisah masih memiliki peran yang besar dalam kehidupan anak. Berikut adalah beberapa cara untuk menjaga bonding dengan anak meski sudah berpisah, yang bisa membantu menjaga keharmonisan hubungan anak dan orangtua.
1. Rutin berkomunikasi

Komunikasi merupakan kunci untuk menjaga hubungan yang sehat dengan anak, terutama setelah perceraian. Walaupun mungkin anak tinggal dengan salah satu orangtua, pastikan untuk tetap melakukan komunikasi secara rutin, baik melalui video call, telepon, atau pesan teks. Komunikasi yang baik juga antara kedua orangtua juga diperlukan dalam pengasuhan bersama untuk memastikan anak dalam kondisi baik.
Tindakan ini tidak hanya memberikan rasa aman dan nyaman bagi anak, tetapi juga mengingatkan jika kasih sayang orangtua tidak pernah pudar. Jadi, jangan ragu untuk bertanya mengenai kegiatan sehari-hari anak, seperti sekolah, hubungan dengan teman, atau kegiatan yang mereka lakukan di waktu luang.
2. Selalu berikan dukungan emosional

Perceraian orangtua bisa mengubah banyak hal dalam kehidupan anak, termasuk perasaan mereka tentang hubungan keluarga. Oleh karena itu, penting untuk memberikan dukungan emosional untuk memastikan anak merasa dicintai dan dihargai. Selalu sempatkan hadir untuk hadir di momen penting anak, seperti pertunjukan sekolah atau saat kelulusan.
Kenali perasaan anak, dengarkan dengan penuh perhatian, berikan pelukan, dan yakinkan jika kedua orangtua masih menyayangi mereka, meskipun sudah tidak tinggal bersama. Lakukan dengan penuh kesabaran karena mungkin anak membutuhkan waktu untuk memproses perubahan yang terjadi.
3. Siapkan waktu berkualitas bersama

Setelah perceraian, waktu bersama anak seringkali menjadi terbatas, sehingga kuantitas pertemuan pun berkurang. Namun, yang lebih penting daripada waktu yang banyak adalah kualitas waktu yang dihabiskan bersama anak.
Steven Meyers, seorang profesor psikologi di Universitas Roosevelt yang mengkhususkan diri dalam hubungan anak dan keluarga mengatakan, semua anak termasuk mereka yang pernah mengalami perceraian membutuhkan batasan. Namun, anak juga butuh waktu bersama keluarga untuk bersenang-senang, jadi penting untuk bersikap terencana, menghadirkan suasana ceria, dan aktif selama bersama anak-anak setelah perpisahan.
Rencanakan aktivitas yang bisa mempererat ikatan emosional, seperti pergi ke tempat favorit anak, bermain bersama, atau sekadar mengobrol santai. Ciptakan momen yang menyenangkan dan penuh kenangan dengan fokus pada anak dan menyingkirkan semua hal yang mengganggu, seperti ponsel atau pekerjaan.
4. Tetap jaga hubungan baik dengan mantan

Walaupun perceraian yang terjadi memicu emosi, menjaga hubungan baik dengan mantan harus tetap dilakukan. Meskipun sudah tidak tinggal bersama lagi, penting untuk tidak berbicara buruk mengenai mantan di depan anak.
Cobalah untuk berkomunikasi secara terbuka dan profesional dengan mantan demi kebaikan anak. Berikan anak kebebasan untuk bertemu dan berkomunikasi dengan mantan, sehingga mereka tetap bisa menjaga bonding yang penting dalam perkembangan emosional.
Menurut pengacara perceraian dari Boyd Law, orangtua yang saling mendukung akan memberikan rasa aman kepada anak karena mereka merasa dicintai secara setara dan tidak harus memihak. Hubungan yang baik antar orangtua juga mengajarkan anak mengenai pentingnya sikap saling menghormati meskipun berbeda pandangan.
5. Tetapkan aturan yang sama di kedua tempat

Konsistensi merupakan kunci untuk menciptakan rasa aman bagi anak, terutama setelah orangtua berpisah. Oleh karena itu, penting untuk menetapkan aturan yang sama di kedua rumah agar anak tidak merasa bingung.
Aturan yang ditetapkan mencakup rutinitas harian, seperti waktu belajar, waktu tidur, dan waktu bermain. Dengan adanya aturan yang konsisten, anak akan merasa lebih tenang karena tahu apa yang diharapkan di kedua tempat dan bisa lebih mudah beradaptasi dengan situasi yang ada.
6. Lakukan adaptasi saat anak tumbuh

Seiring berjalannya waktu, kebutuhan anak akan berubah, dukungan yang anak butuhkan ketika kecil tentu berbeda dengan saat remaja. Oleh karena itu, orangtua perlu terus memberi perhatian sesuai dengan perkembangan anak.
Sebagai contoh, anak yang masih kecil masih membutuhkan banyak perhatian dan kasih sayang fisik, sementara anak yang lebih besar lebih membutuhkan dukungan dalam hal sosial dan akademis. Menyadari perubahan yang terjadi pada anak dan memberikan dukungan yang tepat akan memperkuat bonding orangtua dan anak.
Memang, meskipun ada istilah "mantan suami" atau "mantan istri," tidak ada yang namanya "mantan anak." Anak adalah bagian dari orangtua yang tidak akan pernah terpisahkan, apapun yang terjadi. Meski hubungan dengan pasangan telah berakhir, tetaplah menjaga bonding dengan anak. Mereka membutuhkan kasih sayang dan perhatian tulus, agar bisa tumbuh menjadi pribadi yang penuh cinta.