5 Tips saat Dua Keluarga Besar Berselisih, Ujian Besar untuk Pasutri

- Konflik antarkeluarga besar dapat mempengaruhi keharmonisan rumah tanggamu.
- Jangan biarkan konflik antarkeluarga membuat kamu dan pasangan ikut-ikutan serta memanas.
- Komunikasi yang baik dan sikap netral dalam konflik antarkeluarga besar sangat penting untuk menjaga hubunganmu dan pasangan tetap solid.
Persoalan dalam rumah tangga ternyata tidak hanya datang dari kalian berdua atau anak-anak. Masalah yang melibatkan keluarga besarmu dengan keluarga besar pasangan malah bisa lebih sulit diselesaikan dan berpengaruh besar pada keharmonisan rumah tanggamu. Masalah dapat timbul di antara orangtua atau saudara-saudara kalian.
Benih konflik bisa sudah sejak dulu terlihat atau tadinya semua baik-baik saja dan baru memburuk belakangan. Potensi persoalan antarkeluarga besar telah ada sejak sebelum kalian menikah apabila saat itu kalian sulit memperoleh restu. Mungkin ada perbedaan yang dirasa begitu besar bagi keluarga kalian.
Ketika akhirnya kalian menikah, hanya butuh pemicu kecil untuk menyulut konflik besar antarkeluarga. Bisa pula masalah muncul terkait usaha bersama, kesalahpahaman, ketersinggungan, dan sebagainya. Konflik antarkeluarga ini mesti dikelola dengan hati-hati agar hubunganmu dan pasangan selamat. Sikapi masalahnya dengan kelima tips berikut.
1. Kamu dan pasangan harus tetap kompak serta tampak netral

Akibat yang paling berbahaya ketika dua keluarga besar bertikai adalah bila kamu serta pasangan menjadi ikut-ikutan. Hubungan kalian juga memanas dan masing-masing merasa wajib membela keluarga sendiri. Padahal, dirimu serta pasangan pun telah membentuk keluarga. Tidak boleh ada dua kepentingan yang bertolak belakang dalam rumah tangga karena akan meretakkannya.
Sama seperti sebuah rumah, kalian harus solid meski di luar sedang ada badai besar. Jangan biarkan apa yang terjadi di antara beberapa orang dalam keluarga besar mencerai-beraikan kalian. Begitu kamu dan pasangan menyadari adanya persoalan serius yang melibatkan keluarga kalian, duduklah bersama untuk menyatukan tekad.
Bahwa apa pun yang terjadi di antara mereka sekarang dan nanti, kalian bakal tetap bergandengan tangan. Sepakati bahwa kalian mesti bersikap netral dalam konflik tersebut. Sadari bahaya dari menunjukkan keberpihakan pada siapa pun. Mau kamu dan pasangan membela keluarga masing-masing atau kalian sama-sama berpihak ke salah satu keluarga, itu hanya akan mengeruhkan suasana.
2. Kalian menjembatani komunikasi antardua keluarga

Dengan masalah yang terjadi, keluargamu serta keluarga pasangan menjadi sangat sensitif. Sedikit saja perkataan keluarganya bikin keluargamu tambah tersinggung. Begitu pula keluarga pasangan selalu memandang penuh prasangka terhadap keluargamu.
Meski mereka butuh berkomunikasi, ada baiknya buat sementara waktu tidak secara langsung. Mereka perlu juru bicara yang lebih dapat menguasai emosi dan berpikir jernih. Kamu serta pasangan bisa mengambil peran di sini. Jadilah pihak ketiga untuk memperhalus penyampaian keinginan dari keluarga masing-masing.
Keluargamu pasti lebih mau mendengarkanmu, demikian pula keluarga pasangan terhadap suami atau istrimu. Walaupun aslinya pesan keluargamu dan keluarga pasangan tidak mengenakkan buat didengar, kalian dapat memperhalusnya dulu sebelum menyampaikannya ke keluarga masing-masing. Jika pesan diutarakan apa adanya, konflik bakal tambah hebat.
3. Beri pemahaman pada keluarga masing-masing

Masalah antarkeluarga besar sering kali disebabkan oleh kesalahpahaman dan prasangka. Contohnya, kalau keluarga kalian berbeda latar belakang budaya dan keyakinan. Potensi kesalahpahaman menjadi lebih besar meski sesungguhnya tak ada yang menghendaki perselisihan.
Keluarga besarmu serta pasangan memang baru mengenal beberapa tahun ini. Komunikasi di antara mereka juga tak seintensif komunikasimu dengan pasangan. Ketika kamu dan pasangan dikuatkan dan dimudahkan untuk saling memahami karena adanya rasa cinta yang besar, keluarga kalian gak ada pengikat istimewa seperti ini.
Mereka bahkan bisa merasa terpaksa karena mau tidak mau saling berinteraksi untuk mendukung hubungan kalian. Maka ketika terjadi kekeliruan persepsi satu sama lain, jelaskan ke keluarga masing-masing. Bantu keluargamu untuk belajar memahami keluarga pasangan. Begitu pula pasanganmu terhadap keluarganya, tentu tanpa menantang ego mereka.
4. Jika tidak bisa, biar diselesaikan sendiri oleh mereka yang bertikai

Anggota keluarga besar kalian tentu banyak sekali. Barangkali konflik hanya melibatkan beberapa orang di antara mereka. Anggota keluarga yang lain cuma ikut-ikutan karena terpengaruh dan merasa harus menunjukkan solidaritas. Sebagiannya lagi bersikap tenang dan gak ikut campur.
Kalau kamu dan pasangan sudah berusaha semaksimal mungkin buat menengahi pihak-pihak yang bertikai tapi gagal juga, cukup sampai di situ. Kalian tidak perlu menghabiskan seluruh waktu serta energi untuk membereskan persoalan yang boleh jadi gak ada sangkut pautnya denganmu maupun pasangan. Cuma kebetulan saja ada hubungan kekeluargaan di antara kalian semua baik karena darah maupun perkawinan.
Toh, orang-orang yang bertikai dalam keluarga kalian pasti bukan anak-anak atau remaja melainkan dewasa. Mereka bisa mengatasi persoalan sendiri bila memang bertekad demikian. Sebaliknya, kamu dan pasangan berupaya sekeras apa pun tetap sia-sia kalau mereka terlalu keras kepala. Salah-salah mereka malah tak fokus lagi pada masalahnya dan justru berusaha memisahkan kalian hanya demi perasaan menang yang semu.
5. Lebih fokus pada keluarga kecilmu

Keluarga kecilmu juga perlu dipikirkan bahkan diprioritaskan. Bila kamu dan pasangan terus terlibat dalam konflik dua keluarga besar, keluarga sendiri malah bisa terabaikan. Ini seperti kalian meninggal rumah terlalu lama buat membantu mengatasi cekcok di rumah orang lain.
Salah-salah rumah sendiri justru kemalingan karena kalian lengah tidak menjaganya. Kembalikan perhatianmu pada keluarga kecil kalian. Terlebih dengan sudah adanya anak-anak. Sedikit demi sedikit kurangi keterlibatanmu maupun pasangan dalam pusaran masalah keluarga besar.
Kalian pada dasarnya tidak lepas tangan sepenuhnya. Kamu serta pasangan masih menyediakan diri seandainya ada anggota keluarga besar yang datang untuk minta saran. Kalian cuma gak seaktif dulu buat berusaha melerai mereka. Terkadang masalah antarkeluarga besar justru gak kelar-kelar apabila berhasil terlalu membetot perhatian kalian. Saat kalian belajar untuk agak cuek, mereka malah mau berintrospeksi dan berdamai.
Harapan pasangan mana pun tentu kedua keluarga besar bisa selalu rukun. Sehingga kamu nyaman berinteraksi dengan keluarga pasangan. Demikian pula pasanganmu disambut dengan baik di tengah keluargamu. Akan tetapi, hidup kadang tak semulus itu. Di tengah memanasnya hubungan keluarga kalian, teguhkan kembali komitmenmu dan pasangan buat terus saling mencintai serta bersama sehidup semati.