Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

4 Macam Stress Languange yang Jarang dibahas, Kamu Perlu Tahu!

ilustrasi seorang lelaki yang sedang stres (pexels.com/MART PRODUCTION)

Belakangan ini, istilah "love language" atau bahasa cinta seringkali di bahas di mana-mana. Orang-orang sibuk memahami bahasa cinta, tapi tahukah kamu bahwa ada juga istilah "stress language" atau bahasa stres? Istilah ini sayangnya jarang dibahas padahal penting untuk diketahui.

Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Individual Psychology oleh Dr. Gary Chapman dan Dr. Martie Haselton (2010), setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam mengekspresikan dan merespons stres. Memahami bahasa stres ini dapat membantumu mengelola stres dengan lebih baik dan meningkatkan hubungan interpersonal. Berikut adalah empat macam stress languange yang perlu kamu tahu.

1. Penghindaran (avoidance)

ilustrasi seorang perempuan yang sedang stres (pexels.com/MART PRODUCTION)

Pernah merasakan atau memiliki teman jika sedang ada masalah memilih menghindar? Bisa jadi itu adalah stress languange atau bahasa stresnya. Penghindaran di sini cenderung menarik diri dari situasi atau orang-orang yang menyebabkan stres.

Mereka mungkin menghabiskan lebih banyak waktu sendirian, menunda banyak tugas penting, bahkan menghindari komunikasi dengan orang lain. Jika berlangsung lama pengindaran dapat menimbulkan masalah lebih besar. Penting bagi mereka untuk belajar menghadapi masalah secara langsung dan mencari dukungan ketika diperlukan.

2. Agresi (aggression)

ilustrasi pasangan yang sedang bertengkar (pexels.com/Timur Weber)

Bahasa stres agresi ditandai dengan peningkatan sensitivitas, iritabilitas, kemarahan, atau bahkan perilaku agresif. Seseorang dengan bahasa stres ini mungkin lebih mudah terpancing emosi, berbicara dengan nada tinggi, atau bahkan melakukan tindakan fisik yang merusak. Tindakan ini sangat berbahaya jika tidak ditangani dengan tepat.

Meskipun agresi dapat memberikan pelepasan emosi sementara, tapi hal ini bukanlah cara yang sehat untuk mengelola stres. Mereka yang mengidentifikasi bahasa stres ini perlu belajar teknik regulasi emosi. Lalu, juga perlu mencari distraksi yang lebih positif untuk melepaskan ketegangan.

3. Ketergantungan (dependensi)

ilustrasi pasangan yang harmonis (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Mencari dukungan dan perhatian berlebihan dari orang lain juga bisa jadi bahasa stres. Orang-orang yang seperti ini akan menjadi sangat melekat, sering mencari reassurance, atau bahkan kesulitan membuat keputusan sendiri. Mereka benar-benar membutuhkan orang lain untuk sekadar ada.

Meskipun mencari dukungan adalah hal yang positif, ketergantungan berlebihan dapat membebani hubungan dan menghambat pertumbuhan pribadi. Penting bagi mereka untuk belajar menyeimbangkan antara mencari dukungan dan mengembangkan kemandirian dalam mengelola stres. Sebab, perasaanmu adalah tanggung jawabmu sendiri, bukan orang lain.

4. Somatisasi

ilustrasi seseorang di depan laptop (pexels.com/Edward Jenner)

Bahasa stres ini bisa dibilang cukup puncak dan berbahaya. Somatisasi adalah bahasa stres di mana seseorang mengalami gejala fisik sebagai respons terhadap stres emosional. Hal ini bisa berupa sakit kepala, nyeri otot, gangguan pencernaan, atau masalah pola tidur yang berantakan.

Seseorang dengan bahasa stres ini perlu belajar mengenali hubungan antara pikiran, emosi, dan tubuh mereka. Perlu sekali untuk memahami sinyal-sinyal tubuh jika sedang tidak baik-baik saja. Teknik relaksasi, meditasi, dan terapi kognitif-perilaku dapat sangat membantu dalam mengelola bahasa stres ini.

Memahami bahasa stres sendiri dan orang-orang di sekitar dapat membuka jalan untuk komunikasi yang lebih baik. Ingatlah bahwa setiap orang unik dan mungkin memiliki kombinasi dari beberapa bahasa stres ini. Satu yang terpenting, yakni meningkatkan self care dan self control agar apa yang dilakukan tidak merugikan baik untuk diri sendiri atau orang lain.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Adira Putri Aliffa
EditorAdira Putri Aliffa
Follow Us