[WANSUS] Membongkar Rahasia Konten Kocak Tumming Abu

Tumming Abu blak-blakan ungkap rahasia kesuksesan mereka

Makassar, IDN Times - Nama Tumming dan Abu dikenal oleh masyarakat Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) sebagai duo konten kreator sukses dengan gaya komedi khas yang mengocok perut. Ketenaran mereka terlihat dari akun Instagram Tumming Abu yang saat ini memiliki 800 ribu pengikut dan 476 ribu subscribers di akun YouTube.

Walau sudah menjadi publik figur, nama asli Tumming Abu belum banyak diketahui para penggemar. Tumming bernama asli Nur Ichsan Hasyim, lahir di Makassar, 15 Agustus 1992. Sementara Abu bernama lengkap Ahmad Zuhael, lahir di Lapasu, Kabupaten Barru, 24 September 1987.

Tumming dan Abu menceritakan awal perkenalan mereka. Kala itu, di tahun 2010 lewat akun anonim di Twitter, mereka memulai keakraban. Hingga akhirnya Tumming dan Abu sepakat membuat satu akun bersama di Instagram pada tahun 2012.

Nah, baru-baru ini IDN Times Sulsel mengajak Tumming Abu bercerita dalam program Ngobrol Seru live di Instagram IDN Times. Obrolan seru itu mengangkat topi tentang "Rahasia Konten Kocak ala Tumming Abu".

Lalu seperti apa rahasia konten kocak ala Tumming Abu?, berikut Ngobrol Seru IDN Times Sulsel bersama Tumming Abu.

1. Bisa ceritakan bagaimana sejarah Tumming Abu terbentuk dan memulai konten lucu dan kocak?

Abu: Dulu kami bermain di Twitter dengan akun anonim, contoh nama akun anonim seperti Songkolo, Panai Cera, Pakbal dan sebagainya. 2010 berjalan dengan akun anonim di Twitter, lalu 2011 atau 2012 kita main di Instagram tapi saat itu masih dalam bentuk foto dan kita pakai kata-kata saja.

Berjalan, karena Instagram terus berinovasi jadi kita sesuaikan. Saat itu Instagram munculkan video yang durasi 15 detik, teman-teman Tumming Abu di awal-awal itu pakai nama akun Bolang Makassar. Di situ kita bikin di Instagram dan kita share ke Twitter dan ternyata respons teman-teman positif.

Tumming: Waktu itu sudah ada Indofitgram, orang-orang bikin konten 15 detik saat ini, tapi kita bikin konten Bolang Makassar dan sangat terkena sama warga Makassar karena pakai logat Bugis-Makassar.

2. Karena sudah banyak followers Tumming Abu. Apa sebutannya untuk followers Tumming Abu?

Abu: Sekarang anak-anak tidak pakai Army tapi pakai Yayasan. Jadi Yayasan Tumming Abu.

Tumming: Itu hari sempat iseng-iseng, kita kan MC waktu itu bintang tamunya Sheila On 7 jadi anak-anak refleks bilang Yayasan Tumming Abu. Tapi sebenarnya itu hanya main-main saja, sebenarnya kita teman saja, tidak ada istilah itu.

3. Seperti apa kedekatan kalian, apakah ada hubungan saudara, tetangga atau seperti apa?

Abu: Pertama-pertama model tengkorak itu masih jauh. Orang menganggap saya sama Tumming itu saudara tapi saya tidak sudi (canda abu).

Tumming: Saya luruskan, sebenarnya kita ini teman tongkrongan dulu pertama kali bertemu di warkop. Itu hari bertemu ngopi-ngopi, kita bikin twit-twit komedi ala Makassar, bahas soal ide-ide untuk konten agar lucu. Rata-rata kita tidak nongkrong kosong, karena banyak ide-ide yang mau kita pos ke Twitter dan Instagram.

[WANSUS] Membongkar Rahasia Konten Kocak Tumming AbuKonten kreator Makassar, Tumming Abu. Dok. IDN Times/Istimewa

4. Bagaimana pandangan masyarakat Makassar jika bertemu kalian, apakah sudah seperti seorang artis atau biasa-biasa saja?

Tumming: Saya memposisikan diri sebagai tukang bikin-bikin video.

Abu: Saya sebenarnya biasa saja, tapi biasa dipanggil Abu ganteng.

5. Apakah kalian rencana Go Nasional?

Abu: Kami bukan langsung go nasional tapi langsung internasional. Jangan setengah-setengah.

Tumming: Saya tidak mau putuskan harapannya (Abu), sebenarnya hal itu pasti ada. Orang yang selalu berkarya mau mencapai sesuatu secara terus-menerus tapi tidak pernah kita serius sekali untuk itu. Karena minggu lalu itu kita ke Jakarta, lama itu hari merenung di mobil, karena saya itu ada sekitar tiga hari disana (Jakarta) maksimal itu sudah stres dan rindu lagi Makassar. Jadi cukup saja berkarya di Makassar tapi bisa menjangkau nasional.

Abu: kalau mau menyaingi (artis Vincent dan Desta) itu jauhlah, kalau dia itu kita jadikan referensi untuk berkarya.

[WANSUS] Membongkar Rahasia Konten Kocak Tumming AbuKonten kreator Makassar, Tumming Abu. Dok. IDN Times/Istimewa

6. Jadi apa tips-tips Tumming Abu saat membuat konten?

Tumming: yang paling penting sebelum ide, referensi. Kita harus tahu sebelum membuat konten yang disukai orang. Standar minimal diri kita sendiri yaitu konten orang dekat kita suka dulu.

Melalui Film juga bagaimana kita memilih musik apa yang pas untuk konten kita nanti. Kita harus posisikan diri sebagai konten kreator. Contoh juga seperti menonton Film, kita posisikan diri sebagai apa, konten kreator atau penonton biasa. Kalau konten kreator pasti akan banyak yang kita pelajari soal konten apa yang disukai banyak orang.
 Kenapa saya menyebut contoh film, karena memang kita banyak terinspirasi dari situ juga, kita belajar tentang lighting, cara memilih musik juga dan lain sebagainya. Jadi saat menonton film harus posisikan diri kita sebagai konten kreator.

Abu: Sebenarnya saya simpel, ide itu dari otak. 

Tumming: Jadi ide itu sering kali kita dapat di tongkrongan. Nah, ide yang paling bagus itu yang paling simpel, respons yang paling mahal itu saat ada orang bilang "simpelnya, kenapa bukan saya yang bikin". Nah, itu respons yang paling mahal bagi seorang konten kreator. Kenapa, karena orang lain luput dari hal itu. Itu yang kadang susah.

Kita juga percaya bahwa ide itu harus diendapkan dulu. Jadi kita punya namanya "Bank Ide" yang di situ semua diendap dulu, tidak perlu terburu-buru langsung dieksekusi. Karena ketika sudah dicatat dan beberapa hari kemudian kita lihat sudah relate.

Abu: Ada tambahannya, sebelum masuk ke relate-nya itu. Dulu kan Tumming Abu masing dalam lingkaran penulisan konten, cuman sekarang kita sudah dibantu sama teman-teman Stand Up Indo Makassar untuk menambah wawasan, tambah liar idenya.

Tumming: Memang kita butuh brainstorming karena diri kita ibarat dalam ruangan, nah orang lain itu menyadarkan kita bahwa ada loh ruangan lain, begitu. Jadi tidak terkurung dalam satu ruangan saja.

Abu: Jadi anak-anak juga semakin merasa tertantang juga untuk membuat kolaborasi.

7. Apakah ide-ide dalam membikin konten ini sudah ada sejak awal Tumming Abu terbentuk?

Abu: Dalam perjalanan (karir) sebenarnya. Karena anak-anak sampai sekarang ini masih belajar. Oh ada yang seperti ini ternyata, pola penulisan seperti ini, masalh musik, masalah gambar. Dulu di instagram yang masih 15 detik itu asal dibikin tidak perlu pakai warna dan segala macam, bikin saja. 

Tumming: Hal yang paling kecil yang menuntut dan beradaptasi terus itu, dulu video lanskap tapi sekarang mau tidak mau potret. Dulu kita belajar After Effect, Adobe Premiere dan lainnya itu, kalau sekarang biar di TikTok langsung edit jadi sekarang simpel-simpel konten-konten itu justru yang ramai biasa, karena kembali lagi ke yang tadi, soal simpel.

8. Siapa tokoh idola kalian yang menginspirasi karya-karya Tumming Abu?

Abu: saya dulu pertama kenal dia (Tumming), dia bilang andalannya Raditya Dika. Jadi tidak heran saat ada momen acara satu panggung dengan Raditya Dika, saya lihat di situ kenapa begitu modelnya (Tumming malu-malu), dia dapat idolanya.

Tumming: Jadi dari 2006 itu saya baca websitenya Raditya Dika, terus buku-bukunya, dan filmnya. Tiba-tiba ada event yang buat kita satu panggung dengan Raditya Dika, tidak bisa saya bicara itu. Tapi waktu itu tidak dibilang sampai saya mau minta foto, saya hanya kagumi saja ini orang (Raditya Dika) yang bantu dalam berkarya.

Kalau idola luar negeri ada salah satu konten kreator namanya Anwar Jibawi, dia YouTuber juga. Kalau film animasi seperti Spongebob, Lava, itu saya nonton juga, yang animasi-animasi itu. Karena kadang itu banyak hal yang bisa diaplikasikan dari film-film animasi ke video-video konten satu menit.

Banyak juga bertanya supaya kontennya terlihat, pertama paling mainstream tentu yang paling beda. Kedua, hal-hal yang viral kita ikut bikin karena gampang terlihat juga. dan yang terakhir, tidak ada jalan lain, memang harus konsisten. Karena video pertama yang kita bikin pasti teman-teman, orang dekat dulu yang komen, tapi setelah konsisten nanti seperti terus-menerus yang komen, dari teman ini punya teman dan seterusnya.

Abu: Setiap video yang dibuat itu selalu akan ada momen, karena dulu anak-anak sempat bertengkar tapi dalam hal ide, itu biasa dalam membangun komitmen.

9. Sekarang apa aktivitasnya selain membuat konten kocak?

Abu: Jadi produksi selain nanti tayang itu film Uang Panai 2, ada satu film judul sementara Jangan Lupa Bahagia tapi selesai produksinya. Kedua ini webseries tetap berjalan berjudul Aman Boss.

10. Apa nih wejangan dan tips kalian buat para konten kreator pemula agar bisa sukses dan dapat banyak endorse?

Abu: Kalau saya pribadi, bikin saja dulu jangan pikir berapa follower sama pikir berapa banyak endorse. Usahakan idenya natural dan jangan copas (copy paste), minimal idenya dari kita yang buat. Dan jangan lupa konsisten, jangan baru buat satu video terus tidak ada yang nonton langsung tidak semangat.

Tumming: Kalau saya simpulkan, pertama mungkin referensi. Jadi sebisa mungkin tahu konten seperti apa yang lucu, konten apa yang bagus, jangan sampai itu saja belum di tahu, jadi modal bikin-bikin saja. Kedua, ide datang dari mana saja, sebaiknya bikin Bank Ide kalau ada itu ide catat saja dulu, jangan terlalu terburu-buru  dan kasi beda juga kontennya. Dan terakhir tidak ada cara lain selain konsisten yang menuntut kita untuk belajar terus, menggali ide-ide apa yang yang bisa dibuatkan konten.

Baca Juga: Hirah Sanada, Seniman Muda Makassar yang Menggugat Stereotip Gender

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya