6 Tips Cegah Insecure saat Tahu Penghasilan Teman Lebih Tinggi

- Penghasilan lebih tinggi dari orang lain bisa membuatmu merasa insecure dan kehilangan semangat.
- Faktor-faktor seperti masa kerja, posisi, bonus, tunjangan, dan pengelolaan keuangan memengaruhi perbedaan pendapatan.
- Hidup hemat dan fokus pada keamanan finansial sendiri lebih penting daripada membandingkan pendapatan dengan orang lain.
Setiap pembahasan tentang penghasilan akan mengantarkanmu pada kesimpulan tentang siapa yang pendapatannya lebih besar. Apabila gajimu lebih tinggi dari orang lain tentu gak ada beban di hatimu setelah mengetahuinya. Mungkin dirimu justru merasa puas dan makin bangga dengan pekerjaanmu.
Tapi bagaimana perasaanmu kalau tahu pendapatan orang lain lebih besar? Selisihnya barangkali gak cuma di angka ratusan ribu rupiah, tetapi penghasilannya bisa 2 sampai 3 kali lipat dari pendapatanmu. Kondisi ini rentan sekali membuatmu merasa insecure. Kalau perasaan minder sudah menguasai, kamu akan kehilangan semangat dan rasa syukur.
Pekerjaan yang tadinya terasa menyenangkan pun menjadi menyebalkan karena tidak memberimu lebih banyak uang. Baik pengetahuanmu tentang pendapatan teman berasal dari dirinya langsung atau orang lain yang menceritakannya, kamu harus tetap percaya diri. Enam tips berikut bantu kamu mempertahankan rasa syukur atas penghasilan sendiri.
1. Memahami masa kerja, tugas, dan risiko pekerjaannya

Kamu gak bisa mengharapkan gaji yang sama apabila masa kerjamu dengan seseorang saja berbeda. Atau masa kerja sama, tetapi kalian beda kantor. Demikian pula apabila kalian sekantor, tapi posisinya berlainan. Dengan kedudukan yang berbeda, tugas dan risiko pekerjaan kalian pun gak sama.
Banyak sekali faktor yang memengaruhi perbedaan pendapatan di antara dua orang. Belum lagi memperhitungkan bonus atau tunjangan. Jika semua itu dipikirkan baik-baik boleh jadi memang sudah sepantasnya temanmu mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi.
Akan tetapi, kalau kamu menutup mata terhadap berbagai faktor yang berpengaruh terhadap pendapatannya tentu hanya ada rasa tidak terima dalam dirimu. Berbagai emosi negatif pun muncul dan bisa membuatmu gak puas dengan keadaan sendiri. Cari tahu sebanyak mungkin tentang detail pekerjaan seseorang termasuk lewat internet biar dirimu tak melihatnya dari sisi enaknya saja.
2. Gak usah memberitahukan pendapatanmu

Kamu sudah tahu pendapatan orang lain bahkan tanpa perlu dirimu menanyakannya. Mungkin dia sendiri yang menyebutkannya atau orang terdekatnya yang bercerita. Gak ada kewajiban untukmu balas memberitahukan penghasilanmu per bulan.
Kamu boleh mengatakannya kalau cukup nyaman. Namun, sembunyikan saja informasi itu bila dirimu gak siap dengan kemungkinan tanggapan orang lain yang kurang mengenakkanmu. Seperti ekspresi keterkejutannya yang bikin kamu merasa pendapatanmu terlalu rendah dan memalukan. Seakan-akan dirimu tidak bisa mencari pekerjaan lain dengan gaji yang lebih tinggi.
Meski seseorang bertanya nominalnya, kamu dapat memberikan rentang yang cukup lebar supaya ia sulit menebak angka pastinya. Atau, kamu hanya berkata alhamdulillah yang menjadi tanda bahwa berapa pun nilainya, dirimu benar-benar mensyukurinya. Tanpa orang lain tahu berapa pastinya penghasilanmu, minimal kamu terhindar dari komentar yang gak ingin didengar.
3. Berhemat sehingga hidupmu terlihat dan terasa baik-baik saja

Hidup hemat memang membuatmu tidak terlihat kaya raya. Banyak orang akan memandangmu sebagai kelas menengah saja. Tidak kekurangan secara materi, tapi juga tak berlebih. Namun, hidup hemat menghindarkanmu dari masalah-masalah keuangan yang serius dan terdengar oleh orang lain.
Pengelolaan keuangan yang cermat memastikanmu tetap mampu memenuhi berbagai kebutuhan dengan baik. Orang tak sampai melihatmu dikejar-kejar penagih utang padahal gaya hidupmu tergolong mewah. Meski banyak orang terlihat jauh lebih kaya darimu, kondisi keuanganmu yang stabil membantu menjaga kepercayaan diri.
Soal besaran pendapatan orang lain pun menjadi tak terlalu penting lagi buatmu. Kamu cukup mengetahuinya, tetapi gak berfokus ke situ. Ada yang lebih penting daripada dirimu mengetahui kondisi keuangan orang lain. Yaitu, memastikan keamanan finansial sendiri berapa pun penghasilanmu saat ini.
4. Tidak mengukur segala hal dari besar atau kecilnya gaji

Cegah dirimu berpikir segala hal di dunia adalah tentang uang yang banyak. Seperti makin banyak uangmu berarti kamu bakal makin bahagia. Atau, kesuksesan semata-mata diukur dari banyaknya pendapatan. Tidak ada keberhasilan di luar itu. Pandangan yang menjadikan uang sebagai standar tunggal begini mesti dijauhi.
Luaskan pandanganmu dengan memahami bahwa orang kaya raya yang hidupnya penuh masalah juga ada. Terdapat pula orang-orang hebat yang membagikan hal-hal bermanfaat seperti ilmu hingga ke pelosok-pelosok meski penghasilan tak seberapa. Tindakan heroik seperti ini yang tidak mampu dilakukan oleh semua orang tak pantas dikesampingkan.
Punya uang yang cukup guna memenuhi berbagai kebutuhan tentu penting. Namun, jangan menjadikan uang sebagai satu-satunya ukuran dalam hidup. Kamu bahkan bisa menyederhanakan keberhasilan sebagai tidak bergantung secara keuangan pada siapa pun tanpa peduli berapa pastinya nominal penghasilanmu.
5. Mulai berusaha mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi

Jika pun kamu merasa terusik mengetahui pendapatan orang lain lebih besar, boleh sekali untukmu mencoba menyetarakan penghasilan kalian. Akan tetapi, jangan terlalu ambisius dan berpikir ini harus terwujud secepat mungkin. Ambisi yang berlebihan dan waktu yang gak realistis hanya akan membuatmu tertekan.
Cukup jadikan pengetahuanmu atas pendapatan orang lain sebagai motivasi untukmu memperbaiki nasib. Mulailah mengincar kenaikan pangkat apabila selama ini kamu terlalu santai dalam bekerja. Cari tahu kualifikasi apa saja yang diperlukan untukmu bisa naik jabatan. Dapat pula kamu bekerja sampingan yang penghasilannya lumayan.
Ikuti prosesnya dan apa pun hasilnya nanti, jangan menjadikan pendapatan temanmu sebagai patokan yang kaku. Kalaupun kamu gak berhasil menyetarakan pendapatan kalian, paling tidak selisihnya sudah tak terlalu jauh. Tujuan utamamu jangan berlomba gaji dengan siapa pun. Cukup memperbaiki nasibmu dari segi finansial.
6. Tanyakan pada diri sendiri, kamu ingin seberapa kaya?

Pertanyaan ini penting agar kamu dapat menguatkan kembali tujuan keuangan yang sempat goyah ketika mengetahui pendapatan orang lain lebih tinggi. Semua orang mungkin ingin kaya. Tetapi kira-kira berapa kekayaan yang bisa membuat hidupmu lebih nyaman?
Kalau pertanyaan ini dijawab dengan pikiran yang tenang, boleh jadi kamu gak menginginkan kekayaan yang begitu besar. Jika hartamu terlalu banyak mungkin hanya membuatmu merasa takut. Tidak apa-apa bila target kekayaanmu cukup sampai bisa menopang seluruh orang yang menjadi tanggunganmu serta hidup layak selepas pensiun.
Kamu tak bermimpi punya mobil mewah, rumah 3 lantai yang luas, atau berwisata ke luar negeri melulu. Mengetahui dengan jelas gambaran kekayaan yang diharapkan membantumu untuk gak terlalu memikirkan penghasilan orang lain yang jauh lebih besar. Selagi pendapatanmu sudah memungkinkan buat mencapai tujuan keuangan pribadi, kamu sudah tenang.
Membandingkan penghasilan sendiri dengan orang lain lebih banyak akibat negatifnya. Jika pendapatanmu lebih besar takutnya kamu menjadi sombong. Sementara apabila gajimu lebih kecil nanti dirimu sulit bersyukur dan menikmati hidup. Kalaupun kamu telanjur mengetahui penghasilan orang lain, tak usah terlalu memikirkannya.



















