11 Faktor Risiko Tekanan Darah Tinggi serta Gejalanya

Kenali dua penyebab umum yang memicu hipertensi

Berbagai masalah kesehatan, seperti penyakit jantung, dipicu oleh hipertensi atau tekanan darah tinggi. Itu adalah kondisi tingginya tekanan darah terhadap dinding pembuluh darah dalam jangka panjang.

Tekanan darah ditentukan oleh jumlah darah yang dipompa jantung serta resistensi terhadap aliran darah di arteri. Semakin banyak darah yang dipompa jantung, semakin sempit, dan semakin tinggi tekanan darah.

Ada dua nomor dalam pembacaan tekanan darah, yang ditandai dengan satuan milimeter air raksa (mm Hg). Angka pertama atau atas mengukur tekanan di arteri saat jantung berdetak. Sedangkan angka kedua atau bagian bawah mengukur tekanan di arteri di antara detak jantung.

Setiap orang bisa saja memiliki tekanan darah tinggi selama bertahun-tahun tanpa gejala. Jika tidak terkontrol, tekanan darah tinggi meningkatkan risiko masalah kesehatan yang serius, seperti serangan jantung dan stroke.

Kabar baiknya, tekanan darah tinggi dapat dideteksi dengan mudah. Saat kamu tahu tekanan darah dalam tubuhmu tinggi, maka itu waktu yang tepat untuk berkonsultasi dengan dokter agar bisa mengontrolnya.

Berikut ini beberapa informasi seputar tekanan darah tinggi yang perlu kamu ketahui, dikutip dari Mayo Clinic.

Baca Juga: Makan Yoghurt Bisa Turunkan Risiko Hipertensi? Ini Faktanya!

1. Apa saja gejala hipertensi?

11 Faktor Risiko Tekanan Darah Tinggi serta Gejalanyailustrasi tekanan darah tinggi atau hipertensi (pixabay.com/stevepb)

Banyak orang yang mengalami tekanan darah tinggi tanpa gejala atau tanda fisik. Termasuk bagi orang yang terbaca mencapai tekanan yang sangat tinggi.

Pada sebagian orang, tekanan darah tinggi mungkin memicu sakit kepala, sesak napas atau mimisan. Namun gejala seperti itu tidak spesifik dan biasanya tidak terjadi sampai tahap tekanan darah tinggi sudah parah atau mengancam jiwa.

Sebaiknya kamu mengecek tekanan darah setidaknya setiap dua tahun, mulai dari usia 18 tahun. Kalau umurmu di atas 40 tahun, atau usia di bawah itu namun dengan risiko tinggi hipertensi, berkonsultasilah ke dokter.

Tekanan darah umumnya harus diperiksa di kedua lengan untuk menentukan apakah ada perbedaan. Penting untuk menggunakan manset lengan dengan ukuran yang sesuai.

2. Kenali dua jenis penyebab tekanan darah tinggi

11 Faktor Risiko Tekanan Darah Tinggi serta Gejalanyailustrasi nyeri jantung (freepik.com/user5679684)

Secara umum, ada dua penyebab tekanan darah tinggi. Yang pertama hipertensi primer, sedangkan satu lagi hipertensi sekunder.

Hipertensi primer

Bagi kebanyakan orang dewasa, tidak ada penyebab tekanan darah tinggi yang dapat diidentifikasi. Jenis tekanan darah tinggi ini, yang disebut hipertensi primer, cenderung berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun.

Hipertensi sekunder

Beberapa orang memiliki tekanan darah tinggi yang disebabkan oleh kondisi yang mendasarinya. Jenis tekanan darah tinggi ini, yang disebut hipertensi sekunder, cenderung muncul tiba-tiba dan menyebabkan tekanan darah lebih tinggi daripada hipertensi primer.

Berbagai kondisi dan obat-obatan dapat menyebabkan hipertensi sekunder, termasuk:

  • Apnea atau henti nafas secara berulang saat tidur
  • Penyakit ginjal
  • Tumor kelenjar adrenal
  • Masalah tiroid
  • Cacat bawaan tertentu di pembuluh darah
  • Obat-obatan tertentu, seperti pil KB, obat flu, dekongestan, pereda nyeri yang dijual bebas, dan beberapa obat resep
  • Obat-obatan terlarang, seperti kokain dan amfetamin
  • Obat-obatan dan suplemen yang dapat meningkatkan tekanan darah

3. Waspadai 11 faktor risiko hipertensi

11 Faktor Risiko Tekanan Darah Tinggi serta Gejalanyap2ptm.kemkes.go.id

Berikut ini beberapa faktor risiko tekanan darah tinggi yang patut kamu waspadai:

  • Usia. Risiko tekanan darah tinggi meningkat seiring bertambahnya usia. Sampai sekitar usia 64 tahun, tekanan darah tinggi lebih sering terjadi pada pria.
  • Ras. Tekanan darah tinggi sangat umum di antara orang-orang keturunan Afrika, sering berkembang pada usia lebih dini daripada pada orang kulit putih. Komplikasi serius, seperti stroke, serangan jantung dan gagal ginjal, juga lebih sering terjadi pada orang-orang keturunan Afrika.
  • Riwayat keturunan. Tekanan darah tinggi cenderung diturunkan dalam keluarga.
  • Kelebihan berat badan atau obesitas. Semakin berat timbangan tubuhmu, semakin banyak darah yang kamu butuhkan untuk memasok oksigen dan nutrisi ke jaringan tubuh. Saat jumlah aliran darah melalui pembuluh darah meningkat, begitu juga tekanan pada dinding arteri.
  • Tidak aktif secara fisik. Orang yang tidak aktif cenderung memiliki detak jantung yang lebih tinggi. Semakin tinggi detak jantungmu, semakin keras dia harus bekerja dengan setiap kontraksi dan semakin kuat gaya pada arteri. Kurangnya aktivitas fisik juga meningkatkan risiko kelebihan berat badan.
  • Merokok. Kebiasaan ini tidak hanya meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu, tetapi bahan kimia dalam tembakau dapat merusak lapisan dinding arteri. Hal ini dapat menyebabkan arteri Anda menyempit dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Asap rokok juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
  • Terlalu banyak garam. Terlalu banyak natrium dalam makanan dapat menyebabkan tubuh menahan cairan, yang meningkatkan tekanan darah.
  • Terlalu sedikit potasium. Kalium membantu menyeimbangkan jumlah natrium dalam seltubuh. Keseimbangan potasium yang tepat sangat penting untuk kesehatan jantung yang baik. Jika kamu tidak mendapatkan cukup kalium dalam makanan, atau kamu kehilangan terlalu banyak kalium karena dehidrasi atau kondisi kesehatan lainnya, natrium dapat menumpuk di dalam darah.
  • Minum alkohol. Seiring waktu, minum banyak dapat merusak jantung. Minum lebih dari satu gelas sehari untuk wanita dan lebih dari dua gelas sehari untuk pria dapat mempengaruhi tekanan darah.
  • Stres. Tingkat stres yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah sementara. Kebiasaan yang berhubungan dengan stres seperti makan lebih banyak, menggunakan tembakau atau minum alkohol dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah lebih lanjut.
  • Kondisi kronis tertentu. Kondisi kronis tertentu juga dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, termasuk penyakit ginjal, diabetes, dan sleep apnea.

Meskipun tekanan darah tinggi paling sering terjadi pada orang dewasa, anak-anak mungkin juga berisiko. Untuk beberapa anak, tekanan darah tinggi disebabkan oleh masalah pada ginjal atau jantung. Tetapi untuk banyak anak-anak, kebiasaan gaya hidup yang buruk - seperti pola makan tidak sehat dan kurang olahraga - berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi.

4. Komplikasi pada hipertensi

11 Faktor Risiko Tekanan Darah Tinggi serta Gejalanyailustrasi cek tekanan darah (freepik.com/pressfoto)

Tekanan berlebihan pada dinding arteri akibat tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah serta organ . Semakin tinggi tekanan darah dan semakin lama tidak terkontrol, semakin besar kerusakannya.

Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan komplikasi termasuk:

  • Serangan jantung atau stroke. Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pengerasan dan penebalan pembuluh darah (aterosklerosis), yang dapat menyebabkan serangan jantung, stroke atau komplikasi lainnya.
  • Aneurisma. Peningkatan tekanan darah dapat menyebabkan pembuluh darah melemah dan menonjol, membentuk aneurisma. Jika aneurisma pecah, itu bisa mengancam jiwa.
  • Gagal jantung. Untuk memompa darah melawan tekanan yang lebih tinggi di pembuluh diri, jantung mesti bekerja lebih keras. Hal ini menyebabkan dinding ruang pemompaan jantung menebal (hipertrofi ventrikel kiri). Akhirnya, otot yang menebal mungkin mengalami kesulitan memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh, yang dapat menyebabkan gagal jantung.
  • Pembuluh darah yang melemah dan menyempit di ginjal. Ini dapat mencegah organ-organ ini berfungsi secara normal.
  • Pembuluh darah di mata menebal, menyempit atau robek. Hal ini dapat mengakibatkan kehilangan penglihatan.
  • Sindrom metabolik. Sindrom ini adalah sekelompok gangguan metabolisme tubuh, termasuk peningkatan ukuran pinggang, trigliserida tinggi, penurunan kolesterol high-density lipoprotein (HDL) (kolesterol "baik"), tekanan darah tinggi dan kadar insulin tinggi. Kondisi ini membuatmu lebih mungkin terkena diabetes, penyakit jantung dan stroke.
  • Masalah dengan memori atau pemahaman. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol juga dapat memengaruhi kemampuan untuk berpikir, mengingat, dan belajar. Masalah dengan memori atau pemahaman konsep lebih sering terjadi pada orang dengan tekanan darah tinggi.
  • Demensia. Arteri yang menyempit atau tersumbat dapat membatasi aliran darah ke otak, yang menyebabkan jenis demensia tertentu (demensia vaskular). Stroke yang mengganggu aliran darah ke otak juga dapat menyebabkan demensia vaskular.

Baca Juga: 5 Faktor Risiko Penyakit Ginjal Kronis, Hipertensi Salah Satunya

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya