Bayao Nibalu, Kue Manis Berstatus Warisan Budaya Takbenda Indonesia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dari sekian banyak penganan tradisional asal Sulawesi Selatan (Sulsel), salah satu yang menarik adalah bayao nibalu. Dari warna, sekilas memang mengingatkan pada cucuru' bayao.
Keduanya memang sama-sama berbahan dasar kuning telur. Namun perbedaannya terletak pada bentuk.
Bayao nibalu secara harafiah berarti "(kue adonan) telur yang dibalut." Mirip dadar gulung atau kaddo' boddong, namun lebih sering tanpa isian. Tetapi belakangan, beberapa daerah memperkenalkan varian baru dengan rasa yang tidak kalah enaknya.
1. Berbahan dasar campuran kuning telur dan vanili
Cara pembuatannya cukup mudah. Beberapa butir telur disiapkan sesuai kebutuhan. Pecahkan, lalu pisahkan kuning telur dari kulit ari hingga benar-benar bersih. Ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas adonan.
Setelahnya, kuning telur dikocok dan ditambah pewarna kuning agar terlihat makin cerah. Campur dengan vanili untuk menghilangkan bau amis. Sembari mengocok kuning telur, larutan gula pasir dimasak dalam wajan sampai mendidih. Jika telah berbuih, turunkan panas api kompor hingga sedang.
Adonan siap dibuat. Ambil kira-kira satu sendok sayur kuning telur, masukkan ke dalam larutan gula. Lapisan bayao nibalu nan legit pelan-pelan akan terbentuk.
2. Bisa ditambahkan daging durian sebagai isian
Setelah permukaan wajan sudah penuh, api kompor harus dibesarkan agar adonan matang. Memasaknya tak perlu lama, sebab bayao nibalu ini rentan melepuh.
Jika sudah matang, angkat adonan-adonan tersebut dan tiriskan. Gulung kedua sisinya selagi panas. Selanjutnya, siram air gula ke atasnya. Selain sebagai penambah rasa, larutan tersebut menjaga bayao nibalu agar tidak kering.
Oh iya, bayao nibalu punya varian lain. Beberapa daerah di Sulsel menggunakan daging durian yang telah dihaluskan sebagai isi kue. Legitnya adonan seolah berpadu serasi dengan rasa buah tropis tersebut.
Baca Juga: Resep Pisang Epe Manis Khas Makassar untuk Sajian Buka Puasa
3. Jadi unsur penting dalam ritual Appakanre Bunting
Bayao nibalu ini merupakan menu wajib di acara pernikahan Bugis. Dalam ritual Appakanre Bunting yang digelar malam sebelum pernikahan, orangtua mempelai perempuan akan menyuapi anak mereka dengan kue tersebut bersama beberapa penganan manis lain.
Ritual tersebut tak lain perlambang harapan akan manisnya rumah tangga yang akan dijalani, rezeki melimpah serta "serah terima" tanggung jawab dari orangtua ke mempelai laki-laki. Karena menjadi unsur penting ritual pernikahan Bugis- Makassar, kue ini ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Kemdikbud pada 2011 lalu.
Tapi tak perlu menunggu acara nikahan untuk merasakan enaknya kue tersebut. Saat ini sudah banyak yang menjajakannya dengan harga antara Rp4.000 sampai Rp6.000 per buah. Dengan rasa manisnya, bayao nibalu cocok menjadi santapan saat berbuka puasa.
Baca Juga: Legitnya Kaddo Boddong, Camilan Buka Puasa Khas Sulawesi Selatan