Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Lupakan Mitos Lama! Inilah 4 Fakta Baru tentang Zona Rasa di Lidah

ilustrasi makan es krim (pexels.com/ROMAN ODINTSOV)

Tahukah kamu bahwa apa yang selama ini kita pelajari tentang zona rasa di lidah ternyata gak sepenuhnya benar? Mungkin kamu ingat diagram lidah dari pelajaran sekolah, lidah dengan zona-zona rasa seperti manis di ujung, asin di sisi depan, asam di sisi belakang, dan pahit di bagian belakang. Diagram ini sudah menghiasi ratusan buku teks selama beberapa dekade. Namun, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa rasa sebenarnya jauh lebih kompleks dari yang diajarkan dulu.

Mitos ini bermula dari interpretasi salah sebuah grafik dalam disertasi ilmiah pada tahun 1901. Temuan ini kemudian diperkuat oleh buku yang ditulis psikolog Edwin Boring, yang menyebarkan ide zona rasa melalui diagram lidahnya.

Namun, apa yang sebenarnya ditemukan para ilmuwan adalah bahwa semua bagian lidah memiliki kemampuan untuk mendeteksi berbagai rasa. Penasaran dengan fakta-fakta baru tentang lidah dan rasa? Yuk, simak penjelasan berikut yang dirangkum dari laman BBC!

1. Rasa bisa terdeteksi di semua bagian lidah

ilustrasi makan pizza (pexels.com/braden chilton)

Meskipun beberapa bagian lidah memang sedikit lebih sensitif terhadap rasa tertentu, semua bagian lidah sebenarnya mampu mendeteksi rasa manis, asin, asam, pahit, dan bahkan umami. Menurut Steven Munger, seorang ahli rasa dari University of Florida, perbedaan sensitivitas ini sangat kecil. Jadi, jangan percaya lagi kalau rasa manis hanya terdeteksi di ujung lidah saja, ya.

Selain itu, rasa gak hanya terdeteksi di lidah. Penelitian menunjukkan bahwa kamu juga bisa merasakan rasa di langit-langit mulut dan bahkan tenggorokan. Jadi, sistem deteksi rasa ternyata lebih luas daripada yang pernah kita bayangkan.

2. Lidah memiliki ribuan sel reseptor rasa

ilustrasi makan mi (pexels.com/Matt Hardy)

Kamu mungkin bertanya-tanya bagaimana rasa bisa terdeteksi. Ternyata, lidahmu memiliki sekitar 8.000 kuncup rasa (taste buds), dan setiap kuncup rasa mengandung campuran sel reseptor untuk mendeteksi semua jenis rasa. Menurut Charles Zuker dari University of California, San Diego, setiap sel reseptor ini dirancang khusus untuk mengenali satu rasa tertentu, seperti manis atau pahit.

Dengan kata lain, semua kuncup rasa bekerja sama untuk mengirimkan pesan rasa ke otakmu melalui dua saraf kranial. Menariknya, bahkan jika salah satu saraf ini dianestesi, seperti saraf di bagian depan lidah, kamu masih bisa merasakan rasa manis.

3. Umami, rasa yang membuat makanan gurih lebih lezat

ilustrasi taburan keju (pexels.com/Nadin Sh)

Kamu mungkin sudah akrab dengan empat rasa utama: manis, asin, asam, dan pahit. Tapi tahukah kamu bahwa ada rasa kelima yang disebut umami? Umami adalah rasa gurih yang sering kita rasakan dalam makanan seperti keju parmesan atau daging panggang.

Rasa ini adalah penemuan yang relatif baru dalam dunia sains rasa. Jadi, kalau kamu merasa gak bisa berhenti makan makanan gurih favoritmu, itu karena umami membuat makanan terasa lebih nikmat dan ‘nendang’.

4. Otak memiliki peran penting dalam mengenali rasa

ilustrasi tikus percobaan (pexels.com/Pixabay)

Lidahmu memang ahli dalam mendeteksi rasa, tapi sebenarnya otaklah yang benar-benar memahami rasa tersebut. Pada tahun 2015, tim peneliti di Columbia University menemukan bahwa tikus memiliki sel otak spesifik yang merespons masing-masing rasa. Hal ini menunjukkan bahwa otak bekerja sama dengan lidah untuk memproses dan memahami sensasi rasa.

Setiap rasa memiliki jalur saraf dan neuron tersendiri, sehingga ketika kamu merasakan sesuatu, otakmu langsung tahu apakah itu manis, asin, atau rasa lainnya. Jadi, lidahmu bukanlah satu-satunya pemain utama dalam perjalanan rasa ini.

Jadi, sekarang sudah tahu, ya, bahwa mitos tentang zona rasa di lidah hanyalah kesalahpahaman yang berkembang selama bertahun-tahun. Lidahmu sebenarnya jauh lebih kompleks dari yang diajarkan di sekolah dulu. Semua bagian lidah dapat merasakan berbagai rasa, dan peran otak sangat penting dalam memproses rasa tersebut.

Dengan pengetahuan ini, semoga kamu gak lagi terjebak dalam mitos lama tentang zona rasa. Selamat menikmati makananmu dengan pemahaman baru yang lebih ilmiah dan mendalam!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Riva Khodijah
EditorRiva Khodijah
Follow Us