5 Alasan Ilmiah Kenapa Kamu Lebih Suka Makanan Manis atau Asin

Kamu mungkin pernah sadar kalau selera ngemilmu cenderung condong ke satu arah: manis banget atau asin banget. Ada tipe orang yang gak bisa jauh-jauh dari cokelat dan es krim, tapi ada juga yang kalau stres malah langsung nyari keripik atau kentang goreng. Padahal dua jenis makanan ini punya rasa dan efek yang berbeda di lidah. Lalu kenapa bisa gitu, ya?
Ternyata preferensi kamu terhadap makanan manis atau asin bukan cuma soal selera biasa, lho. Ada penjelasan ilmiah di balik kenapa kamu lebih condong ke salah satunya. Mulai dari pengaruh hormon, memori masa kecil, sampai sinyal tubuh tentang apa yang sedang kamu butuhkan.
Berikut lima alasan ilmiah kenapa kamu lebih suka makanan manis atau asin.
1. Tubuh kasih sinyal kebutuhan energi atau elektrolit

Rasa ingin ngemil makanan manis atau asin sering kali datang karena tubuhmu sedang kekurangan sesuatu. Menurut Kantha Shelke, PhD, ahli pangan dari Johns Hopkins University, keinginan makan manis biasanya muncul karena tubuh butuh energi cepat. Gula bisa langsung meningkatkan kadar dopamin, zat kimia otak yang bikin kamu merasa senang dan puas.
Sebaliknya, keinginan makan asin bisa jadi tanda kalau tubuhmu kekurangan elektrolit, terutama natrium. Ini sering terjadi setelah kamu berkeringat banyak, entah karena olahraga atau cuaca panas. Jadi craving itu sebenarnya sinyal biologis, bukan cuma soal mood aja.
2. Otakmu suka “reward” dari rasa manis

Gula punya efek kuat di otak karena bisa langsung memicu pelepasan dopamin, zat kimia yang bikin kamu merasa “wah enak banget!”. Menurut penelitian, manusia secara alami punya preferensi terhadap rasa manis sejak bayi. Soalnya, air susu ibu (makanan pertama yang kamu konsumsi waktu lahir), punya rasa yang manis secara alami.
Inilah kenapa makanan manis terasa lebih “memuaskan” dibanding asin. Otakmu secara biologis sudah terprogram untuk cari rasa manis karena diasosiasikan dengan kenyamanan dan rasa aman sejak kecil.
3. Makanan asin bikin otak lebih tenang saat stres

Meskipun gak sekuat efek gula, makanan asin punya efek menenangkan juga, lho. Menurut Shelke, saat kamu lagi stres, rasa asin bisa mengaktifkan jalur di otak yang membantu kamu merasa lebih tenang. Jadi jangan heran kalau kamu sering nyari camilan asin pas lagi mumet kerjaan atau lagi bad mood.
Selain itu, garam juga meningkatkan rasa makanan secara keseluruhan. Jadi kalau kamu tipe orang yang suka sensasi “gurih banget”, kemungkinan besar kamu lebih sering craving makanan asin daripada manis.
4. Kebiasaan dan pengalaman masa kecil memengaruhi selera

Selera makanmu sekarang banyak dipengaruhi oleh apa yang sering kamu konsumsi waktu kecil. Misalnya, kalau dulu kamu sering dikasih biskuit manis atau permen sebagai reward, otakmu akan mengasosiasikan rasa manis dengan perasaan senang atau nostalgia.
Begitu juga sebaliknya. Kalau kamu tumbuh di keluarga yang sering ngemil keripik atau makanan asin saat nonton TV bareng, kamu bisa jadi lebih familier dan nyaman dengan rasa asin. Ini menunjukkan bahwa memori dan kebiasaan bisa menguatkan preferensi rasa kamu.
5. Kurang tidur dan stres bikin craving makin parah

Kurangnya tidur dan stres berlebihan bisa membuat sinyal lapar dan kenyangmu jadi gak stabil. Dalam kondisi ini, tubuhmu cenderung lebih cepat minta “hadiah cepat” dalam bentuk camilan, apalagi yang rasanya intens kayak manis atau asin. Gula dan garam bisa langsung memberi kepuasan instan, meski gak selalu baik untuk jangka panjang.
Shelke menyarankan agar kamu lebih memperhatikan gaya hidup seperti cukup tidur, minum air yang cukup, dan makan makanan seimbang untuk menekan craving berlebihan. Soalnya, craving yang dibiarkan terus bisa berujung pada konsumsi berlebih yang berisiko untuk kesehatan jantung dan tekanan darah.
Jadi, craving makanan manis atau asin ternyata bukan hal sepele. Di balik pilihan rasa favoritmu, ada pengaruh dari kondisi tubuh, hormon, memori masa kecil, sampai gaya hidup yang kamu jalani. Paham soal ini bisa bantu kamu lebih bijak dalam memilih makanan, terutama kalau kamu lagi pengin mulai hidup lebih sehat.
Gak masalah kok kalau kamu suka manis atau asin, asal tahu batas dan gak berlebihan. Ingat, tubuh kamu selalu kasih sinyal. Tinggal gimana kamu mau dengerin atau enggak.
Sumber:
https://www.chowhound.com/1841418/sweet-vs-savory-food-cravings/