Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Para staf kepelatihan Timnas U-22 di SEA Games 2023 saat mengamati pertandingan Thailand versus Vietnam di Prince Stadium Phnom Penh, Kamis 11 Mei 2023. (Dok. PSSI.org)
Para staf kepelatihan Timnas U-22 di SEA Games 2023 saat mengamati pertandingan Thailand versus Vietnam di Prince Stadium Phnom Penh, Kamis 11 Mei 2023. (Dok. PSSI.org)

Makassar, IDN Times - Ada hal menarik dari staf kepelatihan Timnas Indonesia U-22 yang saat ini terjun di cabang olahraga sepak bola putra SEA Games 2023 di Kamboja. Ada empat mantan pemain PSM Makassar yang masuk dalam staf kepelatihan pimpinan Indra Sjafri.

Mereka adalah duo asisten pelatih Bima Sakti dan Kurniawan Dwi Yulianto, pelatih kiper Sahari Gultom, serta Yeyen Tumena yang menjabat analis pertandingan. Keempatnya pun rutin "memata-matai" pertandingan calon lawan jika Garuda Muda sedang tidak bertanding.

Bagaimana sepak terjang mereka selama berseragam Juku Eja? Berikut ini IDN Times coba mengajak pembaca mengingatnya lewat pembahasan singkat.

1. Bima Sakti (1999-2001)

Bima Sakti Tukiman, dalam sesi latihan Timnas U-22 di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta pada Maret 2023. (Instagram.com/bimasakti_tukiman)

Membuka daftar pendek ini adalah Bima Sakti, gelandang yang memperkuat PSM Makassar selama dua musim yakni 1999-2000 dan 2000-01. Sosok kelahiran Balikpapan, 23 Januari 1976 tersebut menjadi pilar sentral dalam tim yang disebut duo Henk Wullems dan Syamsuddin Umar.

Direkrut dari Pelita Jaya, Bima langsung diberi jabatan kapten tim saat usianya masih 23 tahun. Bersama PSM, ia mempersembahkan trofi Liga Indonesia (Ligina) 1999-2000 dan mengantar Juku Eja melaju hingga babak 8 besar Kejuaraan Antarklub Asia 2000-01.

2. Kurniawan Dwi Yulianto (1999-2001)

Kurniawan Dwi Yulianto saat masih melatih Sabah FC di Liga Super Malaysia musim 2021. (Instagram.com/kurniawanqana)

Kurniawan Dwi Yulianto (KDY) juga tiba dalam gerbong pemain berlabel Timnas yang direkrut oleh Nurdin Halid, Ketua Umum PSM Makassar jelang Ligina 1999-2000. Ia datang bersama Bima Sakti, Aji Santoso serta Miro Baldo Bento. Si Kurus --julukan KDY-- langsung moncer di musim perdananya dengan mencetak 15 gol dan membawa PSM ke podium juara.

Dua musim di Makassar, penyerang yang dikenal gesit ini juga tampil di ajang Kejuaraan Antarklub Asia (cikal bakal Liga Champions Asia) 2000-01. PSM juga diantarnya finis sebagai juara turnamen Ho Chi Minh City Cup 2001.

3. Sahari Gultom (2001-02, 2003-04)

Sahari Gultom pada sesi latihan Timnas Indonesia Senior di Lapangan ABC SUGBK Jakarta, Desember 2020. (Instagram.com/saharigultom)

Pada musim 2001-02, PSM Makassar merekrut Sahari Gultom, yang akrab disapa "Ucok". Kiper jebolan PSMS Medan Junior itu diplot sebagai pelapis Hendro Kartiko dan Kurnia Sandy. Alhasil, ia hanya beberapa kali mendapat kesempatan sebagai starter.

Hal serupa terjadi saat ia meninggalkan PSM dan kembali pada Ligina 2003-04, di mana ia harus bersaing dengan kiper utama asal Chili yakni Sergio Vargas. Meski begitu, Ucok tetap sabar dan setia menunggu giliran untuk dimainkan.

Ia tercatat telah memperkuat 14 tim, termasuk PSM, sepanjang karir profesionalnya. Beberapa klub lain dalam CV-nya adalah Mastrans Bandung Raya, PSDS Deli Serdang, PSPS Pekanbaru, PSMS Medan, Persiraja Banda Aceh serta Kalteng Putra.

4. Yeyen Tumena (1995-2001)

Yeyen Tumena saat menjabat sebagai asisten pelatih kepala Bhayangkara FC pada Liga 1 2019. (Dok. Ofisial Bhayangkara FC)

Dalam daftar pendek ini, Yeyen Tumena adalah pemain yang paling lama berseragam merah marun yakni lima musim. Lulus dari program Primavera bersama Bima Sakti dan KDY, Yeyen memulai karier profesionalnya dengan PSM pada Ligina 1995-96. Meski baru berumur 19 tahun, Yeyen sudah dipercaya oleh M. Basri --pelatih PSM saat itu-- sebagai pilihan utama pos bek kiri.

Selama lima musim, pria kelahiran Padang, 16 Mei 1976 tersebut bisa mengantar PSM ke final Ligina sebanyak tiga kali. Yakni di musim 1995-96, 1999-2000 dan 2000-01. Sayang, dari tiga percobaan, hanya satu yang berbuah trofi yakni musim 1999-2000.

Editorial Team