Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Imran Nahumarury dan Malut United: Kisah Sensasional yang Tak Berakhir Manis

Imran Nahumarury saat masih melatih Malut United di ajang BRI Liga 1 musim 2024/2025. (Instagram.com/malutunitedfc)

Makassar, IDN Times - Kabar mengejutkan datang dari Malut United pada Senin lalu (16/6/2025). Meski berhasil membawa Laskar Kie Raha yang berstatus tim promosi finis di peringkat BRI Liga 1 2024/25, kontrak pelatih kepala Imran Nahumarury dan Direktur Teknik Yeyen Tumena diputus oleh manajemen. Keputusan ini disampaikan langsung oleh Direktur Utama PT Malut Maju Sejahtera, Dirk Soplanit, melalui unggahan di akun media sosial Instagram resmi klub. Keduanya dipecat lantaran disebut melakukan hal yang berlawanan dengan nilai klub.

"Surat pemecatan sudah kami kirimkan dan telah mereka terima. Keduanya terbukti melakukan pelanggaran berat yang tak bisa ditolerir karena bertentangan dengan filosofi, prinsip, dan tujuan klub,” ucap sosok yang juga pernah menjabat Direktur Utama PT. Liga Indonesia Baru (LIB) tersebut dalam keterangan tertulisnya.

"Keputusan ini kami ambil karena ingin menyelamatkan klub. Bagi kami, klub lebih besar dari semuanya," imbuh Dirk.

1.Imran Nahumarury (kiri) sebenarnya sudah meneken perpanjangan kontrak pada April 2025 lalu

Pelatih kepala Malut United yakni Imran Nahumarury (kiri) dan pemain Yance Sayuri (kanan) dalam jumpa pers pada 27 Desember 2024. (Dok. PT Liga Indonesia Baru)
Pelatih kepala Malut United yakni Imran Nahumarury (kiri) dan pemain Yance Sayuri (kanan) dalam jumpa pers pada 27 Desember 2024. (Dok. PT Liga Indonesia Baru)

Perpisahan tersebut sangat mendadak dan memicu diskusi hangat di kalangan pencinta sepak bola nasional. Apalagi Malut United telah memperbarui kontrak Imran dan Yeyen pada 15 April 2025 lalu. Saat itu, Willem D. Nanlohy selaku COO klub menyebut keduanya sebagai pilar penting dalam membangun fondasi klub sejak 2023. Penambahan masa bakti disebut sejalan dengan ambisi tim pelatih dan manajemen untuk membawa tim melaju lebih jauh, termasuk membangun sepak bola di Maluku Utara yang notabene adalah kampung halaman sang juru taktik.

"Target kami adalah bagaimana dalam setiap pertandingan tim bisa terus berprogres. Namun, jika ada kesempatan untuk naik ke atas, kenapa tidak? Maka dari itu, pemain harus fokus dan kerja keras karena kompetisi belum selesai," ungkap pemain Timnas Indonesia dekade 2000-an tersebut seperti dikutip dari laman resmi PT Liga Indonesia Baru (LIB).

Capaian finis di peringkat 3 BRI Liga 1 2024/2025 sekaligus mengamankan satu tiket ke ASEAN Club Championship (ACC) musim depan jelas menjadi prestasi sensasional untuk tim debutan itu. Tapi, keputusan Malut United berpisah dengan juru taktik yang sudah bersama mereka selama dua musim terakhir sudah bulat.

2. Performa impresif Malut United sukses menghidupkan kembali antusiasme sepak bola di Ternate

Pemain Malut United Cassio Scheid (kanan) menyundul bola ke gawang Persija di laga BRI Liga 1 di Stadion Gelora Kie Raha Ternate, Sabtu (28/12/2024).ANTARA FOTO/Andri Saputra
Pemain Malut United Cassio Scheid (kanan) menyundul bola ke gawang Persija di laga BRI Liga 1 di Stadion Gelora Kie Raha Ternate, Sabtu (28/12/2024).ANTARA FOTO/Andri Saputra

Di luar kontroversi yang menyertai kabar tersebut, Imran tetap sosok yang berjasa besar mengantar Malut United ke papan atas. Sebagai satu-satunya pelatih lokal di Liga 1 musim lalu, Imran melakukan pendekatan pada intensitas dan agresivitas dalam taktiknya. Pemahaman mendalamnya tentang karakter pemain lokal lewat psikologis, dalam beberapa kesempatan, juga disebut membentuk skuat yang solid.

Hasilnya? Malut United menunjukkan performa impresif. Mereka berhasil bukukan 15 kemenangan, 12 imbang, hanya menelan 7 kekalahan dari 34 pertandingan, dan mengoleksi total 57 poin. Mereka bahkan menahan imbang Persija Jakarta dan membekuk Persib Bandung. Rekor 13 laga tanpa sekalipun kalah sempat mereka torehkan. Permainan ofensif lewat tusukan tajam dari kedua sayap serta barisan gelandang kreatif menjadi resep utama laju kencang Malut United.

Hasil tersebut membuat tim tersebut menjelma sebagai poros kekuatan baru sepak bola di Indonesia Timur. Berkat penampilan moncer, para suporter berbondong-bondong menyaksikan langsung di Stadion Gelora Kie Raha Ternate. Dukungan masif dari masyarakat jadi pelecut motivasi bertanding Yakob Sayuri dan kawan-kawan. Total mereka mengumpulkan 65.781 penonton dari 13 laga kandang, atau rata-rata mencapai 5.060 pasang mata per laga.

3. Kini, suporter menunggu seperti apa wajah baru Laskar Kie Raha di musim depan

Aksi pemain Malut United, Wbeymar Angulo, dalam laga pekan ke-33 BRI Liga 1 2024/2025 melawan PSIS Semarang pada 16 Mei 2025. (Instagram.com/malutunitedfc)

Meski Imran melambungkan nama Malut United ke daftar elit sepak bola nasional, keputusan manajemen mengakhiri kerja sama menunjukkan adanya visi yang tak cuma dinilai dari capaian saat berkompetisi. Sebagai klub baru, mereka mengaku sudah memiliki tujuan pasti.

"Dua tahun ini kami belum berbisnis sama sekali. Kami fokus membangun branding klub dan menyiapkan semua infrastruktur untuk menjadi klub profesional. Setelah itu baru memikirkan pengembangan bisnis," jelas sosok yang pernah menjabat Exco PSSI tersebut.

Pernyataan ini mengisyaratkan Malut United sedang memasuki fase baru dalam tahap pengembangan klub. Perpisahan dengan Imran Nahumarury dan Yeyen Tumena, meski mengejutkan, tampaknya tak mengganggu proyek jangka panjang yang sedang mereka jalankan. Kini, suporter menanti siapa sosok pelatih dan direktur teknik baru Laskar Kie Raha.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aan Pranata
EditorAan Pranata
Follow Us