- Juara 1: USD 300.000
- Juara 2: USD 150.000
- Juara 3: USD 75.000
- Juara 5: USD 10.000
Holy, Petinju Sulsel Wakili Indonesia di Kejuaraan Dunia 2025 di Dubai

Makassar, IDN Times – Petinju muda andalan Sulawesi Selatan, Yosua Holy Masihor, kembali mencatatkan prestasi membanggakan. Ia terpilih mewakili Indonesia pada Kejuaraan Tinju Dunia IBA Men's World Championships 2025 yang digelar di Dubai, Uni Emirat Arab, pada 2–17 Desember 2025.
Holy, peraih medali emas kelas 54 kg pada PON XXI Aceh–Sumut 2024, juga baru saja mengamankan emas di ajang Kejuaraan Tinju Asia Empat Penjuru di Negeri Sembilan, Malaysia. Pada final, ia menundukkan petinju unggulan tuan rumah.
Holy mengaku telah mempersiapkan diri jauh hari, baik di Makassar maupun lewat pelatihan intensif di Jakarta. “Mohon doa seluruh rakyat Indonesia, khususnya masyarakat Sulsel. Semoga kami meraih hasil maksimal demi mengibarkan bendera Merah Putih dan membuat Indonesia Raya berkumandang,” kata Holy dalam keterangan yang diterima IDN Times, Senin (1/12/2025).
1. Holy dipanggil bersama sang ayah yang juga mantan petinju Timnas

Pengurus Pusat PERTINA juga memanggil Dufri Masihor, pelatih PERTINA Sulsel sekaligus ayah kandung Holy. Dufri merupakan mantan petinju Timnas Indonesia peraih medali emas SEA Games 1997 Jakarta. Holy dan Dufri telah bergabung dalam pemusatan latihan Timnas di Jakarta sejak 24 November 2025.
“Selain Holy dan Dufri, ada satu petinju Jawa Barat, Alfino Caesar Nanlohy. Holy turun di kelas 54 kg, sementara Alfino di 67–71 kg,” kata Ketua PERTINA Sulsel, Harpen Reza Ali, Minggu (30/11/2025).
Keduanya terakhir menyabet emas di Kejuaraan Tinju Empat Penjuru, Malaysia, pada September 2025. Holy juara di 54 kg, sedangkan Alfino di 75 kg.
Timnas direncanakan bertolak ke Dubai pada Minggu sore menggunakan maskapai Qatar Airways.
Kejuaraan dunia ini menyediakan hadiah pembinaan besar dari IBA, total USD 8,32 juta atau sekitar Rp138 miliar untuk 104 atlet dari 13 kelas.
Rinciannya:
2. Perjalanan panjang Holy: dari PON Papua hingga panggung dunia

Keikutsertaan Holy di ajang IBA bukan kali pertama. Pada 2023, ia tampil di kejuaraan yang sama di Tashkent, Uzbekistan — menjadi petinju Sulsel pertama yang tampil di level dunia.
Sebelum mengangkat emas di PON 2024, Holy sudah puluhan kali menjuarai kejuaraan nasional sejak masih junior. Pada debutnya di PON Papua 2021, ia meraih perunggu dan bertekad naik podium tertinggi pada PON berikutnya. Tekad itu ia wujudkan dengan mengalahkan petinju senior, Aldom Sugoro dari DKI Jakarta, pada final PON 2024.
“Mohon doa seluruh masyarakat Sulsel. Semoga atlet kebanggaan kita bisa pulang membawa hasil yang sempurna,” ujar Harpen.
Putra tokoh olahraga nasional A. Reza Ali itu juga menegaskan meski tanpa dukungan anggaran dari Pemprov Sulsel, pihaknya tetap mengirimkan atlet terbaik. “Semua demi nama baik dan harga diri orang Bugis,” tegasnya.
3. Pertina Sulsel minta pemerintah lebih peduli atlet berprestasi

Kejuaraan dengan hadiah besar ini menjadi peluang emas bagi Holy untuk mengukir prestasi sekaligus membawa nama Sulsel dan Indonesia di panggung dunia. Sekretaris PERTINA Sulsel, Sri Syahril, menilai kesempatan tampil di kejuaraan dunia merupakan momentum bersejarah bagi pembinaan tinju Sulsel.
“Ini bukan membawa nama pribadi saja, tetapi membawa nama Makassar, Sulsel, dan Indonesia. Kami berharap Pemprov Sulsel dan Pemkot Makassar bisa lebih peduli dengan atlet berprestasi,” ujarnya.
















