Psikolog: Mengemis, Anak Dipukul Jika Tak Bawa Uang Rp50 Ribu Sehari
Paksa anaknya mengemis, ibu di Makassar ditahan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Malang betul nasib bocah ZR. Di usianya yang baru 9 tahun, dia justru dipaksa mengemis oleh ibu kandungnya sendiri, M.
Kini sang ibu yang berusia 33 tahun itu dipenjara karena dugaan eksploitasi anak setelah M memaksa ZR mengemis dalam dua tahun terakhir. Psikolog yang kini mendampingi ZR mengungkapkan hasil pemeriksaan dan pendampingan.
Menurut psikolog pendamping, ZR selalu berusaha menjaga kestabilan emosinya supaya bisa tetap tahan banting atau kuat. "Dalam bahasa psikologinya, ekspresi emosinya itu dia buang jauh-jauh. Makanya dia tidak pernah mengeluh, dia tidak pernah senyum, dia berusaha menerima semuanya,” kata psikolog pendamping ZR, Haeriyah, Jumat (6/12).
Ya, setelah kasus eksploitasi anak itu terungkap, ZR menjalani proses pendampingan untuk pemulihan kondisi fisik dan mental di Rumah Aman Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Makassar.
Baca Juga: Paksa Anak Mengemis Selama 2 Tahun, Ibu di Makassar Jadi Tersangka
1. Bocah ZR dipukul sang ibu jika tidak berhasil membawa Rp50 ribu sehari
Kondisi psikologi ZR, menurut Haeriyah, dipengaruhi tekanan dari luar, yakni M sebagai orangtua. Orangtua mendoktrin anaknya agar mau kerja paksa sejak usianya dianggap matang agar dapat menghasilkan uang.
“Dia harus hasilkan uang minimal Rp50 ribu sehari. Bila dia tidak dapat itu, dia akan dipukul. Dia dapat jatah makan dua kali. Jam 7 pagi waktu berangkat dan nanti pulang dari mengamen jam 10 malam sebelum tidur. Dia tidur jam 10 malam setelah makan,” ungkapnya.
Setiap harinya, ZR dibiasakan bekerja tak mengenal waktu. Bagaimanapun kondisinya, ZR harus mendapatkan uang sesuai dengan perintah ibunya. Hasil penyelidikan polisi, ZR dipekerjakan salama dua tahun lamanya oleh M (33), ibu kandungnya.
Menurut Haeriyah, situasi di bawah tekanan setiap saat itulah, yang kemudian berdampak pada kondisi psikologi si anak. “Bisa kita bayangkan bagaimana jadinya kalau setiap hari hanya disuruh untuk kerja dan kerja. Tidak ada waktu bermain, belajar, dan bersosialisasi,” terangnya.
Baca Juga: Dua Tahun Paksa Anak Kandung Mengemis, Ibu di Makassar Ini Ditangkap