TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PBH Peradi Desak Pemecatan Sekdes Tersangka Asusila Anak di Bone

Diduga korbannya bukan cuma satu siswi

Ilustrasi Kekerasan pada Perempuan. (IDN Times/Aditya Pratama)

Makassar, IDN Times - Ketua Pusat Bantuan Hukum Perhimpunan Advokat Indonesia (PBH Peradi) Makassar Abdul Gafur mendesak Bupati Bone segera memecat sekretaris desa yang terlibat kasus asusila. 

Sebelumnya, Petugas Cybercrime Polda Sulawesi Selatan menangkap seorang sekdes dengan dugaan tindakan asusila kepada anak. Sekdes berinisial SA itu dilaporkan mengirimkan foto alat kelaminnya kepada seorang siswi SMA berusia 16 tahun.

"(MS) telah dinyatakan sebagai tersangka oleh polisi, karena perilakunya sebagai aparat desa telah melakukan tindakan asusila. Tapi sampai saat ini Pemda Bone belum ada pernyataan soal itu," kata Gafur dalam siaran persnya, Senin malam (6/2/2023).

Baca Juga: Kirim Foto Kelamin ke Siswi SMA, Sekdes di Bone Ditangkap

1. Diduga korban dari MS tidak hanya satu siswa saja

Ilustrasi pelecehan seksual (IDN Times/Aditya Pratama)

Polda Sulsel menangkap MS dengan dugaan tindakan asusila dan menjeratnya dengan pasal Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). MS diduga mengajak korban menjalin hubungan gelap dan berhubungan badan melalui obrolan di pesan WhatsApp. Bahkan MS dilaporkan mengirim gambar kelaminnya kepada korban.

Tim PBH Peradi Makassar menduga korban yang mengalami tindakan asusila oleh MS itu bukan cuma satu. Mengingat, tersangka ini pernah tercatat sebagai salah satu tenaga pengajar atau guru honorer di sekolah korban.

"Pelecehan ini dilakukan pada saat tersangka menjadi guru honorer dan menjadi dominan terhadap anak didiknya, sehingga sangat memungkinkan masih banyak korban yang tidak berani untuk mengungkapkan," ungkap Gafur.

2. Bupati Bone diharapkan tidak diam

Ilustrasi borgol. Dok. IDN Times

PBH Peradi Makassar menilai, seharusnya sejak awal kasus bergulir, Pemerintah Kabupaten Bone bersikap dengan bersuara dan membuat suatu pernyataan. Upaya lainnya bisa dengan membentuk tim di dinas terkait. Namun sejauh ini belum ada pernyataan resmi dari Pemkab maupun bupati soal kasus yang menjerat aparatnya.

"Hal yang membuat kami heran adalah oknum kepala desa di desa tersangka jabat Sekdes itu berusaha untuk mendamaikan antara korban dan pelaku, apakah itu penyelamatan masa depan anak?" ucap Gafur.

Menurut dia, lambannya pemerintah daerah menyikapi kasus asusila seperti ini bisa memancing kejadian yang lebih besar. Pemerintah juga dianggap seakan-akan menutup tirai kekerasan seksual di lingkungan sekolah.

"Menurut kami inilah awal dari munculnya spiral kekerasan seksual, utamanya dalam dunia Pendidikan di Bone," Gafur melanjutkan.

Baca Juga: Perahu Terbalik, Pemancing di Bone Ditemukan Tewas

Berita Terkini Lainnya