Upaya Seko Melepas Stigma Daerah dengan Tarif Ojek Sangat Mahal
Harga sewa ojek lebih mahal dari harga hasil bertani
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Luwu Utara, IDN Times - Selama ini daerah Seko di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, dilekatkan dengan anggapan sebagai daerah dengan tarif ojek motor sangat mahal: rata-rata Rp700 ribu sekali jalan. Sebab, dahulu, warga yang hendak menuju Seko dari Masamba, ibu kota kabupaten, dan sebaliknya, harus melintasi jalan curam berlumpur sepanjang 127 kilometer.
Medan jalan ekstrem menuju Seko tidak memungkinkan untuk bisa dilalui kendaraan roda empat. Praktis, pilihan transportasi hanya bertumpu pada sepeda motor yang sudah dimodifikasi menggunakan ban khusus trail. Sepeda motor seperti ini juga yang digunakan untuk mengangkut warga yang hendak membeli kebutuhan pokok di luar Seko.
Membeli kebutuhan pokok dengan menyewa ojek juga tidak mudah. Warga harus menempuh perjalanan 3-4 hari, tergantung cuaca, sebab medan jalan akan bertambah berat saat hujan tiba. Jika sudah begitu, warga terpaksa harus menginap di tengah perjalanan.
Untuk diketahui, Kecamatan Seko terletak di Pegunungan Kambuno dengan ketinggian 2.985 meter di atas permukaan laut. Saat ini, pemerintah tengah berupaya menghapus stigma tarif ojek mahal dengan membenahi infrastruktur jalan di Seko.
1. Tarif ojek di Seko tergantung pada kondisi cuaca
Menurut salah seorang warga Kecamatan Seko, Simon Sumonda, kondisi jalan menuju Seko membuatnya harus merogoh biaya sebesar Rp700 ribu per sekali jalan. Tetapi tarif yang dipatok untuk penumpang tergantung pada kondisi cuaca dan jarak perjalanan.
"Oh sewa ojek mahal, sekitar Rp.700.000-an. Tergantung pembicaraan dari awal dengan pengojek. Tapi minimalnya begitu," katanya saat berbincang dengan IDN Times di Seko pada Selasa, 31 Desember 2019.
Sebenarnya, pemerintah telah membangun fasilitas berupa bandara yang berlokasi di pusat Kecamatan Seko. Namun, jadwal penerbangan pesawat jenis Casa yang tidak tetap membuat warga lebih memilih moda transportasi darat.
Selain itu, jumlah penumpang yang bisa diangkut pesawat sangat terbatas sehingga warga harus membeli tiket jauh hari sebelum jadwal penerbangan. Karena itulah warga lebih memilih ojek karena frekuensi perjalanannya lebih sering.
"Kalau pesawat, daftar dulu baru bisa ke sana. Biasanya daftar seminggu dulu baru bisa berangkat. Ongkosnya juga lumayan mahal, sekitar Rp 350.000 - Rp 400.000 untuk perjalanan dari Seko ke Masamba. Tapi kalau saya, mana yang lebih cepat itu yang kita pakai karena tarifnya kan sama-sama mahal," kata laki-laki yang bekerja sebagai petani ini.
Simon menambahkan, durasi perjalanan dari Seko menuju Masamba atau sebaliknya tergantung dari kondisi jalan. Jika kondisi jalan baik, maka perjalanan lebih mudah dilakukan dan tiba lebih cepat. Tetapi jika kondisi jalan buruk, maka perjalanan akan semakin lama hingga membuat warga menginap di tengah perjalanan.
"Tapi tidak sama dulu dengan sekarang. Dulu sampai satu malam dua malam, sekarang karena sudah bagus jalan ya tinggal hitungan jam, biasa 4-5 jam kalau tidak ada hambatan. Kalau perjalanan hingga dua hari, kita harus nginap. Ada itu warung-warung pinggir jalan," kata Simon.
Baca Juga: Nurdin Janji Jalan di Seko Sudah Bisa Dilalui Mobil pada Desember 2019
Baca Juga: Menyusuri Jalur Ekstrem Sabbang-Seko di Luwu Utara